Semester baru telah dibuka beberapa minggu yang lalu. Mahasiswa baru pun sudah menjalani ospek selama enam hari. Peminat jurusan terbanyak tahun ini adalah manajemen bisnis. Tentu saja, Hyunjin cukup menyesali kenapa dia yang dulunya di sekolah jago olahraga malah berakhir di jurusan legend ini. Sialnya, si pemilik sepeda rem blong berhasil masuk ke Universitas yang sama dengan Hyunjin. Berarti tidak sia-sia gadis itu bimbel.
Byun Siheon atau lebih senang dipanggil Jeon Siheon. Gadis yang anti dengan marga barunya sendiri. Ia lebih suka marganya karena samaan dengan oppa oppa Jeon di dunia idol sana. Jeon Jungkook.. Jeon Wonwoo.. siapa lagi?
Intinya dari awal Siheon tidak setuju mamanya nikah sama papa Baekhyun. Meskipun dengan menjadi anak tiri papa Byun yang sudah mapan begitupun dengan anak laki-lakinya, Siheon tetaplah gadis sableng, urak-urakan, bar-bar, bahkan jauh dari tipe Hyunjin yang seperti Cho Hyeyeon.
Tahun ini, Siheon berhasil masuk jurusan Sastra Korea. Dibalik tingkahnya yang macem anak serigala dikasih mentimun, Siheon ternyata puitis. Otaknya penuh dengan imajinasi, kadang imajinasi liar yang tak sesuai umurnya pun bisa terpikirkan olehnya. Cita-citanya tahun ini adalah menjadi sutradara. Beda dengan cita-cita tahun lalu mau jadi polisi tidur dan cita-citanya waktu SD mau jadi cikgu besar. Makanya waktu jaman SD kelas 1-5 berat badan Siheon naik drastis. Berlanjut cita-cita pada jaman SMP mau jadi top model Victoria Secret, berat badannya menyusut dan sampai sekarang over body goals alias krempeng.
Awal bertemu Hyunjin, gadis itu diledek abis-abisan karena masuk jurusan yang dianggap mudah bagi kalangan mahasiswa. Namun dengan percaya diri Siheon membalas..
"Untung gue masuk ke Universitas Negeri terbaik dan nomor satu di Seoul. Jadi, jurusan apapun itu kalau kampusnya baik dan orangnya tekun pasti ada masa depan nantinya."
Dan Hyunjin seketika ingin menjahit bibir Siheon.
(jgn bully aqu, aqu kan belum kulyah)
"Oh ya, kalau begitu gue harap kedepannya lo bisa berkarya tanpa putus di tengah jalan," sarkas Hyunjin.
"Lo juga, jaga bisnis lo kalo ga mau bisnis lo semuanya gue yang beli. Bhay, Hyunjin sunbae."
Siheon p.o.v
Gue lagi asik ngantin setelah pusing seharian di kelas. Awal pembelajaran ternyata cukup membosankan. Makanya gue lebih milih makanan yang ribet supaya rasa bosan ini terlampiaskan. Kepiting saos tiram, udang pedas dan es degan. Gue ga peduli gendut seketika yang penting perut gue yang nggak makan dari kemarin siang bisa kenyang. Entahlah, gue juga heran, napa di kantin sini jualan seafood.
Seseorang nyolek bahu gue, gue colek balik tangannya dengan jari gue yang berlumuran saos tiram. Gue denger orang itu mendengus dan duduk di samping gue sambil banting tas, begonya orang yang lagi makan malah keselek. Emang kerjaannya bikin nyawa orang hilang aja nih bocah satu.
"Makan, mbak?"
"Gue bukan mbak lo."
"Kenyataannya lo telat kuliah setahun. Harus dong gue panggil mbak meskipun kita seangkatan."
"Bisa diem gak sih lo, Taiwan!"
Lai Guanlin namanya. Sama-sama ambil jurusan Sastra Korea meskipun dia nyiptain satoori nya sendiri. Lagi gak mau balik ke Taipei gara-gara berantem ama cici nya. Ya ampun, untung gue ga punya adek. Kalo bentukannya kayak Guanlin dah pasti gue kubur idup-idup.
"Eh lu, bopungnya Busan!" panggil makhluk astral lain. Kali ini bentukannya lumba-lumba. Kenal waktu ospek, lupa bawa pena untungnya dipinjemin ama dia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Time To Have You | Hwang Hyunjin ✔
Krótkie Opowiadaniasequel wyls 1&2 kalau sekarang tidak bisa, mungkin nanti ©joaapark 2018