Chapter 1 : High School

32K 1.2K 40
                                    

Frezey's POV

        It's 6 P.M. Dan langit mulai gelap. Mungkin kalian berfikir satu satunya hal yang harus kulakukan adalah beristirahat atau tidur. Tapi tidak denganku, aku tidak tidur. Atau lebih tepatnya tidak bisa tidur. Kaumku tidak pernah tidur, kami selalu terjaga, entah itu siang ataupun malam. Kadang aku merasa lelah, maksudku berjalan sepanjang hari dan malam, keluyuran tanpa tujuan itu membosankan. Aku ingin merasakan seperti manusia. Mereka tidur dan bermimpi. Aku tidak pernah bermimpi, beberapa orang berkata, mimpi itu adalah sesuatu yang indah. Kau bisa menjadi dan mendapat apapun di alam bawah sadarmu itu.

"Frezey.. C'mon.. Kau tidak mau terlambat di hari pertamamu sekolah kan?" Teriak ibuku dari luar

"I'm Coming mom.." Kata kata ibuku membuyarkan lamunanku.

        Aku menata rambutku sekenanya, mengusahakan agar tak terlalu berantakan. Rambutku terlihat sangat kontras dengan anggota keluargaku yang lain. Aku di anugerahi rambut seputih salju, orang tuaku mengatakan aku lahir di musim terdingin di kota ini, tepatnya disaat badai salju meluluh lantakan kotaku. Entahlah apakah ini berkat atau justru kutukan, kau akan selalu kalah dalam permainan Hide and Seek dengan rambut putih menyala ditengah malam, setidaknya itu yang dipikirkan anak usia 9 tahun.

        Melangkahkan kaki keluar dari kamarku, kulihat ibu sibuk menyiapkan sarapan untukku.

"Secangkir darah rusa untuk memulai hari" Katanya bersahabat

"Thanks mom.." Jawabky mengambil cangkir itu, menyesapnya. "It's Good.."

"O.. Kau lupa ini.." Ibu mengambilkan sebuah jaket untukku."Ibu sudah mencuci dan menyetrikakannya untukmu"

"Yeah.. Aku hampir lupa" Jawabku sembari mengambil jaket tersebut. "Thank you, mom.."

"Uhm, sayang.." Kata Ibuku "Kau yakin harus pergi ke sekolah dengan jaket itu? I mean.. Your hair is wonderfull.."

"Mom.." Desahku "Kita sudah pernah membahasnya"

"Okay, Okay.. I know.." Ibuku terlihat menyerah "I promise I won't insist you anymore.."

"I'm sorry mom.." Aku mencoba memberinya pengertian "Ibu tau, aku tidak suka menarik perhatian"

Ibuku hanya tersaenyum, mengelus kepalaku pelan lalu pergi mengecek barang barangku.

"Kau yakin sudah membawa semua yang dibutuhkan?" Tangannya masih tetaP MEMERIKSA BARANGKU.

"Absolutely mom.." Jawabku lalu meneguk habis sarapanku. Aku bangkit dari tempat dudukku, berjalan menuju ibuku yang sudah siap dengan tas ranselku.

"Aku akan segera berangkat" Ucapku sambil memakai jaketku "Where's dad?"

"Go to work" Jawab ibu singkat

"Sesore ini?" Tanyaku lagi

"Dia bilang ada sesuatu yang harus dikerjakannya" Ibu tersenyum, lalu mengecup keningku "Berhati hatilah sayang"

"Baiklah.." Kubalas kecupannya dengan pelukan hangat, walau tidak secara harafiah -Kami berdarah dingin- "I Love You, Mom.."

Melepas pelukan dengan berat hati, aku memakai tudung jaketku agar tidak seorangpun histeris melihat rambut terang menyalaku, dan bergegas pergi meninggalkan ibu.

