"Annyeonghaseyo.... Annyeonghaseyo.... Annyeonghaseyo."
Terus saja dia melakukan hal itu sambil terus berjalan dengan cepatnya disepanjang koridor kantor.
Langkah kecilnya dibuat besar-besar karena harus mengejar seseorang di depannya.
Dia bilang harus cepat, tidak boleh terlambat apalagi lamban. Disini semua pekerja harus gesit.
Oh, Tuhan!
'Rasanya aku salah melamar pekerjaan.'
Tepat saat batinnya berkata, langkah pun terhenti. Lelaki di depannya pun berhenti di depan sebuah pintu kayu. Bertuliskan Kim Young Min.
'Siapa dia?'
"Ingat, bersikaplah sopan. Ah— simpan kopermu disini." Lelaki di depannya bercicit.
"Tidak akan hilang?"
"Tidak, hanya sebentar." Jawabnya lagi.
Gadis tersebut mengangguk dan menyandarkan koper miliknya dekat sebuah pot besar dengan tanaman yang ia tak tahu namanya apa. Sejenis palem tapi pendek. Ya itu pokoknya.
Tok tok tok.
"Ya. Masuk!" terdengar suara dari dalam ruangan sana.
Lelaki ini langsung membuka pintu dan mengisyaratkan si gadis untuk masuk mengikutinya.
"Annyeonghaseyo, Sajang-nim." kedua orang ini otomatis membungkuk.
"Hm, Manager Shin. Ada apa?"
Oh, jadi yang disebut Sajang-nim ini adalah lelaki yang namanya tertera di depan pintu. Kim Young Min.
"Ini saya membawa orang yang akan membantu saya mengurus anak-anak. Perkenalkan dirimu." dia melirik si gadis.
"Oh? Annyeonghaseyo, Maria Kim imnida. Bangeupseumnida."
"Orang Korea?" tanyanya.
Sejujur-jujurnya, gadis ini nampak sangat gugup. Bahkan dari tadi terus menunduk. Takut. Dia akan bekerja disini mulai sekarang.
Memiliki bos yang berwajah datar seperti ini bisa membuat diet alaminya berjalan lancar. Batin.
"Tidak sepenuhnya orang Korea. Nenek saya orang Daegu, tapi kedua orang tua dari Indonesia." jawab si gadis.
Sajangnim mengangguk.
"Saya sudah lihat resume milikmu. S1 jurusan Hubungan Internasional. Boleh juga. Manager Shin, selanjutnya saya serahkan padamu."
"Baik, Sajang-nim. Terima kasih banyak. Kami permisi."
Lagi-lagi kami membungkuk, acara ramah tamah selesai. Dan akhirnya bisa keluar dari ruangan dingin tadi.
Dingin bukan hanya karena masin pendingin ruangan yang kencang menghembuskan angin, tapi juga karena orang yang dipanggil Sajang tadi membuat suasana bagai di kutub.
"Maria? Benar saya panggil Maria?"
Perjalanan pulang tak secepat tadi, melangkah pun lebih santai.
"Iya, Maria saja."
"Padahal namamu bagus. Shea Ann Marie. Kenapa tidak Shea atau Ann?"
Ini orang kenapa? Tadi tegas sekarang banyak tanya.
"Memang terbiasa dengan Maria. Shea hanya untuk keluarga dekat saja."
Perjalanan mereka berdua berlanjut dengan berdiri di depan pintu. Lagi? Kali ini siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Don't (like it) Stop || ✔️
Romance❝ᴀᴋᴜ ʜᴀɴʏᴀ ɪɴɢɪɴ ʙᴇᴋᴇʀᴊᴀ, ᴛᴀᴘɪ ᴀᴋᴜ ᴍᴀʟᴀʜ ᴛᴇʀᴊᴇʙᴀᴋ. ʟᴇʙɪʜ ᴛᴇᴘᴀᴛɴʏᴀ ᴅɪᴊᴇʙᴀᴋ. ᴘᴇsᴏɴᴀᴍᴜ ᴍᴇᴍʙᴜᴀᴛ ɴᴀᴘᴀsᴋᴜ ʙᴇʀʜᴇɴᴛɪ. ᴋᴀᴜ ᴍᴇᴍʙᴜᴀᴛᴋᴜ sᴇsᴀᴋ ᴅᴀɴ ᴛᴀᴋ ʙɪsᴀ ʟᴀʀɪ❞ - sʜᴇᴀ ᴀɴɴ ᴍᴀʀɪᴇ