0.0 - Prolog
Seorang anak berusia 5 tahun menatap kosong pada kue ulang tahun dihadapannya dengan lilin yang masih menyala dan tinggal setengah, sedangkan setengahnya lagi telah meleleh mengotori kue yang terlihat mewah itu. setelah beberapa saat, netra coklatnya melirik pada surat dimeja yang masih terbuka dan membacanya untuk yang kesekian kali.
Dear Minhunie,
Selamat ulangtahun yang ke 5 sayang, semoga panjangh umur dan sehat selalu. Maaf mama dan papa tidak bisa menemanimu karena ada urusan pekerjaan diluar negeri. Tapi mama dan papa sudah meninggalkan banyak hadiah untuk Minhyunie, dan hadiah itu ada pada paman dan bibi bae kau bisa langsung memintanya. Jika Minhyunie menginginkan yang lain katakana saja pada paman dan bibi Bae nanti mereka akan membelikannya untuk Minhyunnie
Sudah dulu ya sayang, mama sedang ada urusan bye-bye.
Salam cinta dari mama dan papa untuk Minhyunie
Minhyun nama anak yang sedang berulang tahun itu menghela nafas lantas menatap pada dua orang pelayan yang sudah lama bekerja pada keluarganya.
"Paman, Apa mama dan papa tidak sayang pada Hyunie?" tanya anak itu dengan tatapan polosnya hingga membuat dua orang dihadapannya tidak kuasa untuk tidak memeluk bocah tampan berusia 5 tahun itu dengan haru. Anak itu sama sekali tidak merasa risih, ia malah balik memeluk kedua orang paruh baya tersebut sambil menenggelamkan wajahnya pada si pria paruh baya.
"Tidak tuan muda, papa dan mama tuan muda sangat menyayangi tuan muda. Mereka bekerja untuk masa depan tuan muda nantinya." Jawab wanita peruh baya yang berada disisi lainnya sambil mengusap rambut hitam sang tuan muda dengan lembut dan penuh kasih sayang.
"Tapi hyunie rindu pada mama dan papa......" netra sekelam malamnya menatap sendu pada pria paruh baya yang memeluknya.
"Paman dan bibi juga adik yang ada diperut bibi akan selalu menamani tuan muda... jadi tuan muda tidak perlu bersedih..." Ucap pria paruh baya itu hingga membuat sang tuan muda berbalik melihat perut buncit wanita yang dipanggilnya bibi lalu mengusap perutnya dengan sayang.
"Apa tuan muda mau memberikan nama untuk adik kecil diperut bibi?" pertanyaaan sang wanita membuat Minhyun menatap pada wanita tersebut dengan berbinar.
"Bolehkah?" Minhyun bertanya antusias.
"Tentu saja tuan muda... sebuah kehormatan jika tuan muda mau melakukannya." Jawab wanita itu dengan lembut.
Minhyun tampak berpikir hingga dua orang disampingnya terkekeh gemas melihat bocah laki-laki berusia 5 tahun itu.
"Jinyoung.. namanya Bae Jinyoung.. bagaimana?" anak itu menyuarakan pikirannya saat mendapatkan nama yang menurutnya pas.
"Nama yang bagus.. terimakasih tuan Muda.."
"Jinyoungie.. cepat lahir dan menjadi teman hyung ya!! Hyunie hyung sayang Jinyoungie.." Ucap anak itu sambil mengusak pipinya pada perut buncit wanita bermarga Bae tersebut. Minhyun sangat menyayangi kedua orang tersebut, tidak sekalipun ia menganggap kedua orang paruh baya itu sebagai pelayan dirumahnya melainkan sebagai pengganti kedua orang tuanya yang selama Minhyun sudah bisa mengingat tidak pernah ada dalam kenangannya.
Kedua orangtuanya hanya fokus mencari harta, tapi tak pernah berpikir bahwa Minhyun kecil juga membutuhkan kasih sayang dari kedua orangtuanya. Paman dan bibi Bae lah yang membesarkannya.
Setelah membuat permohonan Minhyun meniup lilin yang sudah hampir habis, lalu menatap pada dua orang yang mengusap rambutnya dengan sayang."Apa yang tuan muda inginkan?"
YOU ARE READING
Main Player [HwangNiel] PRIVATE
FanficWarn: Cerita mengandung Unsur Homo, Yaoi, BxB, MxM, Shounen-ai, dan sejenisnya. yang gak suka bisa langsung Minggir cantik, jangan paksain buat Baca!! Typo betebaraan dengan sangat indah! cerita absurd dll, maklum masih belajar. yang gak suka pairin...