Lady Em

8.4K 618 32
                                    

Emmie memainkan tepian gaunnya sambil duduk di anak tangga. Dirinya menunggui sang ayah yang akan pulang dari House of Lord. Ayahnya pernah bilang, seorang bangsawan yang bekerja di House of Lord adalah orang-orang yang menjalankan politik kerajaan. Kejadiannya masih dua bulan lalu, Emmie ingat bagaimana sang ayah memberikannya penjelasan.

"Apa ayah senang bekerja di House of Lord?" Tanya Emmie dua bulan lalu.

"Ya, aku menyukainya. Apa kau tidak senang jika aku bekerja di sana?" Lord of Chichester, ayah Emmie tahu benar percakapan mereka akan menjadi sebuah perbincangan yang panjang dan menarik.

"Tidak, ayah. Aku hanya ingin tahu apa yang ayah lakukan di sana bersama paman-paman," balas Emmie. Wajahnya penuh antusiasme menantikan jawaban ayah.

Lord Pelham tidak tahan menahan gemas pada puterinya. Umur Emmie masih enam tahun, tapi dia memiliki lebih dari sepuluh gudang penyimpanan pertanyaan. Selalu bertanya, selalu penasaran, selalu tidak sabar. Lord Pelham duduk di sofanya lalu mengangkat badan Emmie yang lumayan gemuk duduk di sisinya. "Apa yang menarik dari pekerjaan di House of Lord? Aku rasa tidak lebih menyenangkan dibanding kegiatanmu tiap hari."

Kelopak mata Emmie bergerak buka-tutup, tidak pula berpindah fokus dari ayahnya. "Kegiatanku memang menyenangkan setiap hari. Ramon membuatkanku ayunan di pohon belakang dan Joana memanggang kue kismis yang lezat. Lalu apa yang ayah lakukan bersama paman-paman?"

Orangtua lain barangkali akan muak menerima banyaknya pertanyaan dari anak mereka. Tapi tidak dengan Lord Pelham, dia menikmati setiap keingintahuan Emmie. Bahkan ketika Emmie mengubah kalimat tanyanya dan masih memberi pertanyaan yang sama. Emmie terlalu berharga untuk tidak diacuhkan. Istrinya meninggal setelah melahirkan Emmie, pengorbanan yang besar untuk satu nyawa. Kini Lord Pelham yang melanjutkan estafet dari istrinya, melindungi Emmie sebaik mungkin. Mengutamakan Emmie setiap waktu.

"Kadang ayah membahas peraturan yang ada di kerajaan. Apakah peraturan itu baik bagi semua orang, menguntungkan bagi semua pihak, dan bisa berjalan tanpa kendala. Itu yang ayah lakukan bersama paman-paman," jawab Lord Pelham akhirnya.

Paman-paman yang dimaksud Emmie adalah ton lord yang bekerja di House of Lord. Lord Pelham sebisa mungkin menjaga mulutnya agar Emmie kecil tidak tahu bahwasanya dia menjabat Deputy Lieutenant of Sussex and of Kent. Lord Pelham tidak punya persiapan jawaban karena Emmie akan bertanya lagi dan lagi. Pelham senior masih mengharapkan Pelham junior tumbuh layaknya anak kecil seperti anak-anak temannya.

"Apakah peraturan itu membuatmu bahagia, ayah?"

Pertanyaan yang polos, Lord Pelham mengulum tawanya. "Kadang aku bahagia, kadang tidak." Emmie sudah siap membuka mulutnya tapi didahului ayahnya yang melanjutkan. "Kita tidak selalu bisa memdapat apapun yang kita inginkan. Semua yang kau inginkan belum tentu semua yang memang kau butuhkan. Kadang aku mengalaminya, berpikir menginginkan sesuatu. Ketika memperolehnya, ternyata aku tidak membutuhkannya. Berakhir dengan kesia-siaan." Lord Pelham tersenyum miris, sarat akan luka. Emmie tidak menangkapnya, gadis mungil itu terlalu polos untuk memahami apa yang tiba-tiba menggelayuti pikiran sang ayah.

"Bagaimana kau tahu sesuatu itu tidak kau butuhkan?"

"Saat aku tidak lagi menginginkannya. Saat aku merasa sesuatu itu tidak berharga."

Hanya Emmie seorang dan Tuhan Yang Maha Kuasa yang tahu apa si kecil penghuni Stanmer House benar-benar memahami omongan ayahnya.

"Aku selalu berpikir ayah berharga. Kau sangat aku butuhkan dan aku inginkan." Emmie mengatakannya dengan senyum tulus.

"Aku pun merasa demikian. Kau sangat aku butuhkan."
Lord Pelham tidak akan memeluk Emmie saking terharunya atas ucapan Emmie. Dia punya caranya menyampaikan kasih. Elusan lembut di rambut kecokelatan Emmie dan senyum sudah cukup menurutnya. Keintiman fisik macam pelukan dan kecupan bukan suatu keutamaan. Begitulah sifatnya. Waktu kebersamaannya dan Emmie akan dinikmati begini, duduk bersisian, bercakap santai, dan melempar senyum atau tawa.

"Ayah, apakah kau mengenal Shakespeare? Siapa dia? Apa hubungannya dengan Romeo dan Juliet? Mereka berteman? Kenapa mereka sangat terkenal? Bisakah kau kenalkan aku kepada mereka?" Emmie dan pertanyaannya menguar. Lord of Chichester tersenyum lebar menanggapi jejalan pertanyaan. Inilah ikatan, tidak melulu membahas cinta dan pelukan. Inilah kebahagiaan, tidak harus mengaitkan pada canda tawa. Inilah Emmie kecil, sumber kebahagiaan terhakiki miliknya.

###

19/06/2018
Lady Em sebelum kedatangan Miss Tilly sebagai governess.

Lady Em [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang