Three

2.1K 72 9
                                    

Keesokan harinya ...
Lisa duduk termenung di balkon sekolah, menunggu Jisoo dan Jennie datang. Kalau Rose ... Entahlah.
"Lama sekali sih mereka datangnya!" keluh Lisa bosan.
Jit ... Jit ... Jit ...
Sebuah langkah berjinjit mendekati Lisa tanoa diketahuinya. Lisa memayunkan bibirnya dalam dekapan tangannya.
"LISA!!!"
"Aaah ...!" Lisa terkejoed dengan ekspresi jantungannya :

!" Lisa terkejoed dengan ekspresi jantungannya :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mwahahaha ...!" Jisoo tertawa lebar melihat ekspresi sahabatnya itu, sungguh lucu!
"Jichuuuu!!!!" pekik Lisa ingin mengancurkan Jisoo saat itu juga. Jisoo tertawa lebar, hingga perutnya sakit. Lisa hany cemberut.
"Kenapa termenung?" tanya Jisoo ikut duduk di balkon.
"Aku memikirkan kejadian kemarin. Kenapa Rose begitu ya?" tanya Lisa menyampingkan bibirnya. "Entahlah. Mungkin ada sesuatu yang membuatnya takut," pikir Jisoo mengedikkan bahunya. Jisoo dan Lisa pun terdiam, larut dlm pikiran masing2.
Tak lama kemudian, Jennie pun datang.
"Jadi, apa nanti ketika istirahat kita datangi Rose lagi?" tanya Jennie. Jisoo mengangguk. "Iya, aku penasaran dengan Rose. Kenapa dia seperti itu," kata Jisoo menyetujui seraya tersenyum nggak jelas.
"Sekarang aja yuk nemuin Rosenya!" ajak Lisa bersemangat. "Jangan," jegat Jennie. Bel sebntr lg masuk, ngk enak kalau ngomng stengah-setengah." jelas Jennie. Jisoo dan Lisa pun mengangguk. Tak lama kemudian, bel pelajaran pertama pun berbunyi. Semuanya masuk ke kelas. Ternyata, Rose telah datang sejak tadi.

***

Bel istirahat pun tiba ..
Semua orang keluar kelas bersma tmn nya masing-masing. Dan seperti hari sblmny, Rose ttp di kelas sendirian.
Chanyeol dikerumuni semua cwek di klsny. Rose hanya diam di tmpt. Sambil memakan bekalnya.
"Hai Roseee!!!" sapa seseorang mendekati Rose. Rose menoleh.
"Jisoo?Jennie? Lisa? Kenapa kalian menemui aku lgi?" tanya Rose ketus. Biasany jika ia membuat respon seperti itu, maka semua org akan menjauhinya, dan biasanya diomongin di blkng. Tetapi, rose tidak takut.
"Menemuimu? Kami ingin mengajakmu bermain Rose!" ujar Lisa. "Iya, kami kasihan melihatmu kesepian terus seperti ini," tambah Jisoo.
"Aku merasa tidak kesepian. Aku juga tidak mau bermain. Kalian pasti hanya memanfaatkanku." jawab Rose mengalihkan pandangannya ke tempat bekalnya.
"Memanfaatkan? Kau ini berbicara apa?" tanya Jennie tak terima. "Kami ini anak yang baik. Kami tidak pernah memanfaatkan siapapun!" tambah Jisoo.
"Apakah kalian bisa dipercaya? Kita baru saja bertemu dua hari ini," tanya Rose tersenyum kecut. "Rose, percayalah kepada kami. Kami tau kau pintar, pandai menyanyi, dan cantik. Kami hanya tidak mau kau dimanfaatkan oleh orang-orang jika mereka tau kemampuanmu!" jelas Lisa panjanh lebar.
"Tunggu ... Kau ... Tau dari mana semua kelebihanku? Apa kau membututiku selama ini?" tanya Rose terkejut.
"Astogeh ... Kau salah paham rupanya, ya?" Jisoo menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kami tau semua itu dari Lisa." ucap Jisoo.
"Lisa? Bagaimana kau ta ..."
"Dia anak kepala sekolah di sini. Kami mencari informasi tentangmu kemarin, dan ... Ternyata kau memang berbakat," jelas Jennie.
"Aku juga dibantu Jennie. Dia anak ketua yayasan di sini," tambah Lisa. Mata Rose terbelalak.
"Lalu Jisoo ... Dia hanya menemani kami mencari informasi. Dia tidak berguna kali ini," kata Jennie. "Hei, kau merendahkanku!" Jisoo mendorong pundak Jennie.
"Oh, maafkan aku," Rose langsung menundukkan kepalanya. "Aku tidak tahu. Tolong jangan keluarkan aku dari sekolah ini," mohon Rose. "Aku sudah bersusah payah untuk masuk sekolah ini dan ..."
"Jangan memohon seperti itu, aku tidak sekejam itu," Jennie melipat tangannya. "Ya, dia anak yang cukup baik," tambah Lisa. "Namun memang terkadang dia kejam," bisik Jisoo tertawa kecil. Jennie menatap Jisoo malas.
"Jadi, kau jangan meraguksn kami lagi. Kami hanya takut kau dimanfaatkanleh orang jahat nnti. Pasti nnti kita punya saingan di kelas ini," Jisoo menepuk pundak Rose pelan. Rose mengangguk dan tersenyum. "Terima kasih telahengingatkanku," ucap Rose tersenyum.
"Ya sudah, ayo kita pergi. Chanyeol mulai berjalan menuju tempat kita," bisik jennir berjalan cepat.
"Hei! Kalian kok lari sih? Hei! Jangan bawa Rose! Aku ingin berbicara dengannya!" pekik Chanyeol mulai mengejar mereka berempat. Mereka sekua pun lari seraya tertawa-tawa markas tersembunyi Lisa ...

Ps: maaf ya, klo banyak TYPO, soalnya ngetiknya di hp, jd agak susah gt ...

Black Pink in your AreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang