Baca author note di bawah yaa. Makasih dan selamat membaca :’)
---
Saudara itu... kalo deket berantem, kalo jauhan kangen. Biasanya gitu. Begitupula yang terjadi sama anak-anaknya Mama Mori ini. Setelah serangkaian konser panjang yang kakak-kakaknya lakukan, akhirnya Chichi bisa kembali berkumpul dengan mereka.“Jangan deket-deket ah!” ketus Hiroki pas Chichi deketin dia. Bukannya apa-apa sih, soalnya Chichi kan lagi pilek. Hiroki takut ketularan aja.
“Segitunya sih, Ki, sama adek sendiri,” keluh Chichi trus ngusap hidungnya pake tisu. Lagi meler banget dia tuh. Kemana-mana sampe harus bawa tisu segala.
“Emang lo adek gue?”
“Bukan. Cuma tetangga depan kok.”
Hiroki ketawa puas. Aduh.
“Eh tetangga, bikinin tuan rumah mie dong. Laper nih.” Hiroki sudah kembali pada mode tukang suruh-suruhnya.
“Tuan rumah nggak boleh makan mie, nanti ususnya keriting.”
“Bodo! Mau keriting kek, kribo kek, gue laper sekarang.”
“Huu dasar rocker kere! Masa udah konser kemana-mana tapi makannya masih mie keriting,” cibir Chichi. “Delivery makanan yang mahal dong, Ki. Sekalian aku juga mau makan enak.”
“Heh dasar mahasiswa kere pecinta gratisan.” Hiroki ganti mencibir si bungsu.
Chichi melempar tisu ke arah Hiroki. Si rambut merah berry itu langsung mendelik tajam jadinya. Masang muka jijik-jijik gimana gitu. Padahal yang dilempar Chichi bukan tisu bekas ingus loh tadi. Hiroki aja yang alay.
“Makanya beliin makanan enak buat perbaikan gizi. Aku mah apa atuh cuma mahasiswa kere pecinta gratisan. Kalo kamu kan beda. Tukang gulung kabel sampe luar kota. Duitnya banyak.” Chichi ngusap hidungnya lagi.
“Tukang gulung kabel katanya. Wah dia nggak tau siapa gue.” Hiroki nggak terima dikatain tukang gulung kabel.
Chichi ngangkat bahu. “Geseran dikit dong, Ki. Aku mau tidur.”
“Bikinin mie dulu lah!”
“Males! Yang laper kan kamu, ngapain aku yang bikin makan,” dengus Chichi trus jatuhin badannya di sebelah Hiroki. Mereka itu lagi ada di ruang tengah sekarang. Gelesoran di atas karpet sambil nonton tv. Eh tv-nya ding yang nonton mereka.
“Ayolah, Chi. Ntar gue beliin poster Arsenal deh.” Hm, Hiroki ngebujuk Chichi dengan iming-iming klub bola kesukaannya. Kemaren Chichi suka MU, sekarang Arsenal, nggak tau besok suka yang mana lagi.
“Poster udah punya banyak, kalo jersey mau,” jawab Chichi sambil merem. Dia kan lagi flu, jadi kaya meriang gitu. Makanya dia sekarang lagi tiduran.
“Enak di elo, nggak enak di gue. Kaos jersey dituker sama semangkok mie? Ya mending gue bikin mie aja sendiri.”
“Yaudah bikin sendiri aja sana. Mie-nya ada di rak atas. Kalo habis cari aja di laci deket kulkas. Kalo masih nggak ada ya beli aja ke minimarket depan,” jawab Chichi serupa gumaman.
Hiroki ngelirik adeknya yang lagi diserang flu itu. Sepuluh menit kemudian Chichi bisa dipastikan sudah tewas. Tidur lelap maksudnya.
[ setengah jam kemudian ]
“Taruh di situ aja, Mas. Ntar biar adek beresin sendiri. Yang ijo itu kasihin ke Oki aja.”
Taka sama Hiroki yang lagi nonton tv saling pandang. Jeda sejenak.
“Nggak mau, nggak mau tauuuu. Pokoknya Jerman, harus yang Jerman.”
Taka sama Hiroki geleng-geleng kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Superhiro Family
FanficKeluarga Mori punya tiga SUPERHIRO di rumahnya. Takahiro, Hiroki dan Chihiro. Kalo lagi ngumpul, ketiganya bisa bikin kerusuhan yang super sekali. Nggak percaya? Yuk, coba buktiin. ©2017 written by aoihere