[1] Cowok Aneh 🐣

63 5 0
                                    

Aku membuka tirai dan jendela kamarku. Pagi ini begitu cerah.  Aku menyipitkan mataku untuk menyesuaikan cerahnya sinar matahari yang menyeruak masuk melalui jendela kamarku. Burung-burung mengeluarkan suara merdunya. Angin berhembus kencang. Wajahku terasa geli karena suraiku yang ikut bergerak dan menerpa pipiku.

Hari ini adalah hari Senin. Sudah seharusnya aku bergegas ke sekolah lebih cepat dari hari biasanya. Iyap, karena setiap hari senin sekolahku mengadakan upacara.

.
.
.

Aku meneguk susu rasa vanila caramel dan memakan 2 potong roti bakar isi keju dan susu kental manis.

"Ma... Aku berangkat dulu ya." Aku bangkit dari kursi meja makan.

Kulihat mama berjalan ke arahku seraya tersenyum. "Ya... Kalau kamu tidak ingin belajar. Setidaknya jangan buat masalah. Jadilah anak baik.". Mama membelai suraiku yang bewarna hitam kecoklatan.

Aku hanya manggut-manggut, lalu mencium tangannya. Pamit.

🎶
Izinkan aku pergi dulu
Yang berubah hanya
Tak lagi kumilikmu
🎶

Eh bukan. Bukan pamit yang dinyanyikan Tulus. Tapi... Permisi akan pergi. (KBBI) 🐣

-IYAIN AJA THOR-

-IYAIN AJA THOR-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Aku turun dari mobil silverku. Aku tersenyum dan tak lupa mengucapkan terima kasih pada Pak Dongwoo selaku supir keluargaku.

"Neng... Nanti saya jemput jam berapa?" Tanya Pak Dongwoo sebelum aku menutup pintu mobil.

"Hmmm... Kayaknya saya gak ada kegiatan tambahan deh pak. Jemput jam 5 saja pak."

"Oke neng!" Pak Dongwoo mengacungkan jempolnya dan tersenyum. Dia kemudian menancap gas, meninggalkan kawasan sekolahku.

Aku berjalan menuju kelas dengan santai sambil memegang tali ranselku.

Masih jam segini... Batinku dalam hati.

"Permisi..." Aku menoleh ke sumber suara, dan mendapatkan seorang lelaki menggunakan masker menepuk pundakku. "Hmmm... Kelas 12 IPA 2 dimana ya?"

"Ada perlu apa?" Tanyaku dingin.

"Saya pindahan dari Taiwan. Dan di meja piket pun belum ada guru yang dat-". Belum sempat anak itu menyelesaikan penjelasannya. Aku memotong pembicaraan.

"Ikut aku." Aku kembali menjawabnya dengan dingin. Dia hanya mengekor di belakangku. Dan terlihat jelas wajah kecilnya seperti kebingungan dan ketakutan. "Aish. Biasa aja kali. Gak usah takut gitu."

Kini kami berhenti di depan pintu kelas. Terpampang tulisan '12 IPA 2' di atas pintu kayu yang sudah rapuh itu. Suasana kelas masih hening. Ya iya lah masih jam 6.30. Baru mereka berdua yang datang.

"Ini kelasnya. Masuk saja." Aku mendahului langkah kakinya memasuki kelas tersebut. Dia terlihat bingung. "Hey. Ayo masuk. Aku akan jadi teman sekelasmu."

Akhirnya dia memasuki kelas yang kan dia diami selama 1 tahun lamanya. :v
-Untung 1 tahun lamanya. Kalau 1000 tahun lamanya, jadi kayak judul lagu dong.-

"Oh... Jadi kita sekelas ya..." Dia masih terlihat bingung dengan keadaanku yang duduk manis di tempat duduk pojok belakang.

"Enggak." Aku sengaja memberi jeda, dan menunggu dia berkomentar lagi. Baru saja kudapati mulutnya hendak terbuka. Aku mendahuli perkataannya. "Ya iya lah sekelas."

"Baiklah. Saya permisi." Ujar lelaki itu, lalu keluar dari kelas.

Cowok aneh. Batinku.

.
.
.

Tbc

Ini baru pertama kalinya author buat cerita beginian :( Author masih nyubi T^T Jadi suka bingung kata-kata apa yang harus dipakai 😭

Mohon bantuannya :( *deep bow*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SANDGLASS - Bae Jinyoung X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang