"Nora, elu beneran gak mau nebeng pulang sama gue?" tanya Mona, menawarkan tumpangan kepada Nora untuk pulang bersama.
Mona, adalah sahabat Nora sejak di bangku SMA, jujur saja Nora sebenernya tak punya banyak teman. Walau dia dianggap anak kaum hits di sekolahnya bukan berarti banyak siswa-siwi SMA Bakti Bangsa yang berminat berteman dengannya, Itu di karnakan Nora selalu bersikap acuh dan Dingin, tak ayal itu membuat Nora di cap sombong atau arogan, toh dia hidup bukan untuk menyenangkan orang banyak. Ini hidupnya tak ada satu pun yang berhak untuk mengatur dirinya!
Beramah tamah dengan orang sebenarnya bukan gaya Nora, dia lebih cendrung bersikap tertutup. Walau tertutup bukan berarti dia antipati, toh dia juga bisa berteman. Contohnya Mona, dia adalah sahabat Nora sejak dibangku SMA, bukan itu saja Rama, Kevas juga Bianca adalah teman-teman bersekumpulanya. Kalau bahasa kerennya mereka satu geng dengan Nora.
Geng mereka terkenal karena mereka adalah kumpulan anak-anak hedon. Bagaimana tidak? Rama adalah anak seorang penjabat lebih tepatnya anak menteri keungan, sedangkan orang tua kevas adalah pengusaha batu bara, kalau Mona dia dari keluarga darah biru, Bianca? Wah jangan di tanya dia youtuber sekaligus anak dari seorang sutradara terkenal dan terakhir Nora, ia adalah salah satu bagian dari keluarga terpandang, Keluarga Adipati. Siapa tak kenal dengan keluarga itu? Keluarga pengusaha yang bergerak dibidang perhotelan dan maskapai penerbangan. Itu membuat Nora selalu mendapatkan pandangan memuja dan kagum. Ya hidupnya teramat sempurna, kalau tampak dari luar.
"gak Mon, gue pulang naik busway aja. Biar lebih cepet, Males gue macet-macetan di jalan hehehe." kata Nora sambil menggaruk tengkunya yang tidak gatal.
Mona berseru jengkel, "ya tuhan, elu tuh anak orang kaya tapi kok mau sih naik transportasi umum? Dempet-dempetan sama orang, iuh.... Elu gak jijik apa?"
Nora menggeleng kecil, "enggak kok, lagian enak tau naik busway. Sekali-kali elu coba deh naik busway, gue jamin elu ketagihan."
"gila lu, gue di ajak naik busway? Ketagihan? Bukannya ketagihan malah trauma gue!"
"ah lebay lu, yaudah ya gue cabut, bye Mona."
"bye Nora.."
Setelah pamit dari Mona, Nora langsung bergegas pergi ke halte dekat sekolah, menunggu busway disana.
--------
Dahi Nora berkerut samar saat melihat ada beberapa mobil berjejer rapih di perkarangan rumahnya. Bingung, satu kata itu mewakili perasaannya sekarang. Ada apa ini?
Nora kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti, matanya menyusuri satu persatu mobilnya yang terpakir apik. Siapa sih pemilik mobil-mobil ini? Batin-nya bertanya-tanya.
Lalu Nora membuka pintu rumah, dan anehnya pintu rumah tidak terkunci. Nora semakin penasaran, Nora pun masuk kedalam rumah.
"assalamua-" ucapan Nora tiba-tiba terhenti, matanya terbelalak, terkejut. Nora terkejut dengan isi rumah yang kini sangat-sangat berantakan. Bahkan kalau dibilang mirip kapal pecah, kalimat itu kurang tepat. Mungkin hutan adalah kata yang lebih tepat!
Kulit kacang dan kartu remi berserakan, playtasion yang di taruh sembarangan, gelas-gelas plastik berhamburan dimana-mana, dan kaos berceceran di lantai. What! Kaos!
Melihatnya membuat Nora menarik nafasnya dalam-dalam bersiap-siap meluapkan emosinya dan-
"ABANG RIAN!........... DIMANA LU!? KENAPA RUMAH BISA BERANTAKAN KAYAK GINI!? KESENI LU SEKARANG!" teriak Nora. Suara cempreng Nora menggema ke seleruh sudut rumah.
Suara langkah kaki mendekat, tapi bukan dua langkah kaki yang berjalan mendekat tapi seperti ada beberapa orang.
"eh, Nora udah pulang." Rian dengan beberapa cowok muncul dari taman belakang, tubuh dan rambutnya basah, menandakan kalau dirinya sehabis bernang, sama seperti beberapa cowok di belakang Rian.
KAMU SEDANG MEMBACA
NORA
أدب المراهقينdibalik seyum itu ada air mata dibalik tawa itu ada jeritan diantara kesempurnaan itu hanya ada sosok rapuh yang sedang mengambil peranan-nya terbelenggu, tenggelam, hayut pada kelam. terjun bebas kedalam kesakitan tak berujung, masa lalu menyeretny...