Chanyeol berlari seperti orang kesetanan, dia bahkan tak perduli dengan pakaian yang dia kenakan. Pria itu hanya mengenakan baju piama hitam dan sandal rumahan.
Raut wajah chanyeol terlihat sangat khawatir, tadi chanyeol mendapat telpon jika Sowon kembali kejang dan hal itu membuat chanyeol seperti orang bodoh yang langsung berlari keluar dari rumah, berlari dengan jarak 10 km dari rumahnya menuju rumah sakit, meluoakan jija dia memiliki sebuah mobik di rumah, gila bukan? Tapi hal itu tidak di pedulikan oleh chanyeol.
Begitu sampai, chanyeol langsung menghampiri lay. Dengan nafas terengah dia meminta penjelasan tentang kondisi Sowon.
"Hosshh! Lay! Sowon?" ujar chanyeol tersengah karna dia masih berusaha untuk mengatur pernafasannya.
"Di dalam, lo cek aja sendiri" balas lay, menepuk pelan tubuh chanyeol dan meninggalkan chanyeol yang masih berdiri di depan pintu kamar inap istrinya.
Ada sedikit rasa ragu, dengan perlahan chanyeol membuka pintu bercat putih itu. Dengan perlahan, chanyeol memasuki ruangan Sowon. Langkah chanyeol terhenti, dia terpaku pada sosok di depannya.
Seseorang yang sangat dia rindukan, seseorang sebulan ini dia tangisi setiap harinya kini terbaring tanpa peralatan. Selimut menutup seluruh tubuhnya, tubuh chanyeol melemas, kakinya seolah tak lagi berpijak pada lantai. Chanyeol berharap ini mimpi, dengan berat chanyeol kembali melangkah untuk kemudian mendekati ranjang itu. Ranjang yang selama ini menjadi tempat istirahat Sowon.
Tangannya bergetar, dengan perlahan dia membuka selimut putih yang menutupi tubub Sowon. Air matanya tak bisa ia bendung lagi begitu melihat tubuh pucat pasi wanita yang sangat ia cintai, chanyeol menggeleng tak percaya. Pria itu memeluk erat tubuh dingin Sowon, menangis meraung-raung melihat tubuh kaku istrinya.
"Engga! Ga mungkin! SOWON GA MUNGKIN PERGI! SOWOOON!! ARRGGGHHHHH!! SOWOOON!!" teriak chanyeol histeris dengan tangisannya.
"Jangan tinggalin aku, aku mohon.. Sowoooonnn!!! Bangun! Kamu ga boleh pergi sayangg! Banguuunnn!!" pekik chanyeol.
Pria itu jatuh terduduk di lantai, dadanya sesak. Apakah ini akhirnya? Akhir penantiannya selama ini? Apakah Sowon memilih pergi bersama bayi mereka? Kenapa mereka meninggalkannya sediri? Tak akan ada artinya lagi hidup chanyeol, tanpa Sowon.
Chanyeol terus meneriaki nama Sowon, memanggil-manggil nama itu seolah ingin membuat bangun. Namun itu tak berguna, Sowon sudah pergi. Dia tak akan pernah kembali lagi pada chanyeol.
"Kenapa kamu ninggalin aku yangg? Bisa apa aku tanpa kamu? Aku mohon jangan tinggalin aku" lirih chanyeol.
Seseorang menghampirinya, menepuk pelan bahunya.
"Yeol?! Chanyeol bangun!!"
Kedua mata itu terbuka, itu hanya mimpi, chanyeol bersyukur karna dia terbangun. hal pertama yang dia lihat adalah sosok pria berjas putih yanh sedang berdiri di hadapannya. Chanyeol langsung berdiri dan memburu lay dengan pertanyaannya.
"Sowon dimana? Dimana dia? Dia ga papa kan lay? Dia ga ninggalin gue kan? Lay! Jawab!" pekik chanyeol.
Lay mendengus, pria itu menggelengkan kepalanya. "Lo liat sendiri kedalem"
Chanyeol membeku, bayangan Sowon akan meninggalkannya membuat chanyeol ketakutan. Chanyeol menggelengkan kepalanya kuat-kuat.
"Ga, gue ga mau masuk!" ujar chanyeol.
"Lo tadi nanyain keadaan Sowon kan? Lo periksa sendiri" balas lay.
Chanyeol kembali menggeleng "Gue takut lay! Gue--"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Husband - [My Series2]✔
FanficNikah Di usia muda, kata orang itu paling sulit. Belum lagi kalo suami lo Over protektif, setiap detik semua jadwal lo harus di pantau sama dia. Squel My Boyfriend My Enemy #328 in fanfiction (09-05-18) #4 in Sowon #17 in Chanyeol