Emma Watson as Aliana Tanuwijaya
"Sori, Van. Gue gabisa nerima elo"
Aliana mengembalikan sebuket bunga pada Ivan. Ivan menerimanya dan hanya tersenyum gentir. Mereka berdua sedang di taman ditemani oleh angin yang berhembus sepoi-sepoi. Aliana takut apakah Ivan akan marah karena tidak menerimanya. Aliana memejamkan mata menunggu saat-saat dia akan kena bentak oleh Ivan. Atau akan memaksa Aliana untuk menjadi pacarnya.
"Gapapa, kok, Al. Berarti gue belum bisa jadi cowok yang pantes buat lo"
Ivan tersenyum. Dia mengulurkan tangannya dan membelai lembut pipi Aliana. Ivan menarik tangganya kembali. "Semoga lo dapet cowok yang memang cocok buat lo ya, Al"
Ivan berbalik dan pergi perlahan-lahan menjauhi Aliana.
"Ivan!" Aliana memanggil Ivan. "Makasih, ya!"
Ivan diam dan berbalik untuk melihat Aliana kembali, "Sama-sama"
Ivan pun menghilang dari pandangan Aliana. Aliana berjalan mendekati kursi di taman dan mendudukinya. Dia menatap ke atas dan memejamkan mata. Dia ingat ketika dia punya impian untuk menikah dengan pangeran. Impian anak kecil, batin Aliana. Aliana mengambil liontin dari lehernya. Dia menatap liontin itu sejenak dan membuka isinya. Fotonya bersama Papa dan Mama. Dia menyentuh foto Mama. Mama sangat sehat saat itu. Aliana baru tahu ketika kelas 3 SMP dari Papanya bahwa Mamanya mengidap penyakit kanker darah. Sudah 3 tahun lebih lamanya. Mama sengaja tidak memberitahukan Aliana, karena tidak ingin dia menjadi khawatir. Dia menutup liontinnya dan mengalungkan kembali ke lehernya.
Aliana bangkit dari kursi taman untuk pergi ke kelas. Ketika mau pergi, Aliana melihat sahabatnya sedang berjalan ke arahnya.
"Al!"
Medy mendekati Aliana dengan wajah ngos-ngosan. Medy berusaha mengatur napasnya dengan memegang dadanya. Keringat mengucur dari dahinya. Rambutnya pun sudah acak-acakan.
"Gimana? Lo nerima ga?"
Aliana menggeleng, "Gue tolak"
Mata Medy membulat, "Apa?! Masa, sih?! Yaampun ngapain lo tolak, Al. Dia kan sudah kayak harapanmu Al. Kayak pangeran"
"Emang, sih, kayak pangeran. Kurang ganteng kali, ya"
Aliana melihat mata Medy melotot. Seperti, dia mendengar kalo Medy, "Bego lu, ganteng gitu dibilang kurang ganteng"
"Jangan melotot gitu. Yah gue cuma bercanda kali. Jangan diseriusin juga"
Medy melihat hpnya. Dia membaca sms sebentar dan menutup hpnya.
"Gue tau gimana caranya biar lo dapet pacar"
####
Aliana tampak cantik malam ini. Dia mengenakan dress pink yang panjangnya selutut dan menggunakan blazer berbahan jeans. Aliana mengenakan heels pink pula. Saat ini dia dan Medy pergi ke suatu tempat untuk acara kencan buta.
Ya, kencan buta.
Kencan buta itu adalah kencan dimana kita akan dipertemukan oleh sejumlah laki-laki yang belum pernah dikenal. Ya seperti ajang mencari jodoh. Mereka akan berkenalan satu sama lain. Dan saling mengakrabkan diri. Yah, Aliana berharap mendapatkan pacar seperti pangeran di kencan buta kali ini. Kalo tidak sih, nggak masalah juga. Yang penting dia akan bersenang-senang disini.
Aliana dan Medy masuk ke ruangan karaoke. Disana terdapat sejumlah orang laki-laki. Ada 5 orang. Medy dengan ceria masuk ke dalam ruangan karaoke. Sepertinya Medy mengenal semua laki-laki ini. Jika memang begitu, aman. Aliana tidak perlu takut oleh semua laki-laki yang tidak dikenalinya ini.
"Hei, Medy! Akhirnya lo dateng juga. Lo bawa teman, ya. Cantik juga"
Medy memperkenalkan Aliana dan menyuruh Aliana duduk di antara laki-laki itu.
"Perkenalkan, namanya Aliana Tanuwijaya. Sekarang dia sedang mencari laki-laki seperti pangeran disini"
Aliana melotot mendengar ucapan Medy. Lalu tiba-tiba wajahnya berubah menjadi merah.
"Wah, seperti pangeran, ya? Aku mau kok jadi pangeranmu"
"Aku juga mau, kok, Aliana cantik"
Aliana mundur sedikit karena semua laki-laki ini terlalu dekat dengannya.
"Huph, seperti pangeran? Kayak anak kecil aja"
Aliana, Medy, dan semua laki-laki itu menoleh serentak ke arah seorang laki-laki di pojok sana. Laki-laki itu tertawa kecil dan menatap tajam ke arah Aliana. Dia mendekati Aliana dan menatap wajahnya. Lalu dia mendekatkan wajahnya ke wajah Aliana.
"Omong kosong, ada cowok kayak pangeran. Bullshit tau ga. Semua cowok itu mesum ngerti?"
Wajah Aliana berubah menjadi merah dan tampang kesal menempel di wajah Aliana, "Apaan, sih?! Berarti lo itu mesum juga kan?!"
"Emang"
Aliana mengambil tasnya dan pergi menuju pintu keluar, "Moodku jadi rusak. Gue pulang aja"
"Loh, Aliana?!" Medy mengikuti Aliana yang keluar dari ruangan karaoke.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Prince
Teen FictionAliana Tanuwijaya, gadis yang sudah berjanji akan menemukan jodoh yang seperti pangeran. Sialnya, dipertemukan oleh Revo, cowok menyebalkan yang membuat Aliana berdebar-debar. Dibalik cerita mereka terdapat kisah kelam yang akan mereka hadapi demi s...