"Mom.. Aku berangkat" Kataku lalu menghambur sesaat kemudian

"Jaga dirimu baik baik Frezey.." Pesannya

        Dengan kecepatan maximal, atau lebih tepatnya kecepatan Vampire ku aku berlari menuju sekolahku. Sebenarnya aku tidak suka menyebut kaumku dengan kata "Vampire". Manusia selalu salah mengartikan kata itu, mereka berfikir kami ini monster yang harus dimusnahkan karena meminum darah kaum mereka. Baiklah, mungkin benar. Tapi, tidak semua vampire itu brutal, kejam, dan tidak manusiawi -Secara teknis kami bukan Manusia-. Beberapa dari kami adalah Vegetarian yang baik hati, ramah dan hanya sesekali minum darah manusia, itupun dari kantong darah bukan langsung dari leher manusia. Tapi, kita semua punya pilihan masing masing, terserah kalian apa kalian akan mempercayainya, yang jelas aku berbicara jujur.

        Tidak menunggu lama, cukup beberapa menit aku sudah menjejakkan kaki didepan sekolah.

--VAMPIRE HIGH SCHOOL--

        Bagaimana menurutmu? Apa namanya terlihat konyol bagimu? Ya.. Kurasa aku setuju. Tidak ada hal normal yang berjalan normal di kota kami. Termasuk penghuninya, coba saja lihat. Dengan Vampire Speed, sebenarnya para vampire tidak memerlukan kendaraan untuk kesekolah. Tapi sama seperti manusia, ada juga jenis Vampire menyebalkan yang suka menonjolkan kekayaan mereka.

"Hey.. Hati hati dengan pikiranmu Stranger.." Suara datang dari balik kaca mobil yang tiba tiba terbuka sesaat setelah aku memikirkan vampire vampire menyebalkn, kurasa dia salah satunya "Kuperingatkan kau..!!"

"What? uhm.. Sorry.." Kataku terkejut. Mobi; itu pergi dan meninggalkanku sendiri dengan pikiranku yang tidak aman

"Pembaca pikiran.." Aku menghela nafas panjang "Jelas Hak Asasi Vampire tidak ditegakkan disini"

        Memasuki halaman VHS, aku takjub dengan tempat ini. Halaman ini tak begitu luas, setidaknya bagi vampire, namun memiliki detail artistik yang memukau. Tanaman yang ditata sedemikian rupa membingkai sekolah ini dengan sempurna. Kulihat banyak anak bergerombol disana. Ada yang bermain main dengan kekuatan mereka, ada juga yang hanya berjalan apatis melewati gerombolan itu. Aku berjalan lagi dan melihat sepasang kekasih yang sedang.. uhm.. aku tidak yakin apa yang mereka lakukan. Mereka saling mengigit leher, kurasa mereka sedang menandai satu sama lain. Itu dilakukan jika mereka benar benar saling cinta, dan akan menghilang jika salah satu saja dari mereka yang mulai kehilangan cinta. Dan itu adalah bagian yang paling menyedihkan. Aku hanya pernah mendengar tentang saling menandai itu, tapi ini pertama kalinya aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Dan gilanya, mereka -Staf VHS- bahkan mengijinkan ritual sakral yang dilakukan oleh sembarang orang disini.

        Lebih dalam lagi aku melihat sekelompok vampire yang terlihat sangat berkelas. Dibandingkan gerombolan didepan tadi mereka memang lebih anggun. Kurasa mereka adalah Vampire Bangsawan -Pure Blood-. Salah satu dari mereka melihatku, seorang pria berbadan atletis memandangiku.Membuatku terperajat, sedetikpun aku tak bisa mengalihkan pandangannku pada pria bermata merah padam dan berambut hitam itu. Jika kau ingin bertanya dari mana aku tau detail sepereti itu dalam kegelapan, kau harus membuka buku biologimu, tetutama biologi tentang vampire -Jika kau punya-. Kami punya penglihatan sempurna walau kondisinya gelap total, itu kelebihan kami.

        Aku masih saja tak bisa mengalihkan pandanganku pada pria itu, dia begitu..

"Ehem.." Astaga, aku terkejut. Seorang wanita tiba tiba berdiri didepanku "Mrs. Heater?"

"Emm.. Ya.." Jawabku singkat

"Follow me.." Perintahnya, dan dengan otomatis kakiku berjalan mengikutinya.

Vampire High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang