BAB 1

72 21 21
                                    

"Berusahalah untuk mendapat yang kamu inginkan, suatu saat usahamu berbuah dan dapat kamu petik"

Radean Hilmy Ezwar, Idol terkenal yang telah didebutkan beberapa bulan yang lalu oleh Next In Entertainment dengan bakatnya Vocal, Dance, dan Rap. Radean sendiri memiliki berbagai bakat yang dapat memikat hati para fansnya.

Laki-laki yang baru menginjak bangku kelas 11 SMA ini, juga tak kalah berprestasi dalam bidang akademik maupun non-Akademik di Sekolahnya. Jangan lupa akan ketampanan Radean yang mendapat gelar Cassanova di Sekolahnya.

Semua orang pasti terpikat dengan seluruh keistimewaan yang dimiliki Radean, tapi tidak untuk Ressa Levenia. Gadis yang selalu menghindari seorang yang bernama Radean. Tak segan-segan, Ressa sering sekali bersikap acuh tak acuh kepada Radean.

Radean sering kali melihat sifat cuek dari Ressa, nampak kebencian di mata Ressa untuk Radean. Jika diingat apa kesalahan Radean maka ia akan berpikir berkali-kali, mengingat awal pertemuannya dengan Ressa, ia sangat akrab dengannya. Ressa yang dulu ceria, terbuka, dan penuh humor.

Entah mengapa setelah semester 2 kelas 10, Ressa menjadi berubah drastis. Kesekian kalinya Radean mencoba mendekati Ressa, untuk mendapat perhatian Ressa.

Entah kenapa, Radean suka dengan sifat cuek Ressa yang membuat ia selalu ingin berjuang agar kebencian itu berubah menjadi kasih sayang.

-Rosient-

Pagi ini koridor SMA Taruna Wijaya tampak masih lengang, mengingat masih menunjukan pukul 06.15. Seperti biasa Dean berjalan kearah loker untuk menaruh beberapa buku-bukunya.

Saat Dean akan membuka pintu lokernya, ia melihat Ressa yang berjalan sendirian kearah tangga sambil memainkan telefon genggam.

Dean mengurungkan niat untuk membuka loker. Ia lebih memilih untuk mengikuti Ressa kearah tangga. Dean mempercepat langkahnya. Ia mencoba memanggil Ressa, tapi tak di acuhkan.

Jelas tak diacuhkan, Ressa membencinya, selalu menghindar dari Dean, setiap diajak bicara pasti ketus dan cuek. Dean sudah terbiasa dengan sifat Ressa yang seperti itu.

Dean percaya, itu bukan sifat asli dari seorang yang bernama Ressa Levenia. Ressa hanya menampakkan sifat lainnya agar Dean menjauh darinya. Dean memiliki feeling yang kuat, pasti ada alasan yang tidak bisa Ressa jelaskan mengapa ia membencinya.

Dean akan menunggu kapan pun untuk mendengar alasan itu. Sebenarnya, Dean beberapa kali menanyakan hal itu kepada Ressa. Tapi Ressa hanya menanggapi dengan senyum sinis, lalu pergi begitu saja.

Dengan langkahnya yang lebar Dean lansung menghadang Ressa yang akan menaiki anak tangga. Ressa yang fokus memainkan gadget pun sadar, dan melepaskan headset yang ia pakai.

"Pagi Ressa Leveniaaaa," Ressa menatap Dean dengan memutar bola mata malas, lalu Ressa memilih melangkahi anak tangga yang tak dihadang Dean.

Dean tak menyerah begitu saja. Ia menghadang lagi tangga yang akan Ressa lewati, sambil melentangkan kedua tanganya. Sehingga Ressa tidak dapat lewat.

Ressa terpaksa angkat bicara. Pagi ini mood nya buruk, ia tak ingin semakin memperburuk moodnya dengan meladeni sifat kekanak-kanakan seorang Dean,

"Gue ngga ada urusan sama lo, minggir" Ressa mendorong lengan Dean. Tapi Ressa kalah kuat dengan tenaga milik Dean.

"Lo minggir atau gue yang minggir dari sini," kali ini Dean mengalah. Karena wajah Ressa nampak merah padam, seperti penuh kemarahan. Ia tidak ingin membuat gadis itu marah di pagi seperti ini.

RosientTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang