Erina pov.
Rasanya seperti mimpi, sulit untuk gue jelasin gimana perasaan gue saat ini. Campur aduk, tentunya. kini gue bisa bercanda tawa lagi bersama sahabat lama gue. Salamah Asyfaroh. Sahabat yang berhasil membuat gue sadar, bahwa baik buruknya pribadi seseorang itu bukan karena sifat mutlak yang nggak bakalan bisa di ubah. Bukan karena kutukan atau kodrat sejak lahir jika kita di lahirkan menjadi seseorang yang berperilaku menyimpang. Melainkan karena niat kita sendiri. Jika sejak awal saja niat kita sudah salah, maka tidak heran jika kita terus berusaha menutupi niat yang salah kita itu dengan berusaha meyakinkan semua yang sudah kita tutupi menjadi hal yang di benarkan. Semakin terjerumus, tentu.
Disinilah peran seorang teman di butuhkan. Seorang teman yang baik, dia yang gue kategorikan seperti Salamah. Bukan dengan paksaan dia ngajak gue kejalan mana yang memang seharusnya gue berjalan mendekati keridhoan-Nya. Dia yang sabar ngajarin gue gimana sih, sikap seorang perempuan muslimah itu ? Dan gue terharu. Secara gue ini Erina, cewek tomboy yang anti dengan hal keanggunan seperti islam menggambarkan seorang wanita. Bayangin aja gue nggak sanggup, apalagi mencobanya ? Merinding gue. Tapi anehnya itu gue merasa nyaman, nyaman deket dia. Kenyamanan yang sekarang kini gue buktiin dari penampilan gue. Yah walau awalnya gue juga sempat shok, kok masih ada perempuan seperti itu. Gue kira sosok bidadari itu cuman omong kosong orang kurker yang sering baca cerita fantasi. Nyatanya gue melihat sendiri.
Salamah, dia malaikat gue. Eist, tapi bedanya kalau di buku atau film-film sosok malaikat erat kaitannya dengan sosok peri yang bisa terbang. Cantik. Dan selalu bawa tongkat ajaib. Lain lagi dengan Salamah, dia itu sosok malaikat berjalan. Karena emang dia nggak punya sayap. Bukan malaikat bertongkat, tapi dia malaikat bercadar. Cadar yang lebih indah dimata gue, apalagi kalau yang memakai itu Salamah. Gue bisa pastikan kalau dialah wanita tercantik yang pernah gue temui. Sayang banget gue ini wanita. Andai gue laki-laki udah gue uber dia sampai keujung dunia. Heheh:D
****
5 tahun berlalu..
Matahari mulai menyingsing dari singgahsana kekuasaannya. Cahaya jingganya sungguh menyilaukan mata. Angin pun tak mau kalah, mulai berhembus kencang hingga sesekali membuat daun kering gugur ke tanah. Senja. Kata orang senja itu menyakitkan. Banyak pula yang beranggapan bahwa senja itu romantis. Entahlah, yang pasti senja itu seperti sebuah alarm. Yah dimana setiap yang indah pun tak akan bertahan lama. Dimana setiap kali ada pertemuan pasti akan ada perpisahan di penghujungnya. Dimana setiap usaha pasti akan ada hasil. Dimana setiap yang bernafas pun pada akhirnya akan kembali juga pada tempatnya (kematian).
Seperti halnya matahari, segarang apa cahaya sang matahari ia pun tahu waktu. Kapan waktunya ia akan kembali ke singgahsananya, dan kapan ia harus mulai menyongsong hari. Karena ia bukanlah satu-satunya penghuni langit. Ada bulan dan bintang yang akan menjadi penggantinya. Sama-sama berperan dalam kehidupan. Jika benda langit saja bisa tahu diri dan tahu batasannya, kenapa kita yang penghuni bumi ini tidak bisa ? Jika benda langit seperti matahari , bulan dan bintang saja bisa saling melengkapi dan bekerja sama. Kenapa kita penghuni bumi ini tidak bisa mencontoh mereka ? Bukankah manusia adalah khalifahnya bumi ? Lalu kenapa banyak dari kita yang tidak mencerminkan sifat seorang khalifah ? Muhasabah diri:)
(Oke, cerita tentang matahari dan bulannya udah dulu yah..kita kembali ke permasalahan awal, maaf Lilis suka ngelantur.)
Dua gadis tengah berbincang-bincang di tengah taman belakang panti asuhan. Dengan sesekali, mereka saling berpelukan melepas kerinduan masing-masing. Sesekali pula angin kencang itu meniup cadar gadis yang tengah meringkuk menahan terpaan angin yang semakin menusuk kulit tertutupnya.
"Gue bener-bener nggak nyangka bisa ketemu elo lagi, Sal. Uh, sumpah!! Gue seneng banget!!" Teriaknya histeris yang langsung ku hadiahi pelolotan mata. Ia segera sadar dan menutup mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di antara Tilawah dan Do'a
SpiritualKisah seorang wanita bernama Salamah Asyfaroh, yang terkubung dalam bayangan masa lalunya yang menyedihkan. Kehilangan keluarga dan orang-orang di sekelilingnya membuat dirinya selalu merasa sendiri. KOSONG!!! Sampai pada akhirnya dia melihat sisi l...