hiyaaaa aku salah up tadi dan baru sadar ketika sudah beberapa menit yang lalu up.. ternyata yang ke 36 belum ke upload hahahahha
maafkan reader ke erroran otakku. semoga kalian tak bingung yaa hehehehe...
ini part ke 36nyaa.. semoga menyenangkan hati..
jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa vote and comment.. kalau kalian suka cerita ini.. kalian ceritakan ke teman-teman kalian yang lain tak salah kok hehehehe...
selamat menikmati :) kecup sayang dari saya untuk kalian
"hari ini latihan lagi?" tanya Tya ke Carol yang sedang merapihkan alat tulis dan buku-bukunya karena baru saja 5 menit lalu bel sekolah berbunyi. Bahkan saat ini di kelas hanya tertinggal Carol, Tya, Dea dan beberapa anak yang sedang piket.
"iya hari ini latihan. Mager lagi" jawab Carol dengan nada lemas dan menunjukan muka melasnya ke dua sahabatnya ini
"muka lo biasa aja woi. Tabok nih" ucap Dea yang kesal melihat wajah sok imut Carol. Padahal kenyataanya tak perlu di imut-imutkan Carol memang imut dan manis, boleh di buktikan dengan bertanya ke beberapa anak cowok di sekolah ini. Atau tanya saja Alex hahaha
"Pengen bolos" jawab Carol yang berjalan menghadap ke temannya dan berjalan mundur keluar kelas hingga tidak sadar ada orang yang berdiri di depan kelas
"aduhhhhhh. Jangan berdiri di tengah jalan dong" ucap kesal Carol yang sebenarnya masih ingin melanjutkan ceramahnya tetapi tidak jadi dilanjutkan ketika tahu siapa orangnya
"gak salah?yang jalan mundur siapa?" tanya orang itu
"gua"
"berarti lo kan yang salah?" tanya orang itu lagi
"ya enggak lah tetep salah lo. Suruh siapa berdiri di tengah jalan, depan pintu lagi. Lo ngapain disini?" tanya Carol
"ckck.. udah salah gak mau minta maaf itu ya Cuma lo yaa" jawab orang itu dan sedikit mencondongkan badan serta kepalanya ke Carol
"gua nungguin lo daritadi disini. Tapi lo masih asik ngobrol di dalem" jelas orang itu lagi
"ngapain nungguin gua?gua juga gak minta di tungguin sama lo. Gak usah nyalahin gua" ucap Carol panjang lebar yang membuatnya mendapat dua pukulan halus dari dua sahabatnya yang masih berdiri di belakangnya
"ihhh pinter. Udah ditungguin malah marah-marah. Udah sana latihan" kata Tya
"iya sana latihan. Gua mau balik. Latihan yang bener. Ada apa-apa langsung telpon. Oh iya Lex titip kawan gua dari sini sampai ruang musik yaa" tutur Dea santai tanpa mengetahui perubahan raut wajah Carol yang sudah menjadi sangat kesal mendengarnya
"ada apa-apa gua di sekre ya Rol" kata Tya yang juga mengikuti Dea meninggalkan Carol dan Alex yang masih berada di depan kelas
"yuk" ajak Alex
"duluan aja sana" jawab Carol ketus membuat Alex berdecak
"lo kenapa sih?" tanya Alex dan bukannya menjawab Carol berjalan meninggalkan Alex membuat Alex semakin gemas. Gemas?bukan marah?BUKAN, karena jika memang benar yang dirasakannya maka ia akan sangat bahagia.
"Carol tunggu kali, ditungguin malah ninggalin" teriak Alex dari belakang Carol dan hanya dijawab dengan angkatan tangan kanan Carol mengintrupsi Alex untuk diam
Sebelum bel pulang sekolah berbunyi, Alex sudah membereskan beberapa bukunya sehingga ketika bel berbunyi ia dapat langsung menuju ke kelas XI A4 menunggu gadisnya. Sebagai bentuk permintaan maaf dan bentuk lompatan dua langkah ke depan semakin dekat.
"tumben lo" kata Jun melihat temannya ini sudah membereskan bukunya, padahal biasanya orang di sebelahnya ini baru akan membereskan buku ketika guru sudah keluar dan anak-anak sudah mulai meninggalkan kelas
"kepo lo kayak dora" jawab Alex singkat membuat Jun kesal
"biarin gua dora. Lo bootsnya" tutur Jun membuat Alex menoleh sebentar lalu kembali melanjutkan membereskan buku.
"gua duluan" kata Alex ketika bel sudah berbunyi dan Pak John baru saja meninggalkan kelas. Jun yang melihatnya hanya dapat bengong.
Alex sudah berdiri rapih di depan kelas XI A 4, menunggu gadisnya keluar kelas. 5 menit sejak bel berbunyi tidak ada tanda-tanda gadisnya muncul, tetapi terdengar suara yang sudah tidak asing di telinganya. Cenderung dirindukan oleh telinganya untuk masuk dan ditangkap getar suaranya. Untuk memastikannya ia mendekat ke arah pintu kelas karena ia juga sudah lelah membalas setiap senyuman yang diberikan oleh beberapa temannya di koridor kelas terutama teman-teman cewek.
"aduhhhhhh. Jangan berdiri di tengah jalan dong" ucap kesal Carol membuat Alex tersenyum mendengar ocehannya tetapi segera dihilangkan sebelum ketahuan.
"gak salah?yang jalan mundur siapa?" jawab Alex
"gua"
"berarti lo kan yang salah?" tanya Alex lagi
"ya enggak lah tetep salah lo. Suruh siapa berdiri di tengah jalan, depan pintu lagi. Lo ngapain disini?" tanya Carol penuh kesal
"ckck.. udah salah gak mau minta maaf itu ya cuma lo yaa" jawab Alex dengan gerakan maju dan sedikit mencondongkan badan serta kepalanya ke Carol. Padahal ketika melakukan ini ia tahu berakibat tidak baik terhadap irama jantungnya "gua nungguin lo daritadi disini. Tapi lo masih asik ngobrol di dalem" lanjut Alex
"ngapain nungguin gua?gua juga gak minta di tungguin sama lo. Gak usah nyalahin gua" ucap Carol dengan muka sangat sebal, tak lama kemudian kedua orang yang berada di belakang gadis itu memukul dan memarahi membuat yang dimarahi semakin kesal. Berbanding dengan Alex yang semakin lebar senyumnya melihat semua yang ada di depannya. Setelah selesai percakapan antar tiga sahabat ini, Alex mengajak Carol untuk ke ruang musik dan berlatih musikalisasi bersama-sama walau akhirnya tetap saja Carol menolaknya lalu meninggalkannya.
Sesampainya di ruang musik, latihan musikalisasi puisi langsung dimulai dan hari ini penyatuan antara keduanya. Selama latihan seluruh perhatian Alex terarah ke Carol yang ntah kenapa selalu gelisah dan tidak tenang bahkan membuatnya beberapa kali menyebabkan Pak Andre beberapa kali juga menghela napas berat dan seperti menahan emosi.
"Pak kalau udahan dulu gimana?" kata Alex membuka suara membuat Pak Andre menoleh menanyakan alasannya lalu Alex berkata
"iya kan bapak harus ke bandara kan, jemput pacar bapak dari Aussie yang pulang?daripada telat bapak kena marah" jawab Alex santai dan tanpa kebohongan karena semalam ia mendapat pesan dari pacar sepupu yang notabene gurunya ini bahwa ia pulang ke Indonesia dan meminta Alex untuk mengingatkan sepupunya untuk tidak telat ketika menjemput ke bandara
"ckck yasudah. Latihan hari ini sampai disini dulu. Besok latihan libur dulu. Tapi lusa kita latihan lagi saya harap kamu lebih fokus ya Caroline" ucap Pak Andre mengakhiri latihan hari ini lalu berjalan keluar ruang musik buru-buru. Sepeninggalan Pak Andre dari ruang musik, Carol meminta maaf karena latihan hari ini tidak maksimal karenanya
"maaf yaa" ucap Carol pelan
"hihihi gak papa Carol, besok kita latihan lagi. Masih ada waktu 10 hari lagi sebelum lomba. Yuk pulang bareng" ajak Ghea dengan sangat lembut dan disetujui Carol
"lo kenapa gak ngehibur dia sih" ucap Marco ketika mereka berdua sudah di koridor
"gua gak tau dia kenapa. Daripada salah langkah gua jadi kelempar jauh" jawab Alex
"lebih peka dong Lex. Cari tau dia kenapa"
"lo kenapa sih Co, yaudah kalau lo tau lo aja yang ngehibur dia" jawab Alex kesal
"yakin gua boleh?" tanya Marco dan langsung mendapat gerakan memotong leher dari Alex
"hahahaha yaudah gua balik duluan. Ada keperluan. Byee" kata Marco meninggalkan sahabatnya ini.
bener. gua harus kepo soal Carol. tyaaaa. gua butuh dia -Alex-
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Enemy [Completed]
Teen FictionMenurut Caroline, Alex itu laki-laki terreseh yang pernah ia kenal selama ia sekolah di SMA Xaverous. Sehari saja Carol ingin hidup damai di sekolah rasanya sulit. Tapi, Alex juga laki-laki yang membantunya bangkit dan berdamai dengan masa lalu. Ale...