Pengakuan

25 3 1
                                    

Sepanjang jalan keliling taman, wajah mizumi selalu saja memerah apa lagi saat Feli memeluk nya.

"ne mizumi apa alasan mu menjadikan 4 anak 'itu' sebagai anak istimewa? " wajah mizumi seketika kembali normal dengan pertanyaan itu.

" kemampuan mereka" jawab singkat mizumi yang membuat Feli sedikit bingung.

"kemampuan? Apa maksud mu? " tanya Feli yang agak penasaran

" gini, pertama adalah Gheisha Azkia, anak ini selalu saja menjadi sasaran buli teman teman sekelas nya karena di anggap tidak pantas atau sederajat dengan mereka"

"ya terus kemampuannya apa" mizumi tersenyum dan menarik napas panjang untuk memulai cerita yang agak panjang

"gini karena ia tidak memiliki taman ia sering pergi ke hutan belakang sekolah, dan ternyata di sana ia senang membantu para hewan dan membuat para hewan percaya atau bisa di bilang menjadikan ia pemimpin di hutan itu" Feli terdiam dan mulai berpikir tapi itu di hentikan dengan lanjutan penjelasan mizumi.

"yang kedua adalah Vandyke Stille, dia bisa di bilang memiliki kemampuan memiliki kemampuan melihat warna suara, aku pernah dengar ia kehilangan pendengaran nya karena kecelakaan, tapi di sisi itu ia mendapat sebuah kelebihan yaa ini saat sebuah suara muncul itu akan menciptakan warna, perairan kilat atau bahkan gelombang berwarna di penglihatan nya"

"o jadi itu penyebab iya tau aku bicara apa" mizumi tertawa mendengar pernyataan Feli dan itu membuat sang cewek kesal "kenapa tertawa?!"

"hahaha kau salah dia tidak bisa mendengar tapi dia bisa membaca gerak. Bibir seseorang "

" baik aku lanjud nya, jika yang ini kau pasti tau kan, chapario cedric seorang anak yang sering menyendiri padahal kemampuan akademik ya melampaui anak lain, ia memiliki kemampuan pendengaran dan penciuman yang luar biasa"

"ya aku tau tapi tetap saja dia tetap tidak bisa melihat, ia akan bukan e*ios" mizumi kembali tertawa dan ia membayangkan karakter yang di bilang Feli dengan Rio.

'gak mirip' pikir mizumi, "baik yang terakhir adalah Adeliz Senta aku tak menyala ternyata selama ini, di balik anak yang lemah yang sering menjadi pembantu anak-anak sekolah kita, ia adalah seorang artis yang tinggal di salah satu gereja tua di kawasan utara" dan untuk penjelasan terakhir sukses membuat terkejut Feli.

"yang benar, tapi selama ini ia tidak pernah cerita dengan ku" Feli cemberut karena tidak tau akan kebenaran anak murid nya yang selalu ceria itu, ia sudah hidup susah, belum lagi ia sering di buli.

" sudah lah, aku awal nya kaget, tapi berkat zi aku tau ia anak utusan tuhan yang berbeda jauh dengan kita kita yang mendapat julukan iblis dulunya" Feli terdiam dan menunduk dalam, ia memperkuat pelukan di pinggang mizumi.

"dan kita yang iblis ini akhirnya menjadi guru merek, oya kau belum cerita kelebihannya"

Mizumi tertawa membuat Feli kembalu kesal lagi "kan sudah ku bilang dia itu artis profesional, kemampuan ekting nya melebihi anak lain"

"ya terus? " mizumi menghentikan sepeda ya dan turun di depan gerbang taman hiburan " ya mereka sangat cocok jika ku jadikan pembunuh" dan sebuah buku ungu tebal bagaikan kamus itu mendarat mulus di kepala mizumi.

"ya kau memang iblis" ucap dingin Feli yang langsung meninggalkan cowok yang ter baring dengan di tindi sebuah sepeda.

Sikp.... (^o^)

Seharian itu mizumi maupun Feli terlihat bahagia, dan di penuhi tawa maupun senyuman.

Dan baru kali ini mizumi melihat dirinya sendiri merasa seperti orang normal lain, sampai sampai mereka mendapat diskon karena di anggap pasangan paling romantis, tapi di balik itu terlihat seorang laki laki yang dari tadi mengikuti mereka.

"ini... "mizumi memberikan sebuah es krim cokelat kepada Feli yang miring di bawa sebuah pohon." hai jangan cemberud, kita kan sedang kencan" ucap mizumi sambil mencubit pipi sang gadis yang nampak sedi.

"apaan sih" Feli mulai tersenyum saat melihat wajah sang pemuda yang tersenyum lembut pada dirinya. "makasi ya untuk hari ini, tapi apa benar kau akan menerima iblis ini sepenuhnya" ya senyuman itu seketika luntur oleh ingatan Masalalu nya.

Mizumi mendekatkan kepala Feli ke ke bahu nya "kamu itu bukan iblis melainkan malaikat jatuh, dan kau lupa ya aku juga sama seperti mu dan yang pasti mau apa pun kau itu aku tetap akan mencintai dirimu, maka dari itu jadi la milik ku"

Wajah Feli memerah dengn air mata yang mengalir deras" jadi maksud mu kau nambak aku gitu" mizumi mengikat kepala Feli supaya melihat ke arah ya, dan secara tidak terduga ia malah mencium sang cewek.

"bukan nembak lagi, aku melamar mu, jadi mau kah kau menjadi istri ku" suasana seketika hening. Feli tidak bisa berkata apa pun, ia terkejut dengan perlakuan cowok yang baru ia temui sekali.

Mizumi menghela napas berat, ia tau bahwa wanita seperti Feli akan sulit menerima pastinya. "kau tak perlu menjawabnya sekarang, walau kau menolak itu tidak apa apa juga"

*pisss* Feli menampae mizumi dengan sangat kuat, tapi kali ini tidak ada protes dari sang cowok. "jangan mengatakan hal yang sama dengan laki laki tidak berguna itu, tentu saja a-a-aku m-me-me-menerimanya" pernyataan Feli yang terbata-bata di tambah isakan tangis itu membuat mizumi kaget dengan perasaan bahagia dan tidak percaya.

"benar kah? " Feli menganguk dengan wajah setelah kepiting rebus. Mizumi memeluk erat Feli dan di saat itulah butir bening jatuh setelah sekian lama.

Di sisi lain terlihat sosok laki taki yang tersenyum tipis melihat mizumi dan Feli yang bahagia. Tubuh laki laki itu berbahaya dan memulai me jadi butiran cahaya.

"kau akhirnya bahagia juga mizu anak ku" setelah mengatakan itu laki laki itu menghilang. Di atas pohon zi melihat kepergian laki laki itu dan juga tuanya yang sepertinya melupakan perjanjian dengan sang iblis.

"sudah lah, aku juga terlanjur menyukai kehidupan ini" ucap nya dan terus melihat sang tuan yang dia anggap saudaranya.

***

A/N: baik lah sepertinya mulai minggu depan abdet nya agak telat karena persiapan season baru dengan murid muridnya yang akan menjadi karakter utama.

Zi:tunggu lina, bukan kah mizumi harusnya mati, kenapa sekarang jadi kayak gini??

Lina:ah itu, maaf zi kau harus melerakan jiwa mizumi🙏🙏🙏

Zi: Aku-aku

Mizu:sudah terima saja, kau juga tidak akan lera saudara mu ini mati😏

Zi: terserah, yang penting tetap bunuh seseorang jika jiwa mu tidak ingin aku makan

Lina:ya dia marah

Mizu: ya mau bagai mana lagi, jiwa manusia kan adalah makannya, dari pada itu sampai jumpa di Chapter berikutnya

Feli:dan makasi sudah mau membaca dan meluangkan waktu untuk cerita jelek ini, sampai jumpa

Zi: jangan lupa dukung kami jika kalian ingin melihat kami lagi

Akuma no senseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang