Carme berhenti didepan sebuah rumah mewah ber-cat putih itu. Ia terus menekan bel yang ada disana berharap ada orang yang membukakan pintu untuknya.
"Gak ada orang kali Car?" Ucap Lucio yang berada disamping Carme.
"Gak mungkin rumah sebesar ini kosong, si Ragiokan punya banyak pembantu," balas Carme yang masih terus menekan bel yang ada disamping pintu itu. "ya mungkin aja kan? Pembantunya lagi pulang kampung terus orang tuanya lagi keluar negeri," sahut Lucio. Tapi, Carme mengabaikannya ia terus menerus menekan bel itu.
Setelah sekian lama menunggu akhirnya muncul seorang wanita yang membukakan mereka pintu itu.
"Den Carme, den Lucio maaf tadi bibi lagi di kamar mandi." Wanita berumur 38 tahun yang mereka panggil Bi Surti itu sudah lima belas tahun bekerja di rumahnya Ragio.
"Iya Bi gak papa, Ragionya ada?" Tanya Carme.
"Wah Den Ragio ya?Gak ada tuh udah 3 minggu gak pulang, tapi katanya si dia bilang sama Bibi mau nginep di rumah temennya, Bibi kira nginep di rumah kalian."
Carme semakin bingung. Jika benar Ragio pergi ke tempat itu seharusnya buku itu ada ditoko. "Ohh, Makasih ya Bi, kami pulang dulu Bi," balas Carme yang langsung menarik tangan Lucio menjauh dari rumah itu.
"Mungkin si Ragio kesono kali Car."
"Tapi bukunya gak ada Luc!" seru Carme. "lu gak tau Luc, dia dalam bahaya kalau memang benar ia kesana!"
"Ya mau bagaimana lagi Car? Kita gak tau dimana buku itu, satu satunya cara untuk menemukan buku itu adalah menunggu Ragio pulang keBumi."
-pluto-
"Ada orang,"ucap Ragio pelan. Ia merasakan ada seseorang yang masuk kedalam rumah ini. Soalnya sebelum ia dan Charon pergi ia ingat sudah mengunci pintu dan jendela. Tapi sekarang? Pintunya terbuka.
"Kenapa Rag?" Tanya Charon yang mulai kebingungan melihat Ragio yang mematung ditempat.
Tap...
Tap...
Tap... (ceritanya bunyi kaki ya gais :"))
Tanpa menjawab pertanyaan Charon, ia langsung menarik tangan Charon menjauh dari tempat mereka berdiri.
Mereka berdua bersembunyi.
"Kenapa si Rag?!" Tanya Charon yang menaiki nada bicaranya karena kesal tidak direspon Ragio.
Dan lagi bukannya menjawab pertanyaannya Charon, ia malah membekap mulutnya Charon. Pandangannya masih terfokus ke orang yang berdiri didepan pintu.
"Syuttt." Ragio menempelkan telunjuknya didepan bibirnya mengisyaratkan Charon agar tidak berbicara dahulu.
Charonpun menurut ia tidak bersuara. Ia ikut memokuskan pandangannya kepada pria yang berada didepan pintu rumah itu.
"Sepertinya makhluk makhluk bumi itu sudah pergi," ucap salah satu pria yang berdiri didepan pintu itu.
Charon menjadi semakin bingung. Apa maksud mereka semua? Kenapa mereka menginginkan dirinya dan Ragio? Charon jadi ingat perkataan Ragio kemarin tentang jangan pernah memberi tahukan identitas asli disini.
"Jangan pernah kamu bilang kamu berasal dari Bumi!"
Apa itu ada hubungannya dengan orang orang itu?ahhh ini membuat Charon semakin bingung saja.
Kemudian muncul-lah sebuah benda aneh dari langit. Benda itu terlihat seperti kapal. Terlihat semua pria itu menaiki kapal terbang itu, sepertinya itu adalah kendaraanya.
Setelah memastikan kapal itu benar benar hilang. Charon dan Ragio segera masuk kedalam rumah. "Siapa pria tadi Rag?" Tanya Charon yang langsung membanting tubuhnya keatas kasur yang empuk itu.
"Mereka itu polisi planet Pluto." Jawab Ragio yang masih mempertahankan muka datarnya sejak tadi. Sekarang ia duduk disamping Charon.
"Terus?" Terlihat Charon meminta penjelasan lebih karena ia sama sekali tak mengerti apa maksud dari semua ini.
"Saya sudah pernah bilangkan Jangan pernah mengaku dirimu adalah makhluk bumikan? Pria pria itu mencari makhluk bumi yang kesasar disini untuk dijadikan penduduk asli Pluto dan menjadikannya sebagai kelinci percobaan oleh ilmuwan ilmuwan disini, teman saya sudah menjadi korbannya ia rela tertangkap oleh polisi polisi itu demi saya agar bisa pulang keBumi." Kini Ragio ikut ikutan merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk itu, disamping Charon.
"Lalu nasib temanmu bagaimana?" Tanya Charon.
"Ntah lah, tapi kata penduduk disini dia masih hidup, dia ada di laboratorium kota pusat dia ditahan disana."
"Biar ku tebak, tujuan kamu datang kesini lagi, itu buat menyelamatkan temanmu kan?" Tanya Charon. "benerkan? bener? iya lah Charon mah gak pernah salah." Sambungnya.
Ya, Charon benar. Ragio hanya bisa membuang nafasnya kasar. Ia menyesal mengingat ingat kebodohan masa lalunya itu.
"Saya mau tidur, kamu juga tidur! besok kita berangkat pagi pagi sekali saya harus memulangkan kamu, kali ini kita tidur bersama saja disini." Mendengar perkataan Ragio membuat imajinasinya Charon menjadi liar. ia takut jika Ragio macam macam dengannya. Ragiopun mulai membelakangi Charon. "Saya akan tidur di ruang tamu saja seperti biasa," balas Charon yang mulai bangkit dari tidurnya.
Tapi ketika ia ingin membuka pintu, perkataan Ragio menghentikannya. "Kamu tidur disini bareng saya, saya takut polisi itu datang lagi dan Tenang saja, saya tidak akan menyentuhmu."
Dengan setengah keyakinan dan setengah imajinasinya yang sudah liar ia memberanikan diri untuk merebahkan tubuhnya disamping Ragio yang sudah menutup matanya.
Tbc...
Ancur ya 😫 iya udah tau😏 makasih buat kalian semua yang udah mau baca cerita aneh bin gaje ini.
Yuk ah menerima semua kritik saran coment gak jelas dan vote.
Babay 😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Pluto
FantasyTentang waktu yang berlalu begitu saja meninggalkan luka. Tentang sebuah ingatan yang tak bisa dilupa. (Revisi setelah tamat)