Setelah satu hari dirawat dirumah sakit, Zaira sudah bisa pulang. Kondisinya mulai membaik, ia sudah bisa sekolah pada hari ini, Rabu. Sebelum berangkat ke sekolah, Zaira menulis sesuatu pada buku sakunya.
Seminggu menuju lomba solo akustik, aku harap dapat melakukannya dengan baik, aku harap Ayah dan Ibu ada di bangku terdepan. Aku mengharapkan... Ah sepertinya aku hanya terjebak nostalgia masa kecil, teman kecilku. Sudahlah aku harus segera berangkat sekolah, dan semoga saja si ngeselin itu sudah pindah ke Mars, jadi tak ada yang mengganggu ku latihan.
Zaira menutup buku sakunya dan memasukkan ke dalam saku roknya, ia merapikan kerudung putih dan menggendong tas berwarna abu-abu yang sudah lecek, tak lupa gitar yang akan digunakan untuk latihannya nanti.
"Bu, Za berangkat sekolah dulu yaaa, hari ini pulang sore ada latihan."
"Hmm baru juga sembuh, tapi jangan terlalu larut ya!"
"Siap ibuku yang cantik, tapi cantikkan aku sih hehehe" Zaira tersenyum jahil.
"Yasudah cepat, nanti kamu kesiangan..."
"Oke, assalamu'alaikum!" Zaira mencium tangan ibunya.
"Waalaikumuusalam"
Setelah menempuh waktu 20 menit, Zaira tiba di sekolah.
"Za? Za? Kemana aja? Penyakit kamu kambuh lagi? Kehujanan gituu yaa??" Ucap Ameera yang sangat mengkhawatirkan keadan sahabat nya itu.
"Biasalah, tapi biasa aja kok. Mending sekarang anter aku beli sarapan yuk!"
"Mager neeehhh!!"
"Ayok!! "
"Males!"
"Nanti kalo pingsan tengah jalan gimana? Tega gitu?"
"Ish ngancemnya pinter deh, kesel! Yaudah ayo!"
"Nah gitu dong Ra, cantikkan?"
"Emang!"
Keduanya tertawa bersama dan berjapan menuju kantin yang terletak di ujung sekolah, tempat dimana seluruh siswa menggantungkan harapan indah agar perutnya yang berdemo segera usai.
"Btw kemaren ada yang nyari kamu!" Ameera terlihat sudah tidak begitu kesal.
"Paling si Praja mau minta contekan!"
"Bukan, kemaren si Praja kesiangan, trus bolos jam pelajaran terakhir."
"Terus siapa? Gak penting ah, mau si ngeselin itu bolos tiap hari juga gapapa!"
"Ka Ryan."
"Hah? Ngapain? Aku kan gak ikutan OSIS ish!!!"
"Gausah gaspol juga kali ah! Pokoknya dia nanyain Hamel, ya gak ada yang tau, yang 'ngeh cuman aku."
"Tau ah, risi aku diikutin Ka Ryan mending diikutin setan deh hahahaha!!"
"Diikutin Praja aja gimana?" Ameera menggodanya Zaira jahil.
"IDIH AMIT AMIT CABANG OLAHRAGA DEH, KALO GITU YA MENDING KA RYAN DONG!!!"
Sontak Ameera tertawa lagi, ada ada saja kelakuan Zaira ini.
Jam pelajaran pertama dimulai, siswa siswi segera memasuki kelasnya masing-masing.
Jrenggg.. jrenggg.. jrengg
Suara gitar terdengar dari luar kelas, sepertinya Zaira nulai sadar bahwa hanya dia yang membawa gitar hari ini dan berarti....
Gitar aku!!"Eh yang punyanya udah masang muka tancap gas aja" Praja dengan santai masib memainkan gitar Zaira.
"Dosa loh ga izin sama yang punyanya dulu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PROMISE OF A SOLDIER
Teen Fiction"Bilang sama teman laki-laki yang mau sama kamu, sebelum deketin adeknya deketin dulu abangnya! iyakan Yah?" Ucap lelaki yang disebut abang oleh Zaira. "Yah... kalau begitu mana ada lelaki yang mau sama Za, datang kerja kelompok ke rumah saja takut...