“Aish, dimana kakakmu, Seungmi?” Changsub melirik jam tangannya. “Sudah sepuluh menit dan dia belum datang.”
“Entahlah,” dengus Seungmi dengan bibir mengerucut. Sesuai dugaannya, para lelaki hanya menunggu kakaknya datang. Hyunsik juga belum datang.
“Kau mau mengerjaiku kan, Sub-ie? Membuatku malu?” Eunkwang menatap curiga pada Changsub selagi ia membalikkan potongan daging diatas pemanggang.
“Aish, bukan untukmu, hyung. Tapi setidaknya disini harus ada seorang gadis-"
“Hei, jangan begitu.” Minhyuk memotong pembicaraan Changsub. Ia menggandeng bahu Seungmi dan menatap gadis itu dengan senyum lebar. “Salah satu gadis kita sudah ada disini.”
As expected, hanya Minhyuk satu-satunya harapan Seungmi untuk dianggap eksistensinya sebagai seorang gadis.
Changsub menggaruk kepalanya yang tak gatal sambil cengengesan. “Maaf Seungmi. Aku lupa.”
Seungmi tersenyum miris. Perlahan ia melepas tangan Minhyuk dari bahunya, lalu meninju pelan perut Changsub yang sedikit buncit. “Sudahlah. Kau memang tak pernah menganggapku sebagai gadis.”
Lelaki itu hanya menanggapinya dengan tawa, yang berarti ‘iya’.
Saat itu pula pintu gerbang terkuak. Seorang lelaki berjaket sport dan topi hitam berdiri di sana.
“Maaf, aku terlambat.” Sebuah suara mengalihkan perhatian mereka. Semua mata tertuju ke arah pintu.
“Hyunsik!!”
Minhyuk setengah berteriak sambil menghampiri anggota ‘geng’ termudanya itu. Lelaki itu tersenyum lebar dengan matanya yang nyaris menyipit. Keduanya berpelukan sejenak untuk melepas rindu.
Seungmi pun tersenyum begitu lebar seakan ujung bibirnya mencapai telinga.
“Bagaimana kabarmu, hyung?” sapanya.
“Aku baik. Kau pun terlihat sangat baik.” Minhyuk meninju pelan lengan kekarnya.
“Kau baru bangun tidur ya?” Ledek Changsub sambil ikut meninju lengan kekarnya. Hyunsik hanya membalasnya dengan tawa. Pandangannya mengedar dan tertuju pada satu-satunya gadis yang berdiri di samping Minhyuk.
“Oh Seungmi! Sudah lama sekali tidak bertemu, ya.” Ia menghampiri Seungmi dan mengacungkan tangannya rendah.
Gadis itu tersenyum sambil menyambut tangan sunbae-nya dengan hi-five, lalu saling menggenggam tangan.
“Ya. kau makin keren saja, Sunbae.”
“Benarkah?” Hyunsik tersenyum semakin lebar padanya. “Kau juga.”
Senyum itu masih menjadi yang paling manis di mata Seungmi. Masih membuatnya berdebar kencang. Tangannya masih digenggam, keduanya tidak berniat untuk segera melepaskan tangan satu sama lain.
“Selamat malam.”
Sebuah suara kembali menginterupsi perbincangan mereka, kali ini suara gadis. Semua mata lelaki tertuju ke arahnya, tentu saja dengan sorot mata yang lebih bahagia. Akhirnya gadis yang paling ditunggu para lelaki itu datang. Oh Seunghee sudah berdiri di depan pintu dan membawa sekeranjang coke.
Berbeda dengan Seungmi yang hanya mengenakan kaos oblong putih dan celana jeans saja, saudara kembarnya ini tampak cantik dengan dress putih selutut berbalut sweater merah muda yang manis.
Saat itulah, Hyunsik melepaskan tangan Seungmi.
***
Acara makan-makan telah selesai. Enam remaja menuju dewasa ini berkumpul di ruang tengah dengan perut kekenyangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
B[L]ACKSTREET
FanfictionDua orang introvert yang saling jatuh cinta, tentu mereka hanya ingin dunia dimiliki berdua saja. Hanya saling menggenggam tangan saat tidak ada siapa-siapa. Hanya berpelukan ketika gelap tiba. Hanya mereka. Tapi tidak selamanya itu akan menjadi rah...