Melawan Kenangan

178 38 21
                                    

*Cerita ini menggunakan bahasa baku. Dengan tujuan, agar pembaca dapat merasakan kisah ini seperti nyata. Untuk nama, tempat, dan waktu itu hanya samaran.*

............................................................................

Pekan Pertama

Setelah 3 hari mengikuti pembinaan Al Qur'an dan berlatih untuk penampilan assembly guru, tiba saatnya aku bertemu dengan para murid-murid Sekolah Dasar Permata Indah.

Bukan hanya sekedar itu. Pada hari ini juga, merupakan bagian dari langkah awal menuju cita-citaku yang ingin menjadi seorang guru.

Ada kebahagiaan tersendiri di setiap hari pertama bekerja. Alasannya bisa jadi hal yang sederhana. Misal baju di setrika dengan rapih dan hati-hati, wajah di poles pelembap dan bedak ala bayi, tidak lupa untuk menyemprotkan parfum sebagai pelengkap wewangian, terakhir sepatu disemir hingga mengkilap. Terkadang, untuk mendapat kesan awal yang baik, memang butuh perjuangan.

♥♥♥

Pagi hari pun datang, menyapa jiwa yang sedang tertidur nyenyak. Sebab, semalaman Zahra menyiapkan beberapa berkas, untuk diserahkan kepada salah satu yayasan pendidikan yang memanggilnya untuk di interview.

Saat itu Zahra menggunakan gamis abu-abu tua, yang pernah dia gunakan saat wisuda di pondok pesantren.
Tidak hanya Zahra, Syafa pun memakai gamis yang sama.

Mereka pergi bersama-sama menggunakan grab mobil. Karena masih belum tahu tempatnya dimana, Zahra dan Syafa memutuskan untuk pergi lebih pagi, agar tidak terlambat.

Tidak perlu waktu lama di perjalanan, tiga puluh menit kemudian pun mereka sampai di tujuan.

Sesampainya disana, mereka mencari bangku untuk menunggu.

"Syaf, ini kita nggak kepagian, kan?" tanya Zahra.

"Nggak apa-apa... Lebih baik menunggu daripada telat, ya kan?" jawab Syafa.

Zahra mengangguk sebagai jawaban setuju atas apa yang Syafa katakan.
Bahkan, mamah Zahra pun selalu berpesan kepadanya, "lebih baik kita yang menunggu orang, daripada orang tersebut yang harus lama menunggu kita."

Setelah menunggu 30 menit, Zahra dan Syafa dipersilahkan masuk, lalu mengisi data-data di beberapa kertas yang telah dipersiapkan oleh yayasan, sebelum mulai di interview.

♥♥♥

Senin, 18 Juli 2022

Hari ini, aku dan segenap para guru baru akan menampilkan kreasi guru. Kami sepakat untuk menggunakan baju putih dan rok merah ala anak SD.

Karena takut terlambat, aku pergi lebih pagi, diantar oleh ayah. Ternyata benar kata pepatah, seberapapun usia anak nya kini, mereka tetap seperti anak kecil dimata kedua orang tuanya.

Contohnya saja, pagi ini ibu dengan sibuk memasak untuk perbekalanku, lalu ayah dengan terus mengingatkanku untuk memakai jaket jika ingin berpergian menggunakan motor. Begitulah cara mereka menyampaikan kasih sayangnya...

K

ulihat jam tangan menunjukkan pukul setengah tujuh pagi.

"Assalamu'alaikum," kataku sesampainya di ruang guru Al-Qur'an.

Pintu sudah terbuka, namun ruangan itu terlihat sepi dan gelap. Ini belum ada yang datang apa, ya?" tanyaku dalam hati.

Saat aku masuk, ternyata seseorang sudah ada lebih dulu datang. Dan kini ia sedang melaksanakan solat dhuha.

KALA SANG FAZAR MENYAPA - (Cerita Baru Yang Ditulis Di Lapak Lama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang