👶👪👑✈🌟🌟🌟
Dua anak kecil sedang asyik bermain di teras rumah yang rindang. Rumah itu dikelilingi beberapa pohon besar, seperti pohon mangga dan pohon rambutan.Sayup-sayup angin berhembus, hingga beberapa daun menari menambah keindahan sore itu.
"Ha ha ha! Aku lah lajanya!"
"......."
Plontang!
"Pelayan, bawakan aku kue, aku lapal!"
Teriak salah satu dari mereka. Suaranya yang sumbang membahana mengalahkan kesunyian komplek.
'Duh, mau sampai kapan nih aku jadi budak ni anak? Mamahnya kapan pulang ya?'
"Kakaaak! Mana kue nya? Kan laja udah teliak tadi!" bentak anak itu sebal melihat Jin yang hanya diam melamun.
"Iya, iya. Bentar ya, aku ambil ke dalam dulu." jawab Seokjin enggan berdiri dari duduknya.
Bagaimana dia tidak enggan, lihat saja baju yang dia pakai sudah seperti rakyat jelata.
Sedangkan bocah satunya, memakai jubah yang kebesaran lengkap dengan mahkota raja, dan dia juga duduk di kursi singgasana nya.
'Aku capek, padahal sore ini jadwalnya nonton upin ipin. Hufth, tapi gak jadi deh, karena tuh anak gak suka kartun.'
Krek!
'Tapi kasian juga kan, dia kan masih kecil pasti pengen nya main muluk.'
"Mah, mana kue bolu sama kukisnya, mah?" tanya Jinnie mendekati mamahnya yang lagi asyik nonton TV di ruang tamu.
"Oh, iya sayang, mamah lupa. Hehe, nih, bagi sama dedek juga ya. Bisa bawa nya kan? Mau mamah bantu?" tanya mamah.
"Nggak usah, mah, Jinnie bisa kok.
"Kenapa ya hidup ku sungguh nengenaskan begini? Bahkan sama anak kecil aja aku ditindas. Henggh..
Dengan lemas Seokjin membawa nampan yang lumayan berat karena banyak camilan yang sangat menggiurkan bagi anak-anak.
"Dek, sini ayok makan dulu nih." ucap Seokjin sambil menaruh nampan tersebut dengan pelan di lantai tempat mereka bermain.
"Stop! Stop! Stop!!" seru si kecil sambil memajukan tangan kanan nya dengan memasang ekspresi yang galak tapi malah terlihat sangat imut bagi Seokjin.
"Eh? Loh, kenapa? Kan tadi kamu kan lapar dek, ini kue-"
"Pelayan nda boleh gitu! Kakak halus tunduk dulu telus bilang 'pelmisi yang mulia' gitu kaaaak!" jelas si raja kecil.
'Huh! enak banget yah masih kecil main perintah aja ih. Coba dulu aku kaya gitu ke abang, hehe mana mungkin lah yang ada aku diomelin ama mereka.'
"Oh, yaudah deh-yang mulia raja ini kue nya, silakan dimakan yaa" ucap Seokjin sambil berdiri lalu membungkuk. Terlihat raja kecil mulai tersenyum senang lalu melompat kecil dan mengayunkan tongkat sapu yang tadinya dijadikan pedang.
Lalu si kecil turun dari kursi dan melahap kue dengan pipi nya yang menggembul.
Meski sebal, Seokjin tak bisa berbohong kalau dia sangat menyayangi adik kecil yang sudah dia anggap sebagai adik kandungnya itu. Lalu ia pun menumbuhkan jejak senyum kecilnya.
Seokjin memiringkan kepala nya sedikt sambil menatap si kecil yang dari tadi asik dengan camilannya. Ia teringat pertemuan pertama mereka yang menurut Seokjin sangat berharga baginya.
Dulu, 3 tahun lalu, tepatnya saat musim panas, Seokjin sedang bermain sendiri di teras tempat ia berada sekarang. Sang ayah asyik memotongi rumput-rumput yang sudah sangat panjang di halaman rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Always You
FanfictionSeokjin harus berjuang menahan fisik dan batin untuk menghadapi orang yang suka mem-bully nya berhari-hari di sekolah bernama Yoongi. Dengan fisik sebesar gajah, tentu tak ada yang mau menolongnya atau bahkan hanya duduk di dekatnya saat makan siang...