Seperti fatamorgana
Engkau seakan hidup dalam pandangkuTiba-tiba lenyap seluruh
Menghuni kabut di sanubari suciNyaKasih,
Beri aku kesempatan untuk lelap sejenak
Melepas penat yang sedari dulu beranak pinak
Kendati jiwa mulai laknatBarangkali, memang aku yang hina
Membiarkanmu terbang menikmati gundah gulana
Ini seperti aku terkena tempias air
Sedih menamparku berkali-kali, banjirNuris, 3 September 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
KOLONIAL JARAK
PuisiAku telah menghabiskan seluruh diamku hanya untuk bermunajat pada Tuhanmu, kasih. Melalui puisi ini, ada harap yang sangat terhadap dia yang selalu kita sebut penghalang lekas menyingkir