Musim semi Irlandia memang waktu yang tepat banget untuk menikmati konser di area terbuka bangunan bersejarah.
Aurora punya banyak banget foto di kameranya yang mampu membuktikan hal itu!
Setelah secara resmi pamit ke ayah Aurora untuk mengajak puterinya itu kencan-dan disambut dengan sangat antusias oleh ibu Aurora-, Ethan membawa Aurora ke Belvedere House and Garden. Kastil yang area kebunnya memang jadi langganan tempat konser. Salah satunya konser musik pop-klasik yang dihadiri keduanya malam itu.
Musik-musik yang dimainkan musisinya memiliki lirik, nada, dan ritme yang memberi kesan romantis.
Tambahan suara air yang lembut dari sungai di samping kebun, pencahayaan kebun dan kastil yang diberi tone orange hangat, bintang yang cukup banyak lantaran langit yang cerah tanpa awan, juga keberadaan Ethan di sebelah Aurora semakin membuat debaran jantung perempuan itu enggak beraturan.
"Berasa lapar?" tanya Ethan tiba-tiba.
Aurora yang memang cukup kelaparan langsung mengangguk. Enggak peduli lagi dengan lirik romantis yang tadi baru saja membuatnya terpesona sendiri.
"Sayangnya, aku enggak cukup dijawab dengan anggukan." Ethan menggoyang-goyangkan dagu Aurora.
Perempuan itu mencoba menahan tawa sambil menggamit tangan Ethan.
Dalam sekejap, Ethan sudah mengubah posisi tangan keduanya sehingga menjadi bertautan. Ethan menggenggamnya dengan erat, tapi enggak membuat sakit Aurora.
Seolah keduanya sudah sangat terbiasa dengan hal itu.
"Aku mau makan,"-Aurora sedikit mengerucutkan bibirnya-"please."
"Oke, oke. Orang paling baik ini enggak tega melihatmu kelaparan."
"Oh, come on!" ledek Aurora sambil memukul pelan bahu Ethan dengan tangannya yang bebas.
Keduanya bisa mendengar dengan jelas suara si penyanyi. Lagu ballad akustik yang liriknya membuat Ethan langsung mengeratkan genggamannya.
Aurora bisa dengan jelas melihat rahang dan tulang pipi tegas Ethan karena laki-laki itu melihat panggung dengan sangat fokus.
What a feeling to be right here beside you now
Holding you in my arms
Ethan membalas pandangan Aurora dengan tatapan yang sangat lembut. Sama lembutnya dengan yang diberikan Aurora kepadanya.
Dengan sangat perlahan, bibir Ethan melengkungkan senyum hangat.
Bukan cengiran atau senyum setengah yang biasa dilakukannya. Tapi senyum yang disertai ketulusan pada matanya.
Aurora menundukkan kepalanya malu-malu.
When the air ran out and we both started running wild
The sky fell down
Ethan kembali menatap panggung. Masih dengan senyum yang rasanya sulit untuk hilang.
But you've got stars, they're in your eyes
And I've got something missing tonight
What a feeling to be a king beside you, somehow
I wish I could be there now.
Hingga lagu berakhir, Ethan enggak juga melepas genggaman tangannya dan Aurora.
Bukannya Aurora menolak juga sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T! Melempar Buku ke Pengiring Pengantin
ChickLitMullingar #2. Sebuah cerita komedi romantis dengan latar belakang kota kecil Mullingar, County Westmeath. Aurora dan sahabatnya, Belle, memiliki ketertarikan luar biasa terhadap Irlandia. Hingga akhirnya Belle memutuskan kuliah disana, sedangkan Aur...