Tiga belas

29 1 3
                                    

"Mau kemana kita?" tanya Mingyu saat baru masuk ke dalam mobil.

"Kita ke Itaewon ya," aku menunjukkan peta lokasi yang ada di ponsel.

Mingyu hanya melihat sebentar, lalu langsung menyalakan mesin mobil. "Kenapa kira pergi kesana? Bukannya ada banyak pasar di dekat sini?"

"Aku sudah lama tidak berjalan-jalan di Itaewon, kau tau kan, Itaewon itu merupakan surganya makanan halal di Korea. Disana juga ada masjid yang pertama kali di bangun di Korea. Masjid nya sangat megah sekali. Kau mau melihatnya?" tanya ku bersemangat.

Mingyu tampak ragu mendengarnya, setelah akhirnya mengangguk "baiklah."

Saat sampai, kami langsung ke toko yang menjual makanan halal seperti telur, daging, cabai, dan rempah-rempah lainnya untuk membuat rendang. Ada banyak toko yang menjual bahan baku masakan di Itaewon. Aku pun membeli banyak, sekalian untuk persediaan di rumah. Jadi aku tidak perlu ke pasar lagi untuk membeli bahan makanan. Sepanjang di Itaewon, Mingyu sibuk bertanya sambil melihat-lihat makanan halal yang ada.

"Hmm.. Bau apa ini?" Mingyu bertanya.

Aku melihat ke arah kanan, ada sebuah restoran halal Indonesia yang bernama Siti Sarah, restoran ini merupakan restoran yang menjual sebagian besar masakan Indonesia. Tak heran, ada banyak orang Indonesia yang mengunjungi restoran tersebut. "Itu bau sate. Kamu mau mencobanya? Enak loh."

Mingyu mengangguk setuju. Sepertinya dia yang paling semangat kalau di ajak makan.

Kami duduk di meja yang berads di pojok, guna menyamarkan Mingyu sang idol. Saat sate yang dipesan datang, barulah Mingyu melepaskan maskernya. "Wah, ini enak sekali! Aku belum pernah merasakan yang seenak ini!" Mingyu si bocah ceria itu mengangkat tusuk sate di hadapan mukanya.

Aku tersenyum gemas, "benar kan? Kalau kau makan itu dengan nasi, rasanya juga akan tambah enak." Mingyu yang mendengarnya menurut saja. Sudah lama dia tidak berjalan-jalan diselingi makan seperti ini. Rasanya sangat menyenangkan. Seakan semua beban yang dia alami di asrama menjadi hilang seketika.

Akhirnya, Mingyu menghabiskan lima porsi sate sendirian. Perut nya yang sudah penuh itu, siap untuk jalan-jalan lagi. "Masih mau berkeliling?" tanya Mingyu.

"Boleh."

Kami berkeliling Itaewon sambil melihat-lihat toko yang ada. Tidak hanya restoran Indonesia, banyak juga restoran negara lain yang ada disini, ada hotel, toko-toko yang menjual barang, sampai para pedagang kaki lima. Mirip dengan kawasan Malioboro di Jogja, hanya saja Itaewon ini lebih luas dan lebih panjang jalannya. Seperti yang dibilang tadi, Itaewon ini mirip sekali dengan Malioboro, karena merupakan kampungnya turis. Kami menjumpai banyak turis dari berbagai negara disini.

 Kami menjumpai banyak turis dari berbagai negara disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sweet FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang