Bab 20

112 11 7
                                    

Viktor Alexander POV


Dih, Kila bikin aku iri saja, bisa memeluk Vela.

Ups. Bukan itu yang mau kuomongin.

Saat adegan pelukan itu terjadi, Axel mengambil kesempatan untuk kabur dari rumah. Tapi untungnya, aku melihatnya kabur dan segera mengejarnya. Belum sampai keluar gerbang. Axel sudah berhenti berlari dan tampangnya seperti sangat menyesal.

"Kenapa lo lakuin ini semua? Kenapa lo lakuin ini semua ke Vela?" tanyaku tanpa menatapnya.

"Lex, maafin gue. Gue..."

"Gue ga nyuruh lo minta maaf. Gue nanya," kataku tajam.

"Gue...gue sebenernya...ehm...dia itu..."

"Ngomong tuh yang jelas," kataku dingin.

"Dia itu...pacar gue yang pertama. Gara-gara dia mutusin waktu itu...gue jadi nyari seseorang yang benar-benar mirip sama Vela, Lex."

"Asal lo tau, di dunia ini ga ada orang yang bener-bener mirip sama Vela. Dia itu limited edition. Lagipula, gue ga nanya soal dia yang mutusin lo. Yang gue tanya, kenapa lo bawa cewek ke mall saat masih pacaran sama Vela?" tanyaku dingin.

"Itu...bukan gue yang mau. Vina yang maksa gue," kata Axel.

"Dan lo tau? Setelah kejadian itu, dia bener-bener benci sama makhluk yang namanya cowok. Bahkan di sekolah pun dia bener-bener dingin sama cowok!" seruku jengkel dan kesal.

Axel terdiam sembari mengusap bibirnya yang berdarah karena hajaran Vela.

"Trus, tadi gue denger Vela teriak tentang surat. Lo juga tau soal itu?" tanyaku dingin.

"Tanya Vela aja," katanya datar. "Jangan tanya gue."

Aku segera melotot pada Axel dan menarik kerah bajunya dengan cepat. "Lo tau kan, Vela ga mungkin ngasih tau gitu aja! Mending, lo kasih tau ke gue atau gue..."

"Apa?" tanyanya sinis. "Lo ga berani bunuh gue atau ngehajar gue kayak Vela kan?"

Aku terdiam dengan kesal dan segera melempar tubuh Axel ke tanah.

Axel tertawa sinis. "Lo emang ga berani apa-apa sama gue."

Kini, aku yang tersenyum sinis padanya. "Siapa bilang?"

Belum sempat Axel terkejut dengan pertanyaanku yang terakhir, dia sudah pingsan karena kutonjok dalam satu tonjokkan keras.

Aku membersihkan tanganku dengan segera dan membiarkan Axel di luar, lalu masuk ke dalam rumah. Di dalam, Vela sudah lebih tenang. Malah, Kila, Vela, Sheina, Cindy, dan Nita sedang mengobrol, sedangkan Tama, Nando, dan Frankie segera menghampiriku.

"Axel mana?" tanya Nando.

"Udah mati," kataku datar.

"Balek?" tanya Frankie sambil tertawa.

"Tuh, ada di luar," kataku enteng lalu masuk ke dalam kamarku. Sendirian.

Astaga. Aku benar-benar harus berpikir jernih untuk saat ini. Masih banyak pertanyaan yang ada di dalam kepalaku.

Memangnya, siapa Vina? Apa ada hubungannya dengan surat kaleng? Kenapa...

Dih, banyak nanya banget sih!

{#MGF1} My Girl Friend My Soulmate--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang