"Kamu jaga diri baik-baik ya Rose."
Rose tersenyum dan membalas pelukan bibi Nana, dibalik punggung bibi Nana Rose bisa melihat siluet wanita paruh baya yang tengah duduk sambil meminum teh nya dengan tenang.
Bibi Nana menoleh dan mengikuti arah pandang Rose
"Kau tau, sekeras apapun batu ia akan tetap terkikis bila terus-terusan terkena air-""Dan Rose, jadi lah air itu untuk mengikis keyakinan buruk dari Nenek padamu, kau paham nak?"
Rose tersenyum getir
"Aku paham bi.""Berarti tinggal tunggu waktu saja, aku yakin semua akan membaik."
Bibi Nana menempelkan dahinya pada dahi Rose. Setelah berpamitan Rose akhirnya menyusul Chanyeol ke mobil untuk segera pulang.
"Are you okay sweetheart?" Rose mengangguk.
**
"Aww." Ringis Rose ketika Jun berusaha mengobati luka yang ada pada lututnya."Sorry." Jun meringis kemudian melanjutkan aktivitasnya.
"Kalo masih sakit besok gak usah sekolah aja."
Rose menoleh, disana terlihat Chanyeol yang sedang bersandar di pinggir pintu.
"Luka nya emang masih sakit, tapi kalo kaki nya udah enggak." Jelas Rose.
"Gak usah dipaksain."
Rose menggeleng
"Apa mau pake kursi roda lagi besok?" usul Jun."Jun kaki gue cuman keseleo, ini juga udah baikkan-"
"Kalo gak dipaksa tadi gue juga ogah make kursi roda."
"Kalo lo pagi tadi gak make kursi roda, yang ada sakit lagi kaki lo gara-gara kelamaan berdiri." sahut Jun sambil menaruh kembali obat luka Rose.
"Jennie, Jisoo, Lisa dateng tuh."
Baru Chanyeol dan Jun beranjak, ketiga sahabat Rose datang sambil membawa beberapa buah-buahan.
"Kayak gue sakit parah banget ya." sindir Rose sambil mencari buah apel kesukaannya.
"Gitu-gitu juga lo ambil." Rose menyengir.
"Lo udah gak papa kan?" tanya Jisoo sambil membantu Rose mengupas apel.
"Apanya?" mereka bertiga mengerenyit mendengar pertanyaan Rose.
"Maksud gue, lo nanyain hati gue apa luka di lutut gue."
"dua duanya."
"Lutut gue udah gak papa, hati gue-"
"Yah lo tau sendiri kan."
"Ikhlasin ya Rose." Lisa mengelus pelan punggung Rose
Rose tersenyum tipis dan mengangguk
"Gue ikhlas, dan juga gue ikhlas nerima semua jalan takdir gue.""Gue yakin, setelah hujan pasti ada pelangi."
"Kata siapa? kemaren abis ujan gak ada pelangi." sontak Jisoo dan Jennie menoyor kepala Lisa.
"Ogeb." sinis Jennie.
"Maksud Jennie, setelah semua penderitaan ini pasti akan ada kebahagiaan." sahut Jisoo menatap Lisa kesal.
Rose terbahak, sontak mereka bertiga menoleh dan menatap heran ke arah Rose.
"Lo gak papa kan Rose?" Lisa menaruh punggung tangannya pada dahi Rose yang ditepis oleh Rose.
"Bego kok dipiara sih Lis Lis."
Mereka pun tersenyum, walaupun hal kecil akhirnya mereka bisa melihat Rose tertawa di saat-saat seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not For Long
FanfictionRose seorang gadis yang ceria dan ramah berubah menjadi gadis yang datar bahkan dingin dengan sekitarnya, setelah mendapatkan kehidupan baru nya dan kembali kepada sahabat-sahabatnya dan bertemu dengan seorang pria yang mulai mengisi hatinya, akanka...