Yamanaka Himawari

1.6K 99 22
                                    

Himawari terus berusaha mengatur detak jantungnya menatapi dirinya yang kini berbalut dengan gaun pengantin panjang yang menutupi kedua kakinya.

Jujur, jauh di dalam hatinya dia bahagia tapi ayolah siapa yang mau dinikahkan disaat usianya saja belum genap 20 tahun? Dijodohkan pula. Memangnya ini zaman apa? Siti Nurbaya?

Dan lagipula, apakah pria itu bahagia dengan hal bahagia ini? Harusnya sih begitu, tapi hati manusia siapa yang tau?

Kalau bisa, jujur dia ingin kabur dan menghilang! Tapi itu sama saja mencoreng nama baik keluarganya karena dia kabur di hari pernikahannya, dan dia tidak mau itu terjadi.

Dia juga sama sama tidak menginginkan pernikahan ini, dia juga begitu. Jika di hari pernikahannya saja tidak ada secercah kebahagiaan diantara keduanya, maka bagaimana di kelanjutan harinya?

"Arghhhh!!!!!" Racau Hima mengepalkan tangannya dan melemparnya ke udara, niatnya dia ingin mengacak acak surau indigonya itu sampai puas namun itu berarti dia tidak menghargai jasa Ino untuk merias rambutnya

Himawari terdiam. Gugup, senang,kesal dan ragu bercampur jadi satu dalam hatinya. Akankah dia bisa menyandang status istri itu? Akankah dia bisa menjalani hubungan yang bernama pernikahan itu?

"Hima-chan! Apa yang kau lakukan disini? Cepatlah! Acaranya mau dimulai!" Cerocos Sarada yang sengaja menyusul Hima kesini

"Oh iya iya"

"Wahhh kau cantik sekali, Hima" pujinya terkagum dengan penampilan Hima sekarang

"Biasa saja dong! Aku malu tau!"

"Tidak usah malu malu lah! Acie cie yang mau jadi istri nya kak Inojin die cie"

"Sudah ah! Kau ini menggodaku saja!"

"Ngaku saja lah!"

««◎◎»»

Argh!!! Hentikan ini kumohon!

Batin pria itu kini terduduk di bangku itu. Sumpah! Menikah bukanlah prioritas atau tujuan hidupnya, memikirkan cinta saja tidak pernah apalagi tentang pernikahan?

Kalau bisa, dia ingin menghilang sungguh! Tapi jika dia berani melakukan itu, itu sama saja dia  menghancurkan kepercayaan orang tuanya dan dia tidak mau itu terjadi. Baginya orang tuanya itu adalah dewa baginya. Maka hal itu tidak mungkin dilakukan

Tapi, ck! Cinta saja dia tidak tau apa itu, apalagi pernikahan?
Syukur kalau wanita yang akan jadi isterinya itu seorang yang ia inginkan, ini tidak!
Malah gadis menjengkelkan yang selalu mengikutinya persis seperti anak ayam yang selalu mengekori induknya, belum menikah saja sudah begitu apalagi sudah?

Tidak ada cara lain, selain mengikuti semua ritual yang ada dan menjalani hidup bersama si gadis konyol itu. Walau kenyataan ini pahit baginya tapi memang begitu adanya.

"Semua akan baik baik saja, selama kau bahagia dan ada cinta diantara kalian"

Bahagia saja tidak ada apalagi rasa cinta?

««◎◎»»

"Apa yang kau lakukan disini? Bodoh!" Umpat Inojin begitu melihat Hima memasuki kamar tidurnya lengkap dengan koper miliknya

"Bibi—Eh ibu bilang kamarku disini, makanya aku kesini" ucapnya jujur

"Cih! Cari kamar yang lain!"

"Di??" Tanyanya lagi, memang selama Ino mengajaknya berkeliling kamar utama hanya ada 3 saja, tadinya dia mau menawarkan diri tidur di salah satu kamar tamu namun tidak dapat izin dari ibu mertuanya itu "Ibu bilang aku tidak boleh tidur di kamar tamu, kalau boleh juga sudah sedari tadi aku kesana"

Can We Fall In Love? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang