Hari Sabtu merupakan hari libur bagi siswa siswi SMA Pelita Bangsa, kecuali bagi mereka yang ada jadwal kegiatan club.
Keyzia dan Michella memiliki jadwal kegiatan club photography di hari sabtu, sabtu ini kegiatan club diadakan lebih pagi karena diadakan kegiatan outdoor diluar sekolah, kegiatan dimulai jam 6 pagi di daerah kota tua, mereka sudah janjian akan berkumpul di depan Museum Fatahilla.
Karena cepat menguasai teknik dasar, Keyzia dan Michella sudah dapat memfoto menggunakan camera XLR, sudah terkesan seperti photographer profesional. Hal tersebut membuat Keyzia dan Michella sangat bersemangat, mereka pun sudah mempunyai kamera sendiri untuk foto-foto.
Kegiatan wajib dilakukan hingga pukul 08.00 pagi. Setelah lewat jam 08.00 bagi mereka yang mau pulang dipersilahkan pulang, bagi yang mau melanjutkan pun dipersilahkan meneruskan hingga selesai. Saat ini menunjukan pukul 09.30, Keyzia dan Michella masih semangat untuk foto-foto, mereka berada di sekitaran statsiun Gambir untuk mencari-cari objek foto ditemani oleh Rendy yang juga menjadi pembimbing mereka, yang selalu mengkoreksi dan mengajarkan mereka untuk dapat menggunakan teknik foto lebih baik lagi serta mengasah kepekaan mereka untuk menentukan angel photo yang baik.
"Key, semangat amat foto-fotonya, nih minum dulu." Sapa Rendy sambil memberikan sebotol minuman dingin pada Keyzia. "Eh, kak, thanks minumannya. Lala mana?" Keyzia menerima minuman dari Rendy dan baru menyadari kalau Lala tidak ada disekitar mereka. "Oh, Lala tadi ijin ke toilet dulu. Duduk di sana yuk, istirahat dulu sambil tunggu Lala." Ajak Rendy untuk duduk di dalam statsiun agar tidak kepanasan. "Ayo ka." Keyzia pun menerima ajakan Rendy dan masuk ke dalam statsiun untuk duduk sejenak sambil istirahat.
"Kak, tolong lihat foto-foto hasil jepretan aku, dikritik juga ya kekurangannya." Keyzia nemberikan kameranya untuk dilihat hasil jepretannya oleh kak Rendy. "Wiiiihhhh..... keren-keren nih, selera kamu ok juga, simple sih objeknya tapi keliatan elegan banget. Kamu uda peka juga untuk mencari angel dalam objek photo kamu" Komentar kak Rendy yang takjub dengan hasil jepretan Keyzia. "Ih kak, jangan dipuji, nanti aku terbang, dikritik aja biar tambah pinter." Jawab Keyzia sambil tersenyum ke arah kak Rendy. "Aku gak muji koq, cuman ngomong kenyataan, kalau kurangnya sih kamu kurang lama aja menggeluti dunia photography, nanti lama kelamaan kamu akan peka sendiri dengan kekurangan kamu dan pasti kamu akan lebih baik lagi. Dalam dunia photography sama seperti dunia desain, tidak ada benar atau salah, kurang atau lebih, karena hasil jepretan yang kita buat akan dinilai berbeda dengan orang yang beda. Misal aku bilang jepretan foto kamu jelek, tapi mungkin orang lain akan mengagumi jepretan kamu." Rendy coba memberi tambahan pengertian lagi mengenai dunia photography.
"Lalu kak, dari mana kita tau foto kita bagus atau ngga, atau kita uda profesional atau belum?" Tanya Keyzia yang penasaran dengan dunia photography. "Key, itu semua butuh proses, seperti halnya manusia memilih warna, ada yang suka warna gelap, ada yang suka warna pastel, ada yang suka warna genjreng, kan beda-beda Key. Ga ada warna yang salah dan warna yang benar, itu tergantung selera. Kalau menurut aku, lakuin hal yang kita suka, jangan berpikir apa yang terbaik menurut orang tapi berpikirlah apa yang terbaik menurut kita. Dunia photography beda dengan dunia bisnis yang selalu mengikuti trand atau apa yang kebanyakan orang suka. Dalam dunia photography, jepretan dapat menentukan ekspresi diri kita dan meluapkan segala emosi dari diri kita juga. Bahkan bisa menenangkan pikiran kita juga loh saat kita stress. Seni photography itu lebih ke perasaan daripada logika. Sebenarnya tidak ada teori dalam dunia photography, yang kita ajarkan adalah teknik dasar seperti cara pegang kamera yang benar ataupun memilih settingan kamerayang baik saja, sisanya perasaan kamu yang menentukan Key." Rendy menjelaskan panjang lebar mengenai dunia photography, tanpa sadar membuat Keyzia terkagum-kagum akan dunia photography yang baru ia kenal.
Keyzia merasakan semua yang kak Rendy bicarakan itu benar, berjam-jam ia keliling kota tua dengan berjalan kaki, mencari objek yang menurutnya bagus untuk diabadikan, namun anehnya ia tidak merasakan cape dan bosan, yang ada dia merasa nyaman, tenang, dan rilex. Sangat berbeda halnya ketika ia belajar, bimbel, bekerja depan laptop, bertemu klien atau teman bisnis ayahnya, sering ia merasa bosan dan selalu berpikir ingin cepat-cepat beres untuk mengakhiri semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning of Love
Teen FictionKeyzia Adiputra Seorang cewe berumur 16 tahun yang memilih untuk berpenampilan nerd dan memiliki asumsi bahwa : Mencintai itu adalah hanya kata bualan untuk membuat target mabuk terbuai setelah itu terjatuh, sakit, dan akhirnya dicampakan. Orang-ora...