Aku gak nakal

63 4 0
                                    

Holaaww eferibadih.

Ini udah end ko, cuma cerpen iseng aja. Sebenernya aku fobia darah, ngetik cerita ini juga lemes sendiri *curhat. Tapi karna lagi mood bikin cerita ini jadi ya gitu.

Disini banyak adegan kekerasan, hati-hati. Buat yang takut darah atau gimana aku ga tanggung jawab kalo kenapa-kenapa wkwk.

Maaf kalo jelek, kurang sadis, Aku masih belajar. Jangan lupa vote dan komentar yaa. Love you 💕
====

Aku tinggal disebuah rumah yang berada jauh dari jalan raya, adikku bisu, Ayahku telah lama meninggal dan ibuku sendiri hanya bisa berbaring dikasurnya. Aku kuliah di salah satu universitas dijakarta, om ku yang membiayai ku melanjutkan kuliah. Aku sangat menyayangi om ku itu.

Pagi ini aku ada kelas siang, dengan terburu-buru aku berlari menyusuri lorong yang telah sepi.

"Awww." Sial, saat sedang terburu-buru begini ada saja halangan.

"Maaf." Ucap seorang pria yang tabrakan oleh ku tadi. Tangan kekar itu menjulur untuk membantu ku.

"Terimakasih." Ucap ku terburu-buru dan langsung meninggalkan nya sendiri disana.

Setelah selesai kelas, aku pergi untuk mencuci muka ditoilet. Setelah selesai, aku duduk di taman belakang kampus ku. Udara disini sangatlah sejuk, terdapat satu gedung kosong yang biasa aku kunjungi setiap selesai kuliah.

Tap Tap Tap

Suara derap langkah menyadarkan ku yang tengah bersantai.

"Ehh, kau." Kataku kepada pria yang tadi bertabrakan denganku. Aku membenarkan kacamata ku santai.

"Hai, kita belum memperkenalkan diri." Ucapnya sopan.

Ahh, aku tidak terbiasa dengan orang baru. Dari dulu aku jarang berinteraksi dengan siapapun itu, ya karna mereka yang tidak ingin berbicara padaku. Kata mereka kacamata ku aneh, walaupun banyak yang bilang aku cantik. aku hanya mempunyai satu teman yaitu Kesha.

"Aku Clarissa Tamara Geraldine panggil saja Caca." Kataku sambil bertopang dagu.

"Aku Devano Aditirta, sedang apa kamu disini?" Tanya nya dengan muka penasaran.

"Menikmati udara segar." Kataku malas.

Dimulai dari situlah kami berdua akrab dan sekarang menjadi pasangan. Sudah satu tahun berlalu. Aku mencintai devano, sangat sangat mencintai nya. Kami juga memiliki hobi yang sama.

Malam ini aku kencan dengannya. Sudah satu jam menunggu tapi devano belum juga datang. Mata sayu ku mengitari seluruh penjuru ruangan, tidak ada tanda-tanda nya.

Tiinnggg

iPhone ku berbunyi menandakan adanya pesan. Ku ambil dengan segera, nama devano terpampang jelas dilayar kaca. Aku kegirangan bukan main, ku buka pesannya.

My vano :
"Maaf aku tidak bisa datang, tiba-tiba saja aku sakit."

"Ckk." Aku berdecak sinis, aku hampir lupa kalau di iPhone ku bisa melacak hp milik devano. Segera ku buka aplikasi itu, melacak iPhone devano dan ketemu. Taman raflesia

Location itu menunjukkan bahwa devano sedang tidak dirumahnya, aku berdecak sekali lagi. Memilih untuk menyusul devano di taman tersebut, tapi mengapa ia berbohong padaku? Entahlah, otakku sedang malas berfikir.

Dengan gerak cepat aku mengambil tas dan beranjak pergi dari sana. Setelah aku sampai di taman tersebut, keadaannya sangat sepi. Sedang apa devano ditempat sepi seperti ini fikirku. Aku mencari-cari keberadaan devano dengan mengecek location ponselnya lewat aplikasi ku.

SSTTT DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang