Suasana kedai yang sangat ramai mulai dari pelanggan yang hanya membeli beberapa potong ayam goreng lalu pulang, ada pula yang memesan dan menikmatinya disini. Perbincangan antar pelanggan sambil menunggu hidangannya maupun antar pelayan yang sibuk mengantar dan mencatat pesanannya yang diiringi suara sepatu yang menghentak lantai ketika mereka mondar mandir. Aku dan Hisyam hanya terfokus dan melanjutkan perbincangan kami dengan asyik.
"Syam, ngomong-ngomong kapan kamu berangkat ke Jepang?"
"Kisaran bulan Maret akhir mungkin."
"Hm... masih 1 bulan lagi ya? Udah lengkap persiapannya?"
"Udah, termasuk les bahasa jepang juga."
"Tinggal Take off aja nih kesananya."
"Ini mas burgernya dua, ada yang lain?" Pelayan tadi menghampiri kami.
"Hm... Ini dulu aja mbak, terima kasih.."
"Lan, kamu nanti mau kemana? Buat nyibukin diri."
"Mau mendaki gunung gak?"
"Ya basing, kapan?"
"Dua hari lagi, sekalian istirahat dulu plus nyiapin berkas pendaftaran ulang."
"Buat apa? Kamu udah daftar universitas mana?"
"Aku lulus seleksi SNMPTN kemarin terus ngambil Kedokteran di Yogyakarta."
"Hooo, enak tinggal masuk pembelajaran aja."
"Ahaha... ya gitu deh, yaudah dimakan burgernya."
Selagi kami menikmati burger, aku melihat seorang gadis yang selalu memperhatikan Hisyam dari kejauhan. Ya, mungkin saja itu pacar, sepupu atau temannya tapi orang itu masih ragu kalo orang yang sedang makan burger didepanku itu benar-benar orang yang ingin dia temui atau bukan.
"Syam, kamu kenal gadis itu?" Mengalihkan pandangan dari Hisyam ke gadis itu.
"Siapa?" Menoleh kebelakang.
Gadis itu pun mengalihkan pandangannya ke hidangan didepannya.
"Wew, punya fans juga kamu lur?"
"Orang kayak saya mana punya fans. Muka pas-pasan kayak gini."
"Ya kali aja kan ada yang suka, soalnya kamu orangnya sedikit lucu."
"Gak mungkinlah dedel. Saya lho, kenal cewek aja nggak." Ucapnya dengan memutar burger untuk menggigit sisi lainnya.
Setelah beberapa saat, gadis tersebut langsung menghampiri Hisyam tepat sekali setelah ia selesai makan.
"Hei, kamu Djaval ya?" menepuk pundak Hisyam.
Mendengar hal tersebut aku langsung tersedak karna tertawa mendadak. Djaval? Siapa itu? Namanya lucu banget kupluk. Kemudian Hisyam segera mengoper minumanku yanng jaraknya agak jauh dari jangkauan tanganku.
"Lah, kamu siapa? Bisa kenal saya?"
"Aku Valentin Hope, masa kamu lupa?"
"Lah, saya kira Valentin Hope itu cowok. Soalnya dia selalu pake kata Gue sama Lu?"
"Oh.. Contohnya ini. Gak ada karangan yang bagus kalo Lu gak bisa milih kata dan menjelaskan latar secara detail."
"Hahaha... Iya, bener-bener. Ini beneran Valentin Hope. Sini duduk, ngobrol aja bentar."
Gadis itu langsung duduk tetap di bangku sebelah Hisyam.
"Siapa Syam?"
"Temen saya di situs novel online."