Panti cheonsa, Mujin.
"Anak anak, hari ini kita kedatangan tamu, jadi mohon untuk siap siap. Mereka akan datang di jam 12 siang."
Pengasuh ahn mengumumkan pengumuman yang membahagiakan sekaligus mendebarkan di pagi hari. ya, kedatangan tamu berarti ada kemungkinan kedatangan orang tua angkat yang akan mengadopsi salah satu dari mereka.
.
"Seungminie!!" Ucap hyunjin begitu bersemangat
"Ne?"
"Apa menerutmu tamu kali ini adalah orang tua angkat?"
Seungmin berfikir dan terlitas sebuah kilasan kisah.
"Yap" ucapnya sambil tersenyum sambil membereskan tempat tidurnya.
"Ah,.. senangnya apa mungkin mereka menjadi orang tua ku? Semoga saja, hahaha.."ucap hyunjin bersemangat dan berlalu ke kamar mandi.
Seungmin hanya tersenyum kecut menanggapi itu, hei mereka sama, mereka merindukan sosok orang tua di hidup mereka. Tapi siapa sangka, seungmin mengetahui bahwa 'tamu' kali ini adalah orang tua angkat yang akan mengadopsi dirinya. Sehingga dia tidak menanggapi perkataan hyunjin mengenai harapan untuk 'tamu' kali ini. Dan izinkan dia menjadi egois untuk kali ini.
.
"Panti kecil ini sudah berdiri 10 tahun lalu. Kami hanya sanggup merawat 15 anak untuk saat ini, jadi kami berharap anda bisa mengerti. Dan ini adalah buku kumpulan biodata anak anak yang ada disini. Kami memiliki anak asuh usia 9-12 tahun. 2 anak usia 12 tahun, 3 anak usia 11 tahun,4 anak usia 10 tahun dan 6 anak usia 9 tahun. Dengan perbedaan asal usul dan sifat serta sikap anak anak menurut pantauan kami, bisa kalian baca sendiri"
"Atau perlu saya antar untuk melihat langsung mereka aja?"
"Ah kami akan membaca bukunya saja dulu, bolehkah?"
Pengasuh ahn memberikan buku tersebut pada tuan dan nyonya lee, tamu mereka.
"Yeobo, menurutku kedua anak ini akan cocok." Ny.han menunjuk pada seungmin dan hyunjin.
"Iya sepertinya, pengasuh ahn bisakah kita bertemu dengan mereka?"
"Tentu biar saya antar, mari"
.
"Annyeonghaseo, hwang hyunjin imnida"
"Aigo, yeobo dia tampan sekali"
" dan ini seungmin?" Ucap ny.lee sambil menunjuk seungmim. Yang ditunjuk pun tersenyum dan membungkuk memperkenalkan diri.
Keempatnya bercengkrama sambil mengelilingi panti, hyunjin dengan semangat memperkenalkan
.
" kalian anak anak yang menyenangkan, tapi tidak terasa ini sudah menjelang sore, sepertinya kami harus pulang dulu, mungkin besok kami akan kembali."
"Hmm, terima kasih untuk hari ini tuan nyoya." Ucap hyunjin di barengi anggukan dari seungmin.
"Sama sama" tuan han berucap seraya mengusap kepala hyunjin dan seungmin bergantian.
.
"Yeobo apa kau yakin akan melakukan hal ini? Melihat mereka berdua tadi begitu lucu, baik dan santun, aku menjadi tidak tega."
"Tak apa apa sayang, ini demi kesembuhan anak kita. Apa kau rela jika nanti dia pergi dari kita."
Sang istripun menggeleng.
"Kita akan merawatnya sampai usia 18 tahun, dan sebagai teman sehingga anak kita tidak kesepian. jika memungkinkan dan waktunya sudah tepat baru kita lakukan pengoprasian transplantasi jantungnya."
"Semoga anak kita bisa bertahan."
"Tentu, dia anak yang kuat."
Tanpa mereka sadari, seseorang telah mendengarkan percakapan mereka. Dia pun lari dengan rasa takut.
.
"Apa kalian sudah memutuskan siapa yang akan kalian adopsi?"
"Sejujurnya kami masih bingung, besok kami akan datang lagi kesini untuk memantapkan pilihan kami."
"Ah begitu, baiklah."
.
"Seungmin, jika nyonya han menginginkan untuk mengadopsimu kau harus menolaknya ." Ucap hyunjin sambil terengah sehabis lari.
"Apa yang kau katakan?"
"Pokonya kamu harus menolaknya, janji?"
"Hyunjin, aku tau kamu juga ingin punya orang tua, tapi kau tidak boleh egois, jika memang mereka menginginkan aku, aku akan terima dan kau juga harus terima kenyataan hyunjin jika memang mereka lebih memilihku."
"Bukan begitu seungmin, aku juga berjanji akan menolaknya jika mereka menginginkan ku."
"Kenapa?"
"Karena mereka hanya menginginkan jantung kita."
"Berhenti berucap omong kosong hyunjin."
"Aku serius seungmin, aku mendengarkan mereka berkata demikian tadi."
"Begitu kah? Sebesar itukah kau ingin aku tumbuh dewasa tanpa orang tua?"
"Seungmin..." hyunjin terperangah tak percaya.
"Cukup hyunjin, aku mau tidur... Dan satu hal, aku berjanji tidak akan pernah menolak permintaan mereka."
Hyunjin pun terdiam, dia bingung apa yang harus dia lakukan agar seungmin mau menolaknya.
.
Keesokan harinya.
"Tuan dan nyonya lee, silahkan duduk dulu, biar kupanggilkan hyunjin dan seungmin dahulu."
"Ah tidak perlu, kami terburu buru hari ini, dan kami sudah memutuskan siapa yang akan kami pilih. Dan kami memilih hyunjin"
"Baiklah silahkan diisi dokumen ini terlebih dahulu dan saya akan panggilkan hyunjin."
.
"Hyunjin, ayo ikut."
Hyunjin terdiam, ternyata dia yang terpilih, rasa takut menyeruak didadanya, ingin rasanya menolak.Seungmin yang berada disana mengerti ternyata hyunjin yang terpilih. Dia tersenyum miris dan satu hal dalam hati kecilnya dia ingin hyunjin menunjukan kebenaran kata kata nya yang kemarin mengenai dia akan menolak jika dipilih, setidaknya dengan begitu mungkin ada kesempatan untuknya.
Terkesan jahat, namun izinkan seungmin untuk egois saat ini.
"Apa mereka akan mengadopsiku ahjuma?"
"Hmm, kau maukan? jadi ayo ikut."
"Baiklah, beri waktu aku untuk bersiap siap ahjuma"
"Baiklah jika sudah, datang lah kekantor. Dan seungmin jangan bersedih ya, mungkin ini bukan yang terbaik untukmu" melihat seungmin yang lesu ahjuma pun berkata demikian untuk menyemangatinya seraya memeluknya dan berlalu.
Setelah kepergian ahjuma ahn, seungmin menghampiri hyunjin dan memojokannya.
"Kau berbohong hyunjin."
"Mianhae.."
jika aku menolak pasti kau yang akan pergi seungmin. Aku tak ingin kau terluka nanti,jadi izinkan aku berkorban untukmu kali ini, aku berharap kau bisa menemukan orang tua yang bisa membahagiakanmu - batin hyunjin sambil berlalu tak berani menatap seungmin yang terlihat begitu terluka.
.
.
.
.
TBC
Up lagi~
KAMU SEDANG MEMBACA
broken compass ✔
FanfictionKisah perjalanan seorang felix, anak yang lahir dan dianggap sebuah kesalahan menjalani hidup untuk mencari ibunya Warning!! -Judul ga sinkron sama cerita -slow update