Alice menghentikan mobilnya di depan kampus tempat Vallen mengajar. Bola matanya memanas menatap kampus itu.
" Aku yakin kau belum mati kak, selama ini kau yang selalu berjuang demi kami. Kali ini kami yang akan berjuang untukmu. Tunggulah!" Gumamnya kemudian melangkah turun dari mobilnya dan beranjak memasuki gerbang universitas.
Seperginya Alice..." Tunggu!" Tepat di sisi mobilnya. Mika menghentikan laju taksi yang membawanya.
" Ada apa sayang?" Tanya Raya memegang lengannya erat. Mika menatap lekat ke dalam gerbang kampus itu. Seakan ada potongan perasaannya yang tertinggal di sana.
" Mika?"
" Apa aku pernah kuliah di sini dulu?" Pertanyaan Mika seketika membuat wajah Raya pucat
" Selamat pagi profesor!"
Seakan Mika melihat bayangan sosok pria tegap yang melangkah masuk dengan suit hitam dan kemeja kerja di tangannya. Duduk dan tersenyum di depan murid muridnya
Entah kenapa ada perasaan rindu di dalam hatinya.
" Tidak Mika kau tidak mengenal kampus ini." Jawab Raya
" Boleh aku turun?" Tanya Mika
Raya menarik napas panjang" Jalan pak!" Ucapnya pada supir taksi membuat Mika mengernyitkan alisnya. Mobil itupun melaju kembali.
" Sayang, nanti kita mampir ke tempat belanja ya. Aku ingin orang orang melihatmu sebagai suamiku dan kita pasangan yang serasi." Raya hendak menidurkan kepalanya di pundak Mika. Namun...
" Mika?" Ia tersentak saat Mika menarik lengannya lepas
" Apa maumu sebenarnya?" Tanyanya dengan sorot mata menajam
" Sayang kau kenapa?"
" Aku pasti ada hubungannya dengan kampus itu kan? Kenapa kau sepertinya menghalangiku untuk turun dan pergi ke sana?"
" Mika dengarkan aku dulu. Kau tidak ada hubungan apapun dengan...
" Pak berhenti!"
" Mika!"
" Brak." Tanpa di duga, Mika keluar dari taxi itu dan melangkah cepat dengan kemarahan di wajahnya
Dia tetap saja pintar..
" Mika tunggu dengarkan aku dulu!" Tekan gadis itu mengejar
Mika menatapnya dengan alis bertaut
" Katakan sejujurnya Raya, apa kau benar benar istriku hah?"
Deg
Bola mata gadis itu membundar
" Mika please jangan seperti ini. Kau menyakiti hatiku!"
" Kau pikir kau tidak menyakiti hatiku hmm? Kalau kau benar benar istriku harusnya kau mendukungku untuk mengenal diriku sendiri! Kau izinkan atau tidak, aku akan ke kampus itu!"
" Mika." Raya mencoba menahan lengan kokohnya. Namun...
" Jangan menyentuhku!" Tunjuk Mika menghempas lengannya lalu beranjak begitu saja meninggalkan Raya yang begitu panik.
Ia segera merogoh ponselnya. Dan.." Halo ayah, tolong aku!" Tangisnya kemudian
***
" Alice hai." Albert menyambut Alice dan memeluknya ringan. Begitupula beberapa dosen muda yang tengah asyik berbincang di sana.
" Nyonya kami turut berduka cita perihal profesor Vallen." Ucap mereka yang hanya dijawab anggungan ringan olehnya.
" Kau baik baik saja?" Tanya Albert cemas. Bukan sebuah rahasia kalau si dosen baru ini menaruh hati pada sosok Alice.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath and Heart ( Mr. Elegant )
RomansaKarna 1000 halamanpun tidak cukup untuk menggambarkan betapa aku mencintaimu Normalnya, didalam sebuah cinta, pasti ada hati dan napas yang menjadi satu. Tapi dalam Breath and Heart ada 4 kisah yang menyatu jadi satu. Merekalah napas dan hati seluru...