Sesampainya di UKS, Reyna langsung berbaring di bed yang sudah tersedia diruangan bernuansa putih dan berbau khas obat tersebut.
Bukannya tidak memperdulikan hukuman tersebut. Tetapi daripada Reyna pingsan dilapangan dan menyusahkan orang lain lebih baik dia langsung berbaring di UKS.
Toh nanti Ibu Rahayu bakalan ngerti-ngerti aja kok.
"Lo gak 'papa kan, Na? Gue ambilin makanan aja gimana? Lo pasti belum makan apa apa dari pagi. Gue ambilin makanan ya? Daripada ntar lo sakit kan?" cerocos Lolita yang baru saja mendudukan bokong nya di kursi dekat tempat tidur tersebut.
Dasar Lolita!!
"Iya udah. Gak nyusahin lo kan? Kalo nyusahin gak usah deh. Bentar lagi juga istirahat kan?" tanya Reyna karena merasa tidak enak jika menyusahkan sahabat lamanya tersebut.
"Ya enggaklah. Kalo lo nyusahin gak bakal--
Perkataan Lolita terpotong karena diselak oleh perkataan seseorang dari belakang Lolita.
"Ini. Lo makan ini aja ya, Na. Baru kok. Gak pakek micin apalagi racun. Hehehe."kata Steven yang batu saja datang dengan membawa nampan yang berisikan bubur dan teh hangat.
Iya. Steven lah yang menyelak perkataan Lolita tadi saudara..
"Thanks. Gak usah repot-repot juga kak. Aku makan nanti aja setelah Istirahat. Itu kakak makan aja."ujar Reyna berusaha tidak ingin membuka hati kepada Steven guna menghargai perasaan Charine.
"Gak juga kali. Ini lo makan aja,gue udah sarapan tadi. Lo belum sarapan kan?? Gak usah gak enak gitu. Gue aja selow-selow aja yang ngasih. Gak usah mikirin oranglain kalo kebahagiaan lo dipertaruhkan. Nih! Makan!!"perintah Steven karena sudah mengetahui apa yang dijaga oleh Reyna.
"Thanks kak." ucap Reyna sambil ingin mengambil alih nampan yang berada ditangan Steven.
"Gue aja"kata Steven. "Kalian boleh keluar. Nyumpek tau!" lanjutnya dengan nada candaan.
"Yaelahh. Bilang aja kalo mau berduaan." sinis Carrel.
"Tau tuh!"timpal Iwan.
"Yaudah kalo lo udah tau,mending pada minggat. Huss huss" usir Steven dengan masih nada bercanda.
"Iye iye" ucap Lolita
Akhirnya Lolita, Malvin, Carrel, Iwan, Landry dan Evan keluar dari ruangan tersebut. Sepeninggalnya mereka, Steven mulai mendekat kearah Reyna dan duduk di pinggiran tempat tidur yang ditiduri Reyna.
"Gue yang suapin ya."
"Gak usah kak. Gue bisa sendiri kok" tolak Reyna.
"Gak! Gue aja! Lo belum pulih!" tegas Steven.
"Gak usah kak. Gue bisa!!!" tolak Reyna lagi.
"Gue aja"
"Gak usah kak"
"Gue"
"Gue aja"
"Gue bilang gue! Gue aja Reyna Anastasya Camillia" tegas Steven sekali lagi.
"Terserah!"kata Reyna pasrah.
Senyum sumringah ditampilkan Steven karena permintaannya sudah terpenuhi oleh Reyna
"Aaaaa" ucap Steven memirukan gaya ibu-ibu yang akan menyuapi anaknya yang susah makan.
Suapan pertama diterima oleh Reyna. Suapan kedua pun sama. Suapan ketiga pun masih diterima oleh Reyna. Sampai kesuapan keempat. Ia tolak secara halus.
"Udah kak. Gue udah Kenyang"kata Reyna ingin mengakhiri acara makannya.
"Ellahhh!! Baru tiga sendok. Lagi ya?"Kata Steven.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestie
Literatura Faktu"Terimakasih. Terimakasih sudah menjadi wanita kedua yang mengajarkanku arti penting dari cinta dan kasih sayang. Sudah mengajarkanku keberanian dalam menaklukkan seseorang sepertimu dan memperbolehkan aku untuk datang dan berdiam dalam kehidupanmu...