A Tribute For You (Hiatus)

Bagian 3

A/N: Bagian 3 yang kemarin saya gabung dengan bagian 2.

Srekk. Aku terbangun mendengar suara tirai kamarku yang dibuka. Sinar matahari menyilaukan mataku. Mama berjalan duduk di sampingku yang masih terbaring.

Mama tersenyum dan membelai rambut ku, "Sudah siang Rin.. sarapan dulu ya". Aku memeluk mama, "maafkan kelakuanku tadi malam ma". Orang yang paling kusayangi itu menangkupkan telapak tangannya di kedua pipiku, "kamu gak salah nak. Mama sadar kalau kamu berbuat seperti itu gara-gara kesalahan mama". Aku menggelengkan kepalaku. Mama beranjak dari duduknya, "ayo sarapan dulu. Kamu pasti lapar".

Ayah ternyata sudah pergi ke tempat kerjanya. Wajar saja, sekarang sudah pukul 9. Aku memakan makanan yang sudah disiapkan mama. Air mataku menetes lagi. "Kenapa nak? Kamu sedang sakit?", tanya mama. Aku menggeleng. Mama berjalan ke arahku dan menempelkan tangannya di dahiku.

"Aku gak sakit ma. Aku cuma gak bisa membayangkan meninggalkan mama"

Mama tersenyum, "kamu memang tidak mau meninggalkan mama nak... Nanti mama bilang ke ayahmu biar mama cari pekerjaan tambahan".

Mamaku sebenarnya sudah bekerja sebagai buruh tani. Aku merasa kasihan kalau mama cari pekerjaan lagi. Mama pasti sangat lelah. "Biar aku aja yang kerja ma".

"Ayahmu pasti tidak memperbolehkanmu".

"Coba saja ma. Coba nanti mama bilang ke ayah kalau aku mau kerja. Kan sekarang sekolah masih libur".

"Ya sudah kalau itu mau mu Rin. Nanti mama bilang ke ayahmu".

Mama berpamitan kepadaku, "mama ke sawah dulu ya".

"Iya. Hati-hati ma".

Aku kembali ke kamarku dan merapikan tempat tidurku. Setelah itu aku membuka aplikasi messenger ku lagi. Aku tidak sabar untuk chatting dengan Dave lagi.

Aku: hey Dave!

Dave: hi

Aku penasaran dia suka musik yang seperti apa.

Aku: what kind of music do you listen to?

Dave: I'm really into post-rock. But recently I have also been getting a lot of black metal.

Hmm post-rock ya... Aku taunya cuma Sigur Ros dan Swans.

Dave: but my dad is a classical composer. So I was brought up on a lot of classical.

What? Bapaknya seorang komposer musik klasik? Buset dah. Keren banget. Pasti Dave pinter main musik. Aku jadi minder.

Dave: I'm learning Rachmaninoff's concerto 2 and concerto 3 right now. Really beautiful piece.

Apaan nih Rachmaninoff? Aku dari tadi belum membalas. Dia mengetik cepat sekali dan aku masih harus berpikir untuk memilih kata-kata dalam bahasa Inggris. Maklum lah aku masih belajar bahasa Inggris.

Dave: what kind of stuff do you like?

Nah, gitu dong Dave... Gantian tanya ke aku, haha.

Aku: I'm not really into things. My hobby is just listening music. But I can't play any instrument.

Ya ampun. Aku terdengar seperti pecundang yang tak punya talent dan tak bisa apa-apa.

Dave: but you are in a music discussion group? 😂 Although I doubt anyone else play instrument. Lol.

Iya Dave... Aku kan cuma suka dengerin musik. Lagipula di grup itu jarang yang membahas teknik bermain musik. Mayoritas cuma share link lagu.

Aku: yeah. I know. I just like listening music. Just listening. Not playing.

Dave: ah what sort of music do you listen to?

Aku: mostly prog rock and experimental music. But I don't know many bands as I just recently got into music

Aku memang baru beberapa tahun ini suka dengan musik.

Dave: oh cool. What Prog bands are you into right now? I like King Crimson.

Buset. Sini malah baru denger satu lagu King Crimson yang judulnya Epitaph. Soalnya King Crimson sangat ketat dalam menjaga musiknya agar tidak tersebar di internet. Agak iri sih tau orang-orang bisa denger lagu-lagunya King Crimson. Tapi mereka semua memang mampu beli vinyl. Aku mah apa atuh.

Aku: I like Opeth and Porcupine Tree

Dave: haven't listened to them yet although I've heard of Porcupine Tree. Are they good?

Ya jelas bagus dong. Kalau gak bagus ya aku gak suka. Hehe.

Aku: really good. IMO.

Dave: I'll give them a listen then. Which album do I start on?

Aku: Deadwing is my favorite

Dave: ok. I'll check it out

Wah gak nyangka aku bisa rekomendasikan album ke dia. Gantian tanya ah...

Aku: I want to get into post-rock too. What is your favorite post-rock album?

Dave: ohh... GY!BE - Lift Your Skinny Fists Like Antennas to Heaven. But that's quite difficult to listen to. Sigur Ros - Aegis Byrjun is amazing too. Really pretty sounding music.

Oh come on Dave... Aku sudah terbiasa mendengarkan musik experimental. No need to worry. Memang albumnya GY!BE itu sudah sangat terkenal dan banyak orang yang suka. Tapi aku belum pernah mendengarkannya. Kalau Dave yang menyarankan sih pasti akan aku dengarkan, hehe.

Aku: okay. I'll check them out tomorrow. Thanks.

Dave: 👍

Aku log out dari messenger. Asyik juga chatting sama dia. Aku masih kagum ternyata dia dari keluarga pecinta musik. Aku jadi ingin bertemu dia. Sekarang malah aku merasa kalau sebaiknya aku jadi pindah ke Jepang. Siapa tau bisa bertemu dia dan berdiskusi musik bersama, kan?

Aku keluar dari kamar dan membereskan rumah. Ini adalah rutinitas ku setiap siang sebelum orangtuaku pulang. Aku tentu saja tidak tega melihat orangtuaku yang lelah setelah pulang kerja tapi rumah masih berantakan.

Pukul 5 sore mamaku pulang. Mama terlihat sangat capek. "Aku buatkan teh ya ma", sambutku. Mama mengangguk dan duduk bersandar di kursi. "Ini ma tehnya", aku mengulurkan gelas kepada mama. "Makasih Rin", kata mama.

"Ma, aku berubah pikiran. Aku sekarang mau kok pindah ke Jepang".

"Hah? Kok tiba-tiba berubah pikiran gitu?"

"Hehe gak tau ma. Aku jadi tertarik aja. Aku penasaran kehidupan di negara maju itu gimana".

Aku tidak berani menceritakan tentang Dave karena mama pasti marah kalau mengetahui aku berteman di Facebook dengan orang yang belum kukenal.

"Syukurlah", kata mama lega.

"Memangnya kapan aku berangkat ke Jepang?"

"Rencananya besok tahun ajaran baru kamu sudah sekolah di sana, Rin"

"Oh masih lama ya"

"Kan kita juga harus mempersiapkan dokumen-dokumen terlebih dahulu"

"Wah berarti Dave sudah lulus SMA kalau tahun ajaran baru", pikirku. Tak apa masih ada kemungkinan bertemu dia. Lagipula aku sama sekali belum persiapan. Sekarang aku malah tidak sabar untuk segera pergi ke Jepang untuk bertemu Dave. Sejak dulu aku memang ingin punya teman dunia nyata yang bisa kuajak berdiskusi tentang musik. Kuharap Dave adalah orangnya.