Mama nikah pas umur 19 tahun. Kak Mingu lahir pas Mama umur 20 tahun, dan gue sama Kamis lahir dua tahun setelahnya. Mungkin kalian bertanya-tanya, atau engga, ya pokoknya gue mau jelasin kenapa Mama nikah diumur segitu; namanya juga orang dulu. Kalo jaman sekarang masih ada yang nikah umur segitu, tahun depan juga gue nikah.
Umur gue sekarang 15 tahun. Kamis 15 tahun tapi lebih muda empat menit. Kak Mingu 17 tahun. Dan Mama 37 tahun.
Kalo kalian bingung, 'kok Mama bisa hamil lagi di umur segitu? Jawabannya adalah, gue engga tau. Kamis engga tau. Kak Mingu juga engga tau. Tapi yang kita tau adalah kalo adek kita namanya Larabu dan malah dipanggil Lara. Jadi dia adalah satu-satunya dari kita berempat yang bernama nomal.
"Kok Lara? Kenapa engga Rabu? Nanti kan gampang, dibedainnya tinggal panggilannya aja," Kamis masih berisik banget engga terima. Sebenernya sih gue seneng-seneng aja dia protes, itung-itung kan menyampaikan aspirasi gue sama Kak Mingu juga yang cuma bisa diem.
"Emang kenapa kalo dipanggil Lara?" Suara Mama masih lemes banget, gue engga tega.
"Ya 'kan jadi beda sendiri dari kita bertiga."
"Kamu mau dipanggil nama lain juga? Dulu kan Mama saranin dipanggil Misia tapi kamunya udah seneng dipanggil Kamis,"
Kamis diem. Skakmat.
ah payah.
[]
"Mau makan apa?"
Gue, Kamis, sama Kak Mingu harus ngungsi ke warteg samping Rumah Sakit karena kita engga mau makan makanan yang kekurangan MSG.
"Telor dadar, ayam goreng satu yang dada, tempe nya juga boleh satu terus sambelnya dipinggir ya Bu jangan sampe kena nasi,"
"Ribet banget."
"Misia komentar mulu."
Kamis nengok, matanya mendadak makin gede. "Jangan panggil gue gitu."
Gue pura-pura engga liat, "Es teh manisnya satu, Bu."
[]
Gue sama Kamis udah kayak kembar bego. Sebenernya sih Kamis doang, gue engga.
"Lo ngapain sih iya-iya aja," rutuk gue yang sialnya berakhir duduk samping-sampingan sama Kamis di dalem bioskop.
"Mana gue tau kalo tetangga sebelah ikutan," Kamis fokus ke layar bioskop, engga mau liat ke kiri. Soalnya ada Kak Mingu sama pacarnya yang lagi udahlah-cuma-mereka-yang-tau-dan-Tuhan-mereka-lagi-ngapain.
"Pokoknya abis ini kita langsung balik ke RS aja. Engga usah ikutin Kak Mingu lagi."
Kamis cuma ngangguk
pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rabu
Teen FictionGue harus nulis apa biar kalian baca? Ini engga mengandung cerita ala-ala SMA, bukan juga tentang upik abu yang ketemu sama pangerannya atau dua orang rival yang berakhir dalam perjodohan. Ini cuma cerita tentang gue, Kamis, dan Kak Mingu, dan oh iy...