"Jangan pernah berpikir bahwa cintaku akan sirna ketika waktuku di dunia ini telah usai."
Ratna
««***»»
Untuk Galih,
Aku tulis surat ini, karena aku sudah tau insiden malam itu akan terjadi. Maafkan aku karena aku membiarkan diriku menjadi korban dan meninggalkanmu sendiri di dunia yang kejam ini.
Aku tak pernah menyesal atas perbuatan sahabatku ini. Aku tau hatinya sebenarnya sangat terluka melihat kita bersama. Melihat kita berbagi senyum setiap saat. Melihat kita berbagi suka dan duka setiap waktu.
Galih...
Jika aku diberi kesempatan oleh Tuhan, aku ingin bertemu denganmu sekali lagi. Aku ingin memelukmu dengan erat. Membisikan di telingamu bahwa aku ini baik-baik saja. Aku khawatir padamu sekarang. Carilah pengganti diriku secepatnya! Oke? Aku tak mau kau terus-terusan sendiri.
Hidupmu masih berlanjut Galih. Jadi semangatlah! Percayalah aku selalu berada di sisimu setiap saat. Kau masih punya impian bukan? Impianmu masih sama seperti dulu kan? Aku ingat ketika kau mengatakan bahwa kau ingin melamarku di Sungai Venezuela kelak. Dasar bodoh kau! Naik perahu saja kau sudah mabuk, bagaimana kau mau melamarku?
Oh iya, apa kau masih suka makan bakso di tempat favorit kita? Kau curang! Kau masih beruntung bisa makan bakso di sana. Mungkin setelah aku mati aku sudah tak akan bisa menikmati bakso bersamamu. Tapi tenang, aku masih bisa menemanimu kok!
Tetaplah minum susu sebelum tidur meskipun aku sudah tak mengingatkanmu untuk melakukannya! Ingat kan kau harus tumbuh tinggi agar bisa menjadi seorang pramugara? Satu lagi, jangan coba-coba kau bolos les Bahasa Inggris! Aku masih bisa mengawasimu! Ingat itu Galih!
Ini yang terakhir Galih, teruskanlah mimpimu itu. Aku tak ingin kau berhenti mencapai impianmu karena kepergian diriku ini. Percayalah, aku baik-baik saja! Uruslah dirimu sendiri oke? Jangan khawatirkan aku.
Aku mencintaimu selamanya...
Ratna
««***»»
"Dia tak berubah sama sekali." Galih menyeka air mata yang tak terbendung setelah membaca surat itu.
"Maafkan kami karena kami telat memberikan ini pada Kak Galih," ucap El.
"Hey, jangan membuat seolah-olah kalian bersalah atas semua ini! Aku sangat berterimakasih pada kalian semua karena telah menemukan surat ini!" Galih melepas seutas senyum yang diiringi air mata.
Dia Galih Putra Laksana. Kelas 12 IPA 1, salah satu mantan murid teladan di sekolah ini yang kemudian menjadi murid brandal sasaran guru BK. Sekarang El dan teman-temannya tahu kenapa Galih berubah menjadi murid yang berandal seperti sekarang. Dia kehilangan sosok yang sangat berarti di hidupnya.
««***»»
"Bagaimana kalian bisa menemukan surat ini?"
"Owh kalo itu..."
Flashback On
"Gimana kita mau nemuin surat itu coba? Kita aja gak tau Ratna nyelipin surat itu di buku apa? Ditambah lagi kita juga gak tau apakah buku itu sudah terbakar atau belum."
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN MANTAN BIASA [END] PROSES REVISI
Novela Juvenil"Semakin kuat usahaku untuk melupakanmu,semakin sulit hatiku untuk melepasmu" Inilah kisah El yang diputuskan pacarnya di hari anniversary mereka.Sakit hati,benci,dan tak terima adalah ungkapan El untuk hatinya ini.Tapi apalah daya,rasa cinta El leb...