Meskipun hanya pendar jingga yang terlihat di langit, tapi hari ini adalah hari yang cukup cerah untuk memulai perjalanan panjang. Di tambah lagi, awan-awan seputih kapas yang bergerak seirama dengan tiupan angin membuat udara menjadi sejuk. Ini adalah awal yang bagus.
Di samping mereka, sudah ada masing-masing satu kuda yang akan menemani perjalanan mereka mencari magic spell. Dan juga perlengkapan lainnya seperti bekal makanan serta baju ganti. Semuanya sudah dipersiapkan dengan matang. Sebab, ini bukanlah perjalanan santai. Melainkan perjalanan sulit yang liar.
"Ayo, sekarang waktunya kita berangkat!" Ujar Rallev kepada semuanya dengan penuh semangat.
Mereka yang awalnya sedang mengelus-elus kuda mereka pun mengangguk setuju. Itu tandanya mereka benar-benar telah siap melakukan perjalanan meninggalkan keluarga di kota ini. Inilah keputusan mereka, bagaimanapun sulitnya perjalanan itu mereka harus tetap pergi untuk mengembalikan dunia ke keadaan yang lebih baik.
"Berhati-hatilah. Jika merasa kesulitan, kalian boleh meminta saran kami" ucap Peter seraya memberikan pelukan perpisahan kepada mereka satu per satu.
"Hm, terima kasih Profesor" jawab Rega. Setelahnya ia segera menaiki kudanya yang langsung diikuti oleh yang lain.
"Kami sangat mengharapkan kepulangan kalian. Kembalilah bagaimanapun caranya" pesan Velia dengan penuh permohonan.
Mereka berenam mengangguk, lalu mulai menunggangi kuda mereka keluar dari kastil Dynami. Mereka menuruni gunung Greenom menuju ke gerbang belakang kota Zolora. Mereka sengaja memilih keluar lewat gerbang belakang karena penjagaannya tidak terlalu ketat. Bahkan terkesan terbengkalai, hanya ada gerbang tembok putih tinggi yang sunyi.
Sesampainya di depan gerbang, seperti dugaan mereka, pintunya tertutup rapat. Semuanya sontak mengamati keadaan sekitar untuk melihat tanda-tanda kemunculan manusia di sekitar sana. Akan tetapi, di sana tidak ada siapapun selain mereka. Keadaan terlihat sangat hening, menara penjaga pun nampak kosong.
Dari keadaan yang begitu senyap ini, Tom menyadari ada sesuatu yang janggal. Matanya bergerak liar mengamati keadaan sekitar berulang kali, memastikan tidak ada seorangpun yang mengikuti mereka. Namun tiba-tiba, dari hembusan angin yang bertiup ke arahnya Tom bisa merasakan sesuatu. Matanya terbelalak selama beberapa detik mendapati bau yang sangat di bencinya.
Melihat perubahan raut wajah Tom, Holly mengerutkan alisnya. "Ada apa, Tom?".
Tom tidak langsung menjawab, dia diam beberapa saat membuat yang lainnya tidak sabar menanti jawaban dari pemuda berambut coklat itu. Baru saja Holly akan membuka mulut untuk menegurnya, secara tak terduga Tom menatap mereka semua dengan tatapan serius, hal tersebut membuat Holly mengurungkan niatnya.
"Aku mencium... bau amis darah" katanya memberitahu.
Tepat setelah Tom mengatakan pengamatannya, Lavender tiba-tiba menunjuk sesuatu yang tidak jauh dari keberadaannya. "Lihat itu!".
"Sebuah... jejak kaki" gumam Rallev dengan mata membulat.
Di sampingnya Albert meneguk ludah susah payah, "Dan itu jejak kaki yang besar".
Tanpa berkata apa-apa Lavender mendekati jejak kaki tersebut untuk melihatnya dalam jarak yang lebih dekat. Ada noda darah di jejak kakinya. Ia juga bisa mencium bau manusia yang bercampur dengan bau busuk sesuatu entah apa. Mungkin hewan atau bisa jadi seekor monster.
"Ada bercak darah di jejak kakinya" ucap Lavender melapor.
Sambil menutup mulutnya, Holly merasa jantungnya mulai berdebar, "Apa maksudnya itu?".
KAMU SEDANG MEMBACA
The Spirit Of The Moon
FantasySemua orang mengira dunia akan kembali damai setelah Warlock, sang Raja Kegelapan berhasil dikalahkan. Namun ternyata, semua itu hanya angan-angan yang tak pernah terwujud. Nyatanya, dunia kembali berada dalam bahaya. Kutukan menyebar dimana-mana...