Ada yang menghilang, tapi bukan jin.
Setelah meninggalkan Jakarta selama 3 hari, Trey sudah kembali sekarang. Dia hanya sempat mandi, lalu berangkat ke sekolah, dia lupa mengabari Vano, bahwa dia sudah pulang. Satu hal yang dia lupakan, adalah handphonenya.
Sejak hiking, handphonenya memang tidak dia pegang. Karena terlalu asik, bersama teman-teman. Setelah diperiksa, ternyata sudah habis baterai, dia segera mencari power bank. Setelah masuk beberapa persen, kemudian dia menghidupkannya. Dia terperangah, banyak pesan dan panggilan yang dilakukan oleh Vano untuknya.
Pesan sederhana, tapi sukses membuat Trey sangat merasa bersalah dan menyesal tidak mengabarinya.
Kamu udh sampe?
Udah makan belum?
Jangan telat makan!
Trey makan!
Jangan insom!
Hati hati!
Jangan deket sama cowok lain!
Trey jangan macem-macem!
Kalau malam jangan keluar tenda!
Jangan minum satu cangkir bareng!
Trey i miss you so badly
Sungguh saat ini Trey ingin bertemu dengan Vano. Tapi dia tidak yakin bahwa Vano akan menjemputnya hari ini.
Trey berinisiatif untuk menelpon Vano lebih dulu.
Nomor yang anda tuju sedang di luar jangkauan, silahkan coba beberapa saat lagi the number your calling is bla bla bla
Sudah hampir 3 kali, tetapi semua panggilan hanya dijawab operator. Tiba-tiba perasaan Trey menjadi tidak tenang.
Trey memutuskan untuk ke ruang makan, karena sudah waktunya untuk mengisi perut. Sejujurnya saat hiking kemarin, Trey tidak menyentuh nasi sama sekali. Dan membuat berat badannya turun hampir 2 Kg.
"Trey lu tau kaga, kemarin tuh ya sebelum Lu datang si Vano ke sini mulu, nanyain kabar Lu, katanya Lu gak ngasih kabar sama die, ntu anak kenapa sih, suka ya ane elu?"
"Iya Mah, handphone Trey abis baterai. Kaga mungkin lah, kita cuma temenan."
"Dari temenan lanjut demenan."
"Lu olang kan punya temen banyak handphone kenapa gak pinjem aja."
"Gak hafal nomornya, lagian kan dia tau, Trey pergi hiking. Emang anak kecil suka gitu, gak jelas."
"Alasan aja lu mah," saut Mamah Trey.
"Iya Mah, nanti pulang sekolah, Trey ke rumah Vano deh."
"Nah gitu dong," kedua orangtua Trey tersenyum, dia merasa heran. Yang anaknya hiking gak pulang-pulang tiga hari gak ada khawatir-khawatirnya. Giliran aja, Vano kaga datang sehari, udah ditanyain mulu. Sebenernya anaknya siapa di sini? Hmm.
"Berasa punya anak cowok ya," sindir Trey sambil berjalan membawa air, tetapi dia tersandung sesuatu sehingga terjatuh, melihat hal itu, membuat Mamah serta Baba Trey tertawa puas. Keluarga macam apa ini?
Terkadang arti sebuah keluarga, berbeda-beda untuk setiap orang. Namun bagi Trey, menjadi bagian dari keluarga ini, dia merasa sangat beruntung. Dibesarkan oleh keluarga yang pemikirannya terbuka. Tidak pernah Trey dimarahi karena tidak memiliki rangking, jika ada masalah pun. Mereka berbicara dengan kepala dingin dan tidak saling menyalahkan.
Ada yang keluarganya sama?
KAMU SEDANG MEMBACA
Remaja Jatuh Cinta
Teen FictionFollow dulu, biar bacanya tenang. "Cinta itu bukan surat yang harus selalu ada balasannya" @ayufitriani656