Btw sorry jarang bales komentar kalian. Saya sedang sibuk.
Jangan lupa vote komennya ya wkwk.
Komandan POV's
Definisi cowok brengsek itu ya macam Adipati. Dia benar-benar melakukannya. Menyosor bibir perempuan itu. Aku marah karena perempuan itu membiarkannya! Atau karena apa ya? Jelasnya aku marah karena dengan seenak jidatnya dia meninggalkan tugas untuk menanak nasi!
"Nggak usah kesal, bang. Biar aku saja."
Lalu apa maksudnya tidak ada sinyal!? Jelas-jelas dia sempat menjawab pertanyaanku.
Mungkin sebentar lagi dia akan kembali. Celakanya, 1 jam berlalu tetapi dia belum kembali! Sabar-sabar. Kenapa aku mesti semarah ini? Mau dia terjun ke jurang aku tidak masalah. Ya, tidak masalah. "Mau tidur?" tanya Gani. Kami baru saja selesai makan.
"Ya," jawabku singkat.
Daripada kesal, mending aku tidur saja toh besok aku harus dinas.
Aku merasa tubuhku diguncang seseorang. Ternyata oleh Adipati. "Komandan bangun," katanya. "Nasinya abis dimakan anjing." Sial aku lupa menutupnya. Aku memang mencampur sarden dan nasinya secara bersamaan.
"Habis ngentot?" kataku kasar.
"Ish bahasanya. Jangan gitu ah, komandan nggak pantes nyebutnya. Saya laper, masakin lagi ya?" katanya penuh harap.
"Jawab dulu habis ngentot?"
Dia mendesah. "Nggak. Cuma ... emmm ... nggak sampai gitu kok. Sumpah. Buruan ya. Atau saya minta sardennya. Ada di mana? Biar saya sendiri yang buat."
Kuambil dua kaleng sarden di dalam tas kemudian keluar tenda. Kunyalakan api lalu memasak ala kadarnya menggunakan kompor kecil khusus camp. "Dari tadi ponsel komandan berisik. Buka dulu komandan, takutnya penting."
Setelah kubuka ternyata teror pesan dari Leo-tidak, tetapi Lia. 'Kya bapak lagi camp, em!? Kok nggak ngajak ey! Ikut dums, ey boleh nyusul ya? Sama siapa, pak?'
Bahasanya masih sukar kupahami.
'Pak ey, Dewi, sama temen-temen yang lain udah di gunung nih. Bapak di mana?'
Apa!?
Sontak aku mengedarkan pandangan. Lia ke sini? Ini mimpi buruk! Aku tidak mau malamku jadi berantakan gara-gara dia. Tapi pesan ini telah dia kirim 1 jam yang lalu, dia pasti sudah pulang. Eh dia menulis pesan lagi. 'Yes akhirnya bapak read juga. Di mana, pak? Ey ada di dekat tugu.' Ini salahku karena menuruti perintahnya untuk memposting aktivitasku di instagram.
Kujawab, 'Nggak usah. Bapak lagi sama temen. Mereka udah pada tidur."
'Kyaaa bapak jahara! Pokoknya ey mu ketemu!'
Hiiiii.
Kumatikan data lalu kulempar ponselku ke dalam tenda. "Ada apa komandan?"
"Ah bukan, saya habis lihat hantu."
"Hantu?"
"Ya, hantu."
Makanan jadi 30 menit kemudian. Mie campur sarden. Aku tidak tahu rasanya enak atau tidak, namun ketika melihat Adipati lahap sekali ketika memakannya entah kenapa aku merasa senang. "Enak?"
"Mantep komandan!"
"Kalau gitu habisin."
"Komandan nggak makan?"
"Udah tadi."
Aku mafhum sekarang. Adipati menggodaku hanya untuk candaan semata. Dia pria normal. Buktinya saat dia menggagahiku nama yang dia sebut adalah Anggun dan ketika melihat perempuan berbadan gitar Spanyol dia langsung tertarik. Lalu siapa yang kusuka? Aku tidak merasakan debaran apa-apa ketika melihat perempuan itu. Atau yang kusuka adalah perempuan polos berkerudung? Mungkin iya. Hmmm biarlah waktu yang menjawab pada siapa hatiku berlabuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Preman Addict [ManXMan] [Tamat]
Любовные романыKisah membosankan antara preman dan tentara.