Eit, jangan jadi siders! Inikan Hari Raya, bintangnya itung2 jadi THR untuk saya🙏💰😂
Happy reading!!!
---
Cinta bisa mekar bila kau siram
Cinta bisa layu bila kau biarkan
Tepat seperti bunga
Dan akan dipetik orang lain bila tak kau jaga
~Dua Cincin~Sebenarnya berpura-pura bahagia tak lebih sulit dibanding berpura-pura tak peduli. Tapi jika hal sulit itu tak dilakukan, kapan lagi orang itu akan menghargai kepedulian kita?
Ratih membolak-balikkan tubuhnya di atas kasur. Sepagi ini dia sudah merasakan lapar. Dia ingin makan roti isi telur dengan saus tomat di dalamnya. Mungkin dia sedang mengidam.
Sebenarnya Ratih sudah bisa menyantapnya detik ini juga bila Raka tak sedang di dapur. Ratih cukup heran mengapa lelaki itu bersiap sepagi ini. Memangnya ada tugas apa di kantor? Pikir Ratih.
Bisa saja Ratih menyuruh bi Ranum, tapi Ratih takut buatan bi Ranum tak sesuai dengan seleranya. Jadi tadi Ratih putuskan untuk terjun ke dapur. Dan sayangnya ada Raka disana. Ia sedang duduk sambil menyantap roti dan segelas susu dihadapannya. Ratih masih terngiang pertengkaran mereka semalam. Dan ia masih enggan untuk berbicara dengan suaminya itu. Akhirnya disini Ratih sekarang, mengusap perutnya sambil menahan seleranya.
"Sabar ya sayang..." ucapnya pada perut yang masih rata itu.
Krrrk. Perut Ratih sudah menuntut untuk segera diisi. Dengan langkah berat ia kembali ke dapur. Tanpa sengaja mata mereka bertemu saat Raka sedang meneguk susunya. Tapi dengan cepat Ratih membuang pandangannya.
Perih itu masih ditempatnya. Jangan lirik aku dulu!
Raka mendesah saat melihat sikap Ratih. Ia kemudian berdiri lalu menatap punggung istrinya yang sedang membuka kulkas tersebut.
"Masih marah?" ucap Raka hati-hati. Tapi tak ada respon. Ratih berjalan ke arah kompor dengan saus dan telur di tangannya.
"Aku minta maaf. Aku menyesal." sambung Raka dengan rasa bersalahnya. Tetapi nihil, Ratih tetap bungkam.
"Aku harus berangkat sekarang. Aku pamit." ucap Raka menatap Ratih, ia masih berharap ada respon dari Ratih.
Setelah menunggu beberapa saat namun tetap didiamkan, Raka kemudian mengambil tas jinjingnya dan beranjak pergi. Ia terlihat tiba-tiba mengangkat ponselnya di sela langkahnya.
"Aku berangkat sekarang."
Kini Ratih menatap getir punggung suaminya itu. Entah sampai kapan dia tahan dengan kondisi seperti ini.
Apa ia harus tetap diam seperti ini terus? Atau harus bersuara namun belum tentu didengar?
💍💍💍
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Cincin (SEBAGIAN PART DIUNPUBLISH) Baca Ceritaku Yang On Going
RomanceFollow dulu baru baca ya, sobat gemas🧡 Ketika cinta harus diuji. Dengan apakah harus menaklukkannya? Ratih harus berbagi suami dengan Ratna, si wanita yang mengidap kanker stadium 3. Ditambah lagi dengan kehamilan Ratna yang membuat keluarga Raka a...