“Hentikan…” ucap Itachi dengan tenang, matanya memancarkan keseriusan.
“Apa??” Naruto bertanya-tanya, masih kebingungan dengan situasi di depannya.
“Kami datang ke sini atas perintah Hokage.” Ucap Pain dengan datar, memperjelas alasan mereka ada di sana.
“APA??!!” Naruto terperangah, matanya melebar tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.
Pain melanjutkan dengan tenang, “Dia meminta kami untuk membantumu. Jadi kau bisa mengalahkan pria bertopeng itu, hmm,” Deidara menambahkan, ekspresinya tetap sinis.
“Gyyaawww!!” Tanpa basa-basi, anggota Akatsuki langsung menyerang hewan-hewan summon yang dikerahkan oleh pria bermantel. Suara pertempuran bergema di sekitar mereka.
Si pria bermantel mengamati dengan tatapan bingung dan cemas. “Apa itu Akatsuki, kelompok ninja sewaan?” gumamnya, melihat bagaimana hewan-hewan summonnya ditaklukkan satu per satu oleh kekuatan Akatsuki.
Naruto, yang kini merasa ada sekutu yang kuat di sisinya, tersenyum, “Ini keren! Akatsuki adalah sekutu!”
Pria bermantel itu tidak membuang waktu, melempar beberapa kunai ke arah Naruto. Naruto dengan gesit menangkis serangan itu. “Jangan bercanda!” teriaknya, sambil berlari menjauh untuk menjaga jarak dan menyiapkan strateginya.
Sementara itu, di atas jembatan, Itachi dengan cekatan melepaskan ikatan di tangan Sakura. Sakura menatap Itachi dengan rasa terkejut dan bingung.
“Apakah ini juga termasuk ke dalam perubahan dunia ini?” gumam Tobi, mengamati situasi dengan penuh perhatian. “Aku tidak pernah menyangka Hokage akan meminta bantuan Akatsuki.”
Sakura yang mendengar ucapan Tobi pun tercengang, perlahan menyadari kenyataan yang aneh bahwa Akatsuki, kelompok yang dulu mereka anggap musuh, kini berdiri sebagai sekutu.
“Uchiha Itachi?” Sakura akhirnya berbicara, melihat sosok yang berdiri di depannya.
Itachi dan Tobi kini saling berhadapan, mata mereka beradu. Sebuah pemandangan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
“Dia bukan orang yang bisa dikalahkan dengan serangan fisik,” ucap Itachi dengan tenang, menganalisis wujud transparan Tobi. “Namun, pasti ada suatu cara…”
Dengan cepat, Itachi mengaktifkan sharingannya, bersiap menghadapi Tobi.
“Maksudmu kau bersedia mengorbankan api untuk mencoba melawan? Kau tetap saja seorang pengganggu,” ucap Tobi dengan tenang, dan dalam sekejap, matanya mulai memancarkan kekuatan Kamui, membuat tubuhnya menghilang ke dalam dimensi lain.
“Tolong jaga Sakura!!” teriak Naruto dari bawah jembatan kepada Itachi, sebelum berlari mengejar pria bermantel yang telah memasuki sebuah ruangan lain.
Di dalam ruangan yang dipenuhi roda-roda gerigi yang berputar, Naruto mengenali tempat itu.
“Aku tahu, ini ruang latihan bawah tanah…” ucap Naruto, mengingat masa latihannya bersama Jiraiya.
Pria bermantel itu muncul tiba-tiba dari sela-sela gerigi dan menyerang Naruto dengan tendangan keras ke perutnya.
“Tajuu Kagebunshin no Jutsu!!” Naruto memunculkan ratusan klon untuk melawan. Salah satu klon duduk di belakang untuk bertapa, mempersiapkan Mode Sannin, sementara klon lainnya melindunginya dari serangan pria bermantel.
Namun, pria itu dengan cepat menyadari strategi Naruto. “Kau kira bisa menang hanya dengan jumlah?” katanya dengan nada mengejek. Dia berlari melewati klon-klon itu dan berhenti tepat di depan Naruto yang asli.
“Kau sudah berakhir,” ucap Naruto, tapi pria bermantel itu menangkis pukulan Naruto dengan mudah, chakra ungu bersinar dari tangannya.
“Kaulah yang berakhir.” Pria itu memelintir tangan Naruto dan melemparkannya ke arah gerigi besar yang bergerak di bawah. Naruto terus jatuh, dan di bawahnya terlihat tombak-tombak kayu tajam menanti.
JLEEBB!! Namun, di detik terakhir, Naruto bertukar tempat dengan sebuah boneka kayu, menghindari kematian yang pasti.
Pria bermantel itu turun ke bawah, berdiri di atas tombak kayu yang sama. “Siapa kau sebenarnya?” tanya Naruto dengan napas terengah-engah.
“Kau keras kepala sekali…” pria itu mengangkat tangan kanannya, membuat bola chakra yang berbahaya. Naruto bersiap, memanggil klon untuk membentuk Rasengan Shuriken.
Mereka berdua maju dengan serangan mereka, menciptakan ledakan besar saat Rasengan mereka beradu. Ledakan itu menyelimuti mereka dalam bola chakra biru besar.
“Dia bahkan bisa menggunakan jutsu ini…” pikir Naruto, kagum sekaligus khawatir.
DEGGG!! Tiba-tiba tubuh Naruto bergoncang lagi, rasa tak nyaman yang sama menghantam dirinya.
“Apa… isi perutku bergoncang lagi?” pikir Naruto, kebingungan.
“Kau bodoh,” pria itu mendekat dengan tenang, aura kegelapan menyelimuti dirinya. “Sepertinya yang berada di dalam perutmu telah merasa gelisah sejak lama.”
“Di dalam perutku…?” Naruto terkejut. “Bagaimana kau tahu!?”
“Kutebak itu mungkin Kyuubi atau yang lainnya,” ucap pria itu dengan nada meremehkan. Dalam lingkaran biru yang mereka ciptakan, baju pria itu perlahan terbakar dan menghilang, begitu pula topengnya. Wajah di balik topeng itu terungkap—dan tampak seperti wajah Naruto, hanya saja dengan tatapan penuh kebencian.
“Sungguh, aku tidak bisa membayangkan apa ini!” teriaknya.
Seketika, dunia di sekitar mereka berubah menjadi putih, meninggalkan Naruto dalam kebingungan dan ketakutan.