"Wi tau gak?" Tanya Viola. Tanpa menjelaskan apa yang ia maksudkan.
"Tau apa?" Jawab Dwi penasaran.
"Ternyata Cyan dulu." Viola menghela nafas panjang bersiap bercerita antusias tentang masa kecil Cyan. "Cyan dulu waktu SD kelas 3. Cyan suka makan telur bebek. Trus karna suka makan telur bebek dia curi telur bebek neneknya. Dan saat di pecahin ternyata..." Viola tertawa kecil membuat Dwi penasaran.
" Ternyata apa la?" Tanya Dwi
"Ternyata saat di pecahin udah jadi anak bebek. Tinggal tunggu waktu netes. Mana anak bebeknya bergerak pula. Hahahaha" viola tertawa dan juga Dwi di seberang telepon. "Dan dari situ cyan gak mau makan telur bebek lagi hahah" lajut Viola yang masih tertawa karena cerita cyan.
"Goblok tuh cyan. Kenapa juga nyuri telur bebek neneknya. coba aja beli. Hahahah" Dwi masih tertawa di sebrang sana.
"Terus terus di cerita lagi kalo dulu dia pernah di Gigit anjing." Ucap Viola membayangkaan bagaimana si Cyan di gigit Anjing.
"Cyan nya gak apa apa?" Tanya Dwi.
"Cyan nya gak apa-apa tapi anjingnya yang kasihan. Di terjang oleh Cyan. Sandis banget sumpah. Sampe sampe kaki anjing itu patah oleh cyan." Mata viola berair membayangkan betapa lucunya kerjadian itu.
"Hahaha." Kalimat Dwi terpotong oleh teriakan ibunya. " Eh bentar la. Mama gua manggil gua. Gua tutup ya. Bye" telpon Dwi menutup sekian detik.
Viola menatap lama telpon genggam nya. Melihat wallpaper bergambar wajah cyan. Yang di ambil diam-diam oleh Viola. Viola menatap dalam wajah cyan di Poto itu. Membayangkan apa artinya sebuah cerita dan cinta. Atau kah sebuah cinta tanpa rindu. Tapi yang jelas apa jadinya bila Viola tak bertemu cyan.
Viola bergumam "cyan aku rindu" tapi sebelum kalimat itu menggantung di langit-langit ruangan kamar Viola. Handphone Viola berdering, tercantum nama cyan di atas nomor itu. Viola antusias, membenarkan posisi tidurnya menjadi posisi duduk dengan memeluk guling.
"Halo cyan" sapa Viola.
"Haii. Kau rindu aku?. Sepertinya pasti." Ucap cyan yakin bahkan seyakin bulan merindukan bintang.
"Kau yakin sekali. Padahal aku tak meniup balon itu?" Jawab Viola. Memecahkan keyakinan cyan di sebrang sana.
"Iya karna hati ku yang sedang berbisik bahwa kau rindu aku juga. Dan Kau tau Viola. Aku rindu dengan mu. Sama seperti awan yang merindukan hujan, sama seperti burung hantu yang merindukan bulan. Sangat besar bahkan lebih besar dari pengungkapan itu. Viola aku yakin kerinduan ini akan membuat aku dan dirimu bertemu di dalam mimpi malam ini" cyan memberatkan suaranya. Memberikan sajak-sajak yang berisi pengungkapan rindu bahwa mereka telah lama tak jumpa. Padahal baru beberapa jam yang lalu.
"Terimakasih cyan tapi kau tau. Pengungkapan mu seperti kita telah lama tak bertemu." Viola menyembunyikan kerinduannya menyembunyikan detak jantung dan wajah merahnya di balik kalimat barusan.
Tak ada yang lebih baik di banding dengan sepasang kekasih yang saling rindu di tengah purnama. Tak ada lebih buruk dari sepasang kekasih yang saling mencintai di tengah malam. Kini itulah yang terjadi dengan Viola dan Cyan. Rindu menyeruak di sela-sela hati mereka.
"Jangan kau sembunyikan Viola. Karena aku tau sebuah hati tak akan berdusta bahwa ia rindu juga." Suara cyan tampak puitis menyusupkan nada nada rindu di setiap kata yang ia ucapkan.
"Baik lah cyan aku rindu juga dengan mu. Tapi hanya seperti pena yang sedang menulis cerita di atas kertas." Jawab Viola tersenyum di atas kasurnya, mendekap erat guling di pelukannya.
"Kenapa?" Tanya cyan singkat. Lebih penasaran dari apa pun soal Kalimat Viola barusan.
"Karena walaupun pena di pisahkan dengan keras oleh kotak pensil. Mereka akan selalu di pastikan bertemu seberapa lama itu terjadi." Detak jantung Viola menderu cepat wajah merahnya mewakili rindunya. Tangannya semakin mendekap erat guling itu.
"Sepertinya malam ini kita sedang saling rindu." Cyan kehabisan kata kata gombal. Kali ini ia yang di gombali oleh Viola.Sebenarnya Viola adalah anak yang bersikap akrab dan mudah berbaur dengan orang yang ia kenal dan nyaman dengan situasi itu. Itu lah mengapa baru beberapa hari cyan dan viola kencan Tapi kerena telah ada rasanya nyaman yang di rasanya oleh Viola. Viola keluar dari zona sebelumnya.
Apa lagi cyan yang memiliki sifat Sangat mudah mengambil hati seseorang. Cyan 1 dari spesies pria harmonis + gombal di dunia ini. Bahkan mungkin dia satu satunya pria dari 100 orang pria di SMA Viola. Tak ada yang tau. Yang penting cyan dan Viola adalah sepasang merpati putih yang akan membuat merpati lainya cemburu akan kedekatan mereka.
"Cyan, udah malam, ngantuk" kantuk Viola kali ini tak tertahankan. Dari tadi ia menahan kantung demi berbincang dengan cyan namun kali ini ia yang kalah oleh rasa kantuknya.
"Mau tidur?. Tapi aku ada permintaan, hanya permintaan kecil sebelum tidur." Cyan tersenyum di sebrang sana. Viola tak tau apa yang akan di minta cyan.
"Oke apa permintaan nya cyan?" Viola balik bertanya perasaan apa yang akan di pinta oleh Cyan.
Cyan meminta Viola mengambil novel karya sastrawan terkenal Indonesia. Entah dari mana Cyan tau kalo viola memiliki novel judul itu yang jelas viola hanya menurut. Setelah mengambil novel yang berbeda di rak sebelah kanan dari kasur Viola. Viola kembali duduk di kasur bersandar bantal di punggung nya. Viola menatap lambat cover novel berwarna merah maroon itu. Melihat detail gambar cover itu.
Cyan bertanya kepada Viola apakah ia sudah mengambil novel itu, viola mengiakan pertanyaan cyan barusan. Sebelum sempat Viola bertanya untuk apa mengambil novel itu Cyan lebih dulu meminta Viola untuk membuka salah satu bagian halaman di novel itu. Viola melanjutkan permintaan cyan. Viola semakin penasaran apa akan akan terjadi setelah ini apakah cyan akan meminta viola berdongeng sebelum tidur atau menyuruh Viola membaca halaman itu agar mudah tertidur. Entahlah cyan semakin membuat Viola penasaran.
"Baik lah kalau sudah baca. Dialog tokoh itu viola" cyan menahan tawa di sebrang sana. Viola tak tau ekspresi wajah cyan.
"Good night, mimpi indah ingat aku akan melindungi mu melalui mimpimu. Karena akan ada kekuatan keyakinan yang melakukannya, I LOVE YOU." Viola membaca dialog salah satu tokoh di novel itu. Mencerah setiap kata dari ucapan tokoh barusan.
"Viola anggap saja aku yang mengucapkan itu. Bukan karena aku tak berani melakukan nya hanya saja aku ingin membuat berkesan untuk mu. Aku akan menjaga mu di sini Viola. Tidurlah aku adalah pangeran mimpimu" nada suara cyan membulat membiarkan Kalimat-kalimat puitis itu mengalir dari tenggorokan ke mulut lalu di keluarkan begitu menawan. "I love you" ucap cyan sebelum menutup telepon.
Viola mematung menatap ke arah novel itu. Jantungnya berdetak kencang, wajah memerah kala itu. Semua sisi di hatinya berisi kaliamt cyan barusan. Tak ada pemikiran yang melandasi apa yang membuat Viola seperti ini namun hanya ada satu alasan yaitu Cyan.
"I love you cyan" bibir Viola bergerak seketika tak ada yang memerintah hanya saja hatinya yang berkata demikian melakukanya.
Viola melepaskan sandarannya lalu tidur dengan perasaan yang entah mau seperti apa pengungkapan nya.
#Haii. Maaf udah lama gak posting. Karena soal padat jadwal dan pemikiran dalam menulis jadi aku post ini sekarang.
Aku harap kalian menikmati tulisan ini. Jangan lupa vote and comentar.
-----------) tolong di share ya (----------
KAMU SEDANG MEMBACA
Cyan Dan Viola
RomanceHaini viola ia tau rasanya jatuh cinta. Bahkan dia tau rasanya di cintai atau mencintai saja. Namun kali ini bukan Tetang bangaimana cara ia mencintai atau di cintai. Ini lebih rumit bahkan lebih rumit dari hal itu. Datang orang yang mencintai k...