Bab 24

95 9 2
                                    

Viktor Alexander POV


Speechless.

Satu kata yang mewakili kami semua saat ini.

"Ehm...jadi..."

"Dia pelakunya, La!" teriak Vina spontan. "Sumpah! Dia pelakunya! Gue cuma disuruh ngirim surat aja!"

Kudengar Vina mulai menangis sesegukkan. Vela mendengus sebal lalu berjalan mendekati Vina. "Urusanku denganmu belum selesai. Dan tolong, jadi cewek tuh jangan terlalu lemah," katanya dengan nada yang penuh ancaman.

Astaga. Vela memang keren. Kurasa, dia memang ditakdirkan jadi cewek yang dingin dan terlihat keren jika mengancam orang.

Setelah mengancam Vina, Vela berjalan mendekati Ria yang ada di pintu.

"Kenapa kamu ke sini?" tanya Vela dingin.

Ria menatap Vela heran. "Lo sendiri, kenapa ada di sini?"

"Jawab dulu pertanyaanku," kata Vela makin dingin.

"Gue sih mau jenguk Axel," katanya enteng.

"Kenal sama dia dari siapa?" tanya Vela datar.

"Dia kan pacar kembaran gue," kata Ria sambil menyeringai jahat. Astaga. Seringaiannya benar-benar jahat! "Masa sih, gue ga boleh kenal sama pacar kembaran gue?"

Kurasa, Ria sudah mengetahui kalau kami semua—aku, Vela, Kila, Frankie, Nando, Tama, dan Sheina—mengetahui dia punya kembaran. Habisnya, dia terlihat biasa saja dan dengan santainya dia menyebut bahwa Vina adalah kembarannya.

Aku menatap Ria, yang sepertinya belum menyadari kehadiranku. "Udah deh, ga usah basa-basi," tukasku galak. "Tadi, jelas-jelas Vina bilang kalo lo pelakunya. Babat aja, La."

Vela menatapku aneh. "Katanya, harus sabar," sindirnya tajam.

Dih, kemakan omongan sendiri deh. "Eh, kalo sama orang bejat sih, ga usah sabar," kataku kesal.

"Oh, ada Alex di sini," katanya dengan nada senang. "Lex, lo udah makan belom?"

Aku tersenyum sinis. "Udah. Gue udah makan sama Vela, tadi," kataku seraya menekankan kata "sama" dan "Vela".

Padahal mah, boro-boro makan. Laper gini, cuy!

Senyum Ria segera menghilang dan menatapku datar. "Oh, sama Vela," katanya.

"Kamu..."

"Eh, Lex, lo haus ga?" tanya Ria tidak mengacuhkan omongan Vela.

Aku menatapnya tajam. "Lo dengerin Vela dulu, baru gue jawab pertanyaan yang tidak bermutu itu," kataku tajam.

Ria menatapku lama dan sekilas aku melihat Ria mengangkat sudut bibirnya dengan tipis. Oke, hal itu menyeramkan karena mukanya berubah menjadi seorang psikopat yang suka meneror orang-orang yang tidak disukainya.

Untungnya, tak lama setelah senyuman yang menyeramkan itu, dia segera beralih pada Vela dan menatapnya angkuh. "Mau nanya apa lo?"

"Kamu tau tentang surat kaleng?" tanya Vela datar.

Ria mengernyit heran. "Surat? Surat apaan?" tanyanya heran.

Vina segera menerjang Ria dengan cepat dan mendorong Ria hingga menabrak pintu kamar itu. Vina buru-buru mencekik Ria dengan kencang—kuketahui itu dengan kencang karena Ria terlihat susah payah mengambil nafas.

{#MGF1} My Girl Friend My Soulmate--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang