Berhari hari Alifia mengunjungi rumah sakit hanya untuk sekedar menengok Alvaro. Setiap pulang sekolah. Bahkan di hari liburnya ia memilih untuk pergi ke rumah sakit. Bahkan ia menceritakan keadaan Alvaro kepada bundanya. Bundanya pun mengerti keadaan putri kesayangan nya itu. Sehingga ia mengizinkan Alifia menemani Alvaro di rumah sakit selama berjam jam. Walaupun yang di lakukan Alifia hanya duduk diam dan menatap Alvaro penuh harap. Kadang pula Fatimah merasa kasihan kepada Alifia karena terlalu merepotkan Alifia namun Alifia dengan senang hati membantu menjaga Alvaro hingga dia tersadar dan pulih seperti sedia kala walaupun harapan untuk hal itu hanya beberapa persen.
"Bunda Alifia berangkat ke rumah sakit dulu ya" Pamit Alifia yang sedang menunduk dan mengenakan sepatu talinya.
"Kamu hati hati ya"
"Iya bunda Arsya dimana?" Alifia membuka pembicaraan tentang Arsya walaupun masih ada bekas luka yang di buat oleh kakaknya tapi tak bisa memungkiri bahwa alifia tetap menyayangi kakaknya.
"Arsya lagi di rumah kakek Alifia kangen kakak?" Tatapan Alifia setelah bundanya mengatakan itu seolah berkata iya kangen banget malah
"Yaudah bun Alifia jalan dulu Assalamualaikum"Alifia mengalihkan pembicaraan dan memutuskan untuk kerumah sakit dan mencium punggung tangan bundanya.
"Waalaikumsalam"
🌿🌿🌿
"Lo ga ke rumah sakit?" Tanya Angga pada Aldi yang sedang terdiam entah apa yang sedang Aldi pikirkan.
"Kita ngerasa jahat ga si abis ngasih tau Ifi soal itu? Apa dia bakalan benci kita ya Ga?" Tiba tiba Aldi menanyakan hal itu kepada Angga sontak Angga menghadap kan tubuhnya kepada Aldi.
"Gue juga ngerasa kaya gitu tapi ada baiknya juga kan kalo udah di kasih tau sama tante Fatimah walaupun dari kitanya telat si resiko kita kali Di klo emang kita di benci Ifi" Perjelas Angga kepada Aldi yang terus menatap atas dan tetap terdiam mendengarkan Angga.
"Bener juga kita sama Alvaro udah kaya saudara sendiri apapun bakal kita lakuin buat dia yaudah ayo ke rumah sakit" Ajak Aldi yang sudah beranjak dari kursi dan mengambil jaket di kamarnya.
'Nih bocah kenapa si'
🌿🌿🌿
Alifia telah sampai di rumah sakit tempat Alvaro di rawat tak lupa ia membelikan beberapa kantong buah untuk cemilan atau sebagai penyegar mulut hitung hitung untuk senam mulut pikirnya.
"Nih tan Alifia bawain buah apel merah kesukaan tante"Ujar Alifia seraya memberikan 1 buah keresek putih yang berada di tangan kanan nya itu tak lupa dengan seulas senyum manja dia lujurkan.
"Ya allah repot repot gini kamu makasih ya nak tau dari mana kalo tante suka apel merah?" Tanya Fatimah sekaligus kegirangan karena sudah lama ia tidak memakan buah itu.
"Dari om Aldo tan Alifia masuk ke kamar Alvaro ya tan buah lainnya aku taruh di loker nya Alvaro" Hanya di balas anggukan dan senyum oleh fatimah kemudian Alifia bergegas pergi menuju kamar Alvaro. Dan masih sama kamar itu tetap sepi sunyi dan hanya ada suara detak jantung Alvaro saja. Selang selang itu tetap menancap di tubuhnya. Tak lupa aliran darah yang terus mengalir dan bantuan untuk pernapasan di hidungnya.
Setiap melihat Alvaro Alifia selalu menahan tangis bahkan terkadang tangisnya pecah begitu saja. Kadang harapan Alvaro untuk bangun kembali adalah hal yang mustahil menurut nya. Namun bila tuhan berkehendak lain manusia bisa berkata apa? Dia hanya bisa pasrah. Mengharap yang diatas mendengar semua doa yang ia rapalkan selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pangeran Es ( End) MASA EDIT
Teen Fiction[SLR] " Kita udah kaya hujan dan teduh pernah ga lo denger kisah mereka berdua? Hujan dan teduh di takdir kan bertemu tetapi tidak bersama dalam perjalanan seperti menebak langit abu abu." Ucap Alifia membuat Alvaro sedikit tertohok sekaligus terte...