"Aku kembali.. "
kakshi tetengun menatap sebuah pemandangan dimana seperti sebuah gubuk kecil yang didiami oleh para kurcaci dan putri salju yang sedang bersenandung nyaring menidurkan kurcaci-kurcaci kecil ini. Iruka tersenyum melihat wajah polos anak yang tertidur pulas pada kasur mereka masing-masing. Jam dinding diatas matras menunjukkan pukul 16:50.pm. Tak terasa sudah tujuh jam ia mengejar teman kampretnya. Hebat bukan, Kakashi Hatake dengan bangga mengakui kehebatannya karena bisa menedang bokong sahabatnya dan berlari tanpa menggunakan alas kaki.
"Kakashi, Sedang apa kau disana? " Iruka duduk di sofa tv, menepuk sofa disebelah.
Kakashi berjalan mendekati sahabatnya."Hufft~ " kakashi menjatuhkan bokongnya pada sofa empuk. "Ini lagi berapa jam? "
"Apanya? "
"Mereka.. "Menunjuk semua gurcaci yang tertidur lelap, "Mereka kapan pulang ke gua masing-masing ?"
Iruka melirik jam dinding tergantung dia atas TV, " Setengah jam lagi. "
Kakashi kembali mendesah pasrah bercampur lega. "Apa kau tak lelah mengurusi mereka? "
"Tidak. " dengan santai kayak di pantai Iruka menjawab pertanyaan Kakashi.
"Jika aku mejadi dirmu, sudah dipastikan semua gurcaci ini sudah aku kubur atau ku jual secara ilegal. " Iruka terkikik kecil saat mendengar celotehan teman maskernya, ia sudah menebak ini. Sahabat kerjanya pasti tak berhenti mengoceh seperti bayi yang baru belajar berbicara. Masuk akal jika sahabatnya ini akan mengoceh karena dirinya sudah terkenal dengan tidka sukanya pada sosok anak kecil.
"Tidak, itu tidak akan terjadi. "
"Eh, maksudmu? "
"Jika aku sudah terbiasa dengan mereka kau tak akan mendapatkan waktu untuk berfikir sedangkal itu. Saat kau sudah terbiasa dengan tawa mereka, cerewet mereka, tingkah mereka, dan pembicaraan yang tiada ujungnya dengan mereka, kupastikan kau menjadi sangat menyayangi mereka dan akan merindukan mereka saat kau jauh. Jangankan sehari kau tinggal lima belas menit saja kau akan sangat merindukan semua itu." tutur Iruka seraya meyinggung senyum tulus.
Kakashi tertawa kecil. "Sepertinya kau sudah terkena semua itu, sobat. "
"Haha.. Yah begitulah, mereka seperti setengah dari kehidupan ku sakarang. "
"Iruka- sensei. " seorang bocah pirang berjalan mendekati Iruka dengan gerkan sempoyongan, tangan kanan yang masih asik mengucek mata dan bibir kecil yang menguap lebar menampakkan taring gigi yang mencuat.
"Ada apa Naruto? "
"Aku tak bisa tidur. "
Iruka kembali tersenyum. "Kemarilah. " Iruka menepuk pahanya, memberi kode pada bocah tersebut untuk tidur pada pahanya dan bocah kuning itu berjalan perlahan, kaki mungilnya terangkat satu dan kedua tangannya menggapai pingiran sofa membatu untuk naik. Iruka yang merasa bocah itu membutuhkan pertolongan, iapun menggapai tubuh bocah itu dan merebahkan pada pahanya sebagai bantal terempuk. Tak perlu waktu lama, bocah pirang itu sudah berada pada alam mimpi.
"Jadi dimana Obito? " tanya Iruka sembil mengelus rambut Naruto.
"Bisa aku tak mengingatkan diriku tentang orang kampret itu. " ucap Kakashi terdengar kesal. " Orang kayak gitu enakan di bom pake granat aja. "
Iruka tertawa renyah mendengar ucapan Kakashi.
#*#
"Sensei! Aku pulang." Gadis pink yang terkenal dengan kecadelannya ini berlari kecil menuju Iruka yang sudah berjongkok menyambut pelukan para gurcaci.
"Sensei! Kami pulang."
"Besok ketemu sensei lagi ya, mama." Gadis hampir permanen cadel ini menarik kaos ibunya yang tersenyum manis.
"Mama tidak janji, sayang." Jawaban sang ibu membuat wajah Kula merenggut lucu, emerald indah itu berkaca-kaca. Iruka melihat itu langsung mengambil alih.
"Sakura, kenapa nangis?" Iruka berjongkok menyamakan tingginya dengan sang gadis kecil.
Sakura mengucek mata yang basah karena melelehnya air dari emerald hijau meneduhkannya. "Kula enggak bisa ketemu Iruka-sensei lagi....hiks."
"Hei, hei kata siapa Sakura enggak bisa ketemu Sensei lagi, hm?" Tangan besar Iruka bergerak menghusap rambut pink Sakura. " sakura bisa ke sini lagi besok. Sensei nunggu Sakura kok."
Ucapan Iruka bagaikan air yang menyembur dari perut bumi membuat para gurcaci ini riuh kambali memeluk Iruka bersamaan.
Ini teman Sakura menoleh refleks, terlihat sekali ia menguping. Ini berlari kecil menghampiri pawang gurcaci.
"Kalo Sakura kesini lagi, Ino ikut kesini cari Iruka-sensei lagi." Wajahnya terlihat marah.
Iruka kembali tersenyum lalu mengangguk. "Okey!"
"Tenten juga."
"Iya, kalian boleh ketemu Sensei lagi."
Iruka mengantar anak-anak sampai pintu gerbang tidak lupa harus melambaikan tangan kepada semua gurcaci kesayangannya.
Kreeek.
"Ok, cukup dramanya hari ini. " Kakashi yang langsung merebahkan tubuhnya pada sofa hitam dekat TV.
"Kau lelah." Iruka mengambil air guna-guna..eh, bercanda itu hanya air biasa.
"Besok kau kemari lagi?"
Dehaman Kakashi yang teredam oleh bantal sofa masih terdengar Iruka. "Besok kau dan Obito akan disini, aku ada urusan besok."
Seketika Kakashi menaikan kepalanya, matanya melotot sempurna.
'Yang benar saja!'
###
"Sasuke."
Pemilik nama pun menoleh pada orang yang memanggil dirinya.
"Nee-chan akan pergi bersama keluarga besok, jadi kamu akan diam sebentar pada 'Heppy house' ."
"Hn." Tak perlu waktu lama Sasuke mengeriti apa maksud perkataan sang kakak.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Tampat penitipan anak) Happy House.
FanficSinopsis : Penitipan anak Konohagakure dibuka resmi menjadi tempat yang nyaman untuk anak-anak. Menjadi pengasuh untuk anak balita sangatlah sulit, kalian akan menhadapi namanya keributan, kenakalan, kelelahan dan keribetan sendiri saat meladeni an...