Melewati Batas Sahabat 1

33 2 0
                                    

Namaku lia ekawati dan ini sahabatku edo setiawan. Saat ini kami berjalan bersama sama menuju kantin. Kebetulan aku tak punya duit yang banyak. Kira kira hanya 2 ribu sedangkan aku ingin makan nasi. Padahal tadi pagi belum makan sepeserpun dan hanya minum air putih 1 gelas sedang.
Edo melihatku yang bengong melihat makanan kantin.

"Eh, ya. Ngapain ngelamun gitu. Cepet sana beli makan" ucap si edo.
"Ehehehehe... aku nggak ada duit do. Kiriman yang bulanan ku telat. Jadi belum makan. Kemaren juga cuma makan sekali" ucap ku malu.

"Udah sana ambil soto, ntar aku bayarin".
"Eh beneran ni. Kamu nggak kesambet kan?. Tumbenan nih"

"Udah sana ambil. Hus hus"
"Oke deh. Makasih ya do" ucap ku sambil tersenyum.

Aku dan edo sudah bersahabat sejak aku masuk kuliah hingga sekarang di semester 4. Awal kita jadi sahabat ya karena kita punya nasib yang sama dan cemistry sama juga. Jadi ya begini deh.

Persahabatan kami cukup terjalin apik sebelum aku menyatakan perasaan suka ku padanya.
Setelah aku menyatakan perasaan ku padanya, dia menjauhi ku entah kenapa. Apa karena dia sudah memiliki kekasih dan ingin menjaga hatinya?' Aku bingung sungguh bingung.

"Maaf ya ya. Aku sudah punya pacar. Maaf ya"

"Iya do. Nggak pa2. Asalkan persahabatan ini tidak putus. Anggap ini semua tidak pernah terjadi"

Tapi setelah itu, dia seakan menjauh. Apa dia ingin menjaga perasaan pacarnya? Entahlah aku sungguh bingung.

Pernah sekali aku menyapa nya, dan respon darinya hanya acuh tak acuh. Aku sungguh bingung dengannya. Apa aku salah menyatakan perasaanku? Yang jelas setelah aku menyatakan perasaanku, hubungan persahabatan kami tak sama lagi.

Hari demi hari, bulan demi bulan bahkan tahun telah terlalui. Aku dan edo seakan tidak pernah mempunyai hubungan pertemanan. Kami saling cuek satu sama lain.

Suatu hari, aku ada permasalahan tentang keluargaku. Mereka yang tak tau apapun menyalahkan ke keluargaku. Aku sungguh tak terima apa yang mereka tuduhkan. Aku marah dan benci, tapi apalah dayaku. Aku hanyalah anak bau kencur yang ikut campur. Itulah kata mereka.
Aku menangis, beberapa hari hingga kesedihan ku terbawa di kampus.
Aku tak peduli pada teman temanku yang melihat aku menangis. Karena aku sungguh tak kuat lagi menahannya. Sahabat yang selama ini ada disamping ku pun sama sekali tak peduli, ini membuat hati ku bertambah sakit.

Beberapa bulan terlalui, keluarga ku di kampung halaman mengalami gagal panen, aku sedih mendengar nya. Aku berusaha mencari kerja setidaknya untuk memenuhi kebutuhan ku di jogja.

Aku mencari kerja sana sini dan alhamdulillah aku mendapatkan pekerjaan sebagai waiters. Yang yang dihasilkan pun lumayan.

Lebih dari sebulan, aku tak kuat lagi harus bekerja. Bagaimana tidak, kuliah mulai jam 7 pagi hingga jam empat sore. Berangkat kerja jam setengah 5 sore hingga jam 12 pagi. Itupun setelah bekerja aku mengerjakan tugas dan selesai hampir subuh. Aku kekurangan waktu tidur dan berefek pada konsentrasi ku saat menerima pelajaran di kelas. Aku sering mengantuk bahkan tidur. Hei, jangan ditiru ya, ini kepepet banget He He.

Orang tua ku tak tega melihat ku dengan kondisi seperti itu.
"Ndok, nggak usah kerja ya. Cukup fokus sama kuliah kamu aja. Semua pasti ada jalan kok. Nggak usah khawatir sama ibu bapak. Kerjanya berhenti aja ya ndok?"
"Mmm... baik mbok. Aku manut"

Setelah itu aku berhenti kerja. Dan ada lowongan kerja di kantin kampus, tapi orangtua ku tidak mengizinkan.
Apa boleh buat. Aku tidak jadi cari kerja.

Eh ternyata si edo meng sms ku, aku sungguh kaget. Ini orang kesambet apa sembelit.
"Ya, ini ada loker nih, tapi asisten koki. Tapi kontrak satu tahun. Kebetulan aku dapet dari temen ku. Gimana ya?"

Eh... Aku masih kaget. Darimana orang ini tau aku nyari kerja ya?'
Aku bingung -_-.

Ini orang tuyul apa manusia sih. Apa jalangkung?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Melewati Batas Sahabat [Two Shoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang