1

4.7K 325 5
                                    


Hwang Eunbi's point of view

Aku melangkah pelan begitu selesai meletakkan sneakers putihku di rak. Aku ngga percaya dengan pemandangan yang aku tangkap dengan mataku sendiri sekarang.

"Finally, kamu pulang juga!"

Aku tersenyum simpul saat tubuh kekarnya berhasil merengkuhku. Nggak perlu lama-lama lagi, aku membalas pelukannya. Satu minggu nggak melihat wajahnya, pelukan ini jadi salah satu hal yang paling dirindukan dari seorang Jeon Jungkook.

Chu.

Dia mengecup bibirku singkat.

Aku tersenyum malu dan menunduk---menyembunyikan pipiku yang merona. "Dateng-dateng bikin gemes sih!" Jungkook berjalan ke dapur. Meninggalkanku yang masih berdiri kaku di depan pintu apartemen.

"Tadi aku beli jjangmyeon nih! Makan yuk?" ajak Jungkook sambil membawa dua piring berisikan jjangmyeon dan menaruhnya di atas meja ruang tv. Aku berjalan ke arahnya dan duduk di lantai---dihadapannya.

Mata Jungkook bersinar begitu bertemu dengan tatapan mataku. Setiap kali melihatnya, aku jadi kepikiran soal sesuatu. Sesuatu yang sangat menggangguku saat  berdua dengan Jungkook.

"Sayang, aku nggak mau kamu tanya soal Eunha sekarang." Jungkook membuka plastik transparan di atas piring jjangmyeon milikku.

Jung Eunha.

Rekan satu agensinya Jungkook. Sama-sama model terkenal---cantik,manis dan lucu. Dia kekasihnya Jungkook.

Aku mengangguk kecil dan memakan jjangmyeonku meskipun pikiranku masih tersita dengan nama gadis itu. Aku selalu merasa bersalah setiap kali kebayang wajahnya. Wajah innocent Eunha sama sekali nggak pantas dicurangi---oleh laki-laki semacam Jungkook. Aku cinta Jungkook dan Jungkook juga cinta aku. Dan aku nggak tahu bagaimana mengatasinya.

Eunha kenal Jungkook jauh sebelum aku kenal Jungkook. Mereka juga berpacaran jauh sebelum aku tahu kalau Jungkook itu ada. Aku belum pernah bertemu Eunha di kehidupan nyata. Tapi dari setiap perilakunya, aku tahu kalau dia sangat menyayangi Jungkook. Dan Jungkook menyia-nyiakan itu.

Jungkook menyimpan sumpitnya di atas meja dan menatapku intens. "Oke. Aku kalah. Apa yang mau kamu tanyakan,sayang?" Dia meraih tanganku dan mengelusnya pelan. Setelah menelan ludahku dan menghela napas panjang, aku memberanikan diri untuk kembali memandang wajahnya.

"Kamu satu kasur sama dia disana?"

Jungkook baru saja menyelesaikan pemotretan di pulau Jeju---bersama Eunha tentunya. Aku jadi penasaran soal itu.

Lelaki di hadapanku mengangguk singkat. "Aku nggak melakukan sesuatu sama Eunha kayak apa yang aku lakukan sama kamu, Hwang." Mendengar jawabannya, aku cuman bisa tertawa pelan.

"Aku nggak tanya soal itu, Jeon." Aku melihat Jungkook memanyunkan bibirnya. "Aku yakin pasti kamu berpikir sampai sana," kata Jungkook sembari mengelus tanganku lagi.

Aku tersenyum kecut. "Dia memang pacar kamu, Jeon. Bukan suatu tindakan yang salah kalau kamu melakukan hal-hal semacam itu." Aku baru saja mengatakan dua kalimat yang sangat dibenci Jeon Jungkook. Tunggu sebentar lagi---Jungkook pasti marah.

"Hwang!" bentak Jungkook. Dia marah sampai melepas genggamannya pada tanganku. Aku menatapnya tanpa takut. Akhirnya aku berhasil melepaskan segala ketakutanku pada Jungkook hari ini. "Aku nggak suka kalau kamu ngomong gitu. Aku udah bilang berapa kali sih?" Jungkook meninggikan suaranya.

"Terus sampai kapan kita harus kayak gini?" Pertanyaanku membuat Jungkook bungkam. Dia masih memandangku dengan marah. "Sampai kapan kamu main api di belakang Eunha?"

Jungkook berdiri dan duduk di sebelahku. "Hwang."

Aku mulai menangis. Aku benci ada di permainan ini. Seharusnya memang aku nggak berada di zona kehidupan Jungkook dari awal. Aku yang salah---aku yang datang dan buat Jungkook jatuh cinta.

"Tunggu sebentar lagi,ya?" Jungkook memelukku.

■ ■ ■

"Mau makan apa malam ini,Jeon?"

Jungkook menoleh ke arahku sekilas lalu kembali fokus dengan layar ponselnya. "Apa aja," katanya singkat. Aku membuka pintu kulkas dan membuang napasku keras begitu melihat tidak apapun disana. Aku memang lagi fokus kuliah dan Jungkook juga kerja---jadi kita sama-sama nggak sempat belanja.

"Jeon." Aku berjalan ke arahnya yang tengah duduk santai di sofa. Jungkook cuman bergumam membalasnya. "Makan di luar aja,ya? Di kulkas gak ada bahan," ucapku setengah berbisik kepadanya---enggan mengganggu Jungkook bermain game.

Jungkook mendecak. Aku tahu dia nggak suka makan di luar. Apa yang dikatakan orang-orang saat melihat Jeon Jungkook---model terkenal yang notabenenya kekasih Jung Eunha---makan malam dengan seorang gadis biasa yang nggak begitu cantik?

Orang-orang pasti akan menganggapku asisten pribadi atau pembantu rumah tangga Jungkook---seperti biasanya. Sebetulnya, aku nggak masalah akan hal itu. Sebelum menjadi orang ketiga di dalam suatu hubungan, aku sudah pikirkan semua resikonya. Tapi Jungkook nggak pernah setuju akan hal itu. Dia yang memulai tapi dia yang nggak mau bertanggung jawab.

"Hwang. Kamu tahu kan apa yang dilakukan media dan orang-orang begitu lihat kamu lagi?"

"Mereka bakal nganggap aku sebagai asisten atau pembantu kamu lagi,kan?"

Jungkook menghela napas. Dia menyimpan ponselnya di atas meja dan menatapku. Kelihatan sekali kalau dia memang khawatir. "Hwang sayang.."

Aku tersenyum dan mengelus pipi Jungkook pelan. "Gak apa-apa, Jeon. Aku udah terbiasa dibilang kayak gitu sama orang-orang. Lagipula kenyataannya nggak kayak gitu kan?" Aku bisa dengar Jungkook mendecak pelan.

"Kita delivery food aja ya?" Jungkook mencium pipiku sekilas. Aku cuman mengangguk pasrah---padahal aku sangat ingin makan di restoran seperti pasangan pada umumnya.

Sayangnya, aku dan Jungkook bukan pasangan biasa. Kita punya sejuta rahasia yang nggak di ketahui publik. Dan kita nyaman dengan keadaan ini.









Heiii
Aku ada story sinkook baru lagi. Kemarin sempet publish sebentar tapi di unpub karena aku nggak pede sama jalan ceritanya hehehehe
Semoga yang ini menarik ya💕💕

✔️photograph ; sinb + jungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang