Season 3.3 --Not As Cold As Winter (2)-

2.4K 202 13
                                    

Musim Dingin 1872

Arabella terhenyak ketika mendengar kabar itu dari Lord Carlos. Sofa besar yang di-duduki-nya itu seolah melingkupi tubuhnya yang mungil. Setumpuk buku tergeletak begitu saja di meja kecil di samping sofa tersebut, seolah dilupakan pemiliknya. Cahaya mentari pagi yang biasa menerobos masuk melalui jendela yang dibiarkan terbuka oleh para maid kini tidak menampakkan cahayanya, digantikan oleh raungan badai salju lebat. Madam Loo mengatakan bahwa    di musim semi, wangi bunga tulip yang ditanam tepat di bawah jendela perpustakaan akan menguar lembut, tercium oleh siapa pun yang duduk di sofa tersebut. Namun di musim dingin, Madam Loo mengakalinya dengan menaruh wewangian bunga tulip kering di sudut-sudut ruangan. 

Lady Irene terkenal karena sifatnya yang dingin dan berwibawa. Semua bangsawan bersikap respek padanya. Dan sekarang ia harus beramah tamah dengan seorang The Cold Lady? Lord Carlos harusnya tahu dia paling payah untuk urusan merebut hati orang lain. "'Lady Irene pasti akan senang padamu' apanya!" Arabella mendengus dalam hati. Yang ada ia akan menghancurkan kesan baik Lady Irene!

Atau memang Lord Carlos tidak tahu? Bagaimana pun mereka tidak pernah akrab satu sama lain. Yah mungkin saja suaminya itu memang benar-benar tidak tahu. Disangkanya semua lady itu sama? Pintar beramah tamah, bermulut manis, dan pintar merayu!

Lord Carlos berkata Lady Irene akan tiba saat menjelang makan siang. Arabella tidak bisa memastikan jam berapa saat ini, karena cuaca musim dingin yang tidak menentu menyebabkan siang hari terasa lebih oendek dan malam hari terasa lebih panjang. Namun Arabella yakin para maid atau Madam Loo akan memanggilnya jika makan siang telah disiapkan atau jika Lady Irene sudah datang. Itu artinya dia masih mempunyai waktu beberapa menit untuk dirinya sendiri.

Arabella kemudian menggapai tumpukan buku yang terletak di sebelahnya, hendak membaca buku yang berada di paling atas dari tumpukan tersebut. Namun sayang sikunya menyenggol tumpukan buku tersebut hingga menyebabkan semuanya terjatuh berserakan di lantai perpustakaan yang licin. Arabella mengeluh. Kini ia harus membuang beberapa menit berharganya untuk merapikan buku-buku itu kembali. Tidak berniat membuang waktu lebih lama lagi, Arabella mengambil tempat lilin yang masih berdiri tegak di meja, bersyukur lilin itu tidak ikut terjatuh dan membakar habis koleksi buku Lord Carlos yang ada.

"Jane Eyre, David Copperfield, A Tale of Two Cities," gumam Arabella. Aneh. Ia yakin ia telah menambahkan buku Middlemarch yang diberikan Lord Carlos kepadanya di tumpukan paling atas. Mengapa sekarang buku itu tidak ada? Arabella mengernyit heran sambil mulai berkeliling mencari kemana buku itu terjatuh. Arabella tersenyum kecil tatkala menemukannya terlempar agak jauh, hampir masuk ke kolong rak buku yang berseberangan letaknya dengan tempat duduknya.

Gadis itu membungkuk lalu menaruh tempat lilinnya di lantai, sementara tangannya dipakai untuk meraih buku itu. Dapat! Tetapi ternyata itu bukan buku yang dicarinya. Sebuah buku bersampul beludru biru yang tampak kotor akibat debu. Arabella membolak-balik buku tersebut hendak mencari siapa pemilik buku itu. Jika dilihat dari banyaknya debu yang menempel di sampulnya, Arabella menyimpulkan bahwa buku itu sudah agak lama dibiarkan berada di bawah rak perpustakaan. Jika memang buku tersebut terjatuh, mengapa pemiliknya tidak berusaha mencarinya? Atau buku itu memang ingin dibuang? Tetapi mengapa?

Arabella berpikir keras sembari bersimpuh di lantai marmer yang dingin. Dia bahkan tidak mendengar ketika Madam Loo berteriak mencarinya.

"Milady! Saya mencari Anda kemana-mana. His Lordship berkata Anda disini. Apa yang sedang Anda lakukan, milady? Santap siang akan tersaji sebentar lagi, dan Lady Irene sedang dalam perjalanan menuju mansion ini." Madam Loo berkata sembari menunduk hormat.

"Aku menemukan buku ini, Madam. Tahukah Anda milik siapa ini? Aku hendak mengembalikannya kepada pemiliknya," ujar Arabella sembari menunjukkan buku bersampul tersebut kepada Madam Loo dibalas dengan tatapan penuh minat perempuan paruh baya tersebut.

Chase The Bliss [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang