Pada sebuah pagi di tengah mimpi
Burung-burung enggan berkicau
Mereka hanya nangkring di dahan waktu
Sementara itu, sepi enggan menepi
Sepi terus saja berdiri tak tahu diriSebentar lagi musim kawin tiba
Banyak sekali baliho kampanye di sudut kota
Para burung berbondong-bondong mencalonkan diri
Menjadi suami dari bumi pertiwiHampir semua potret wajah yang terpampang pada baliho dipenuhi dengan nafsu birahi
Sorot matanya tajam, tak sabar untuk segera menggagahi bumi pertiwiDi sudut jalan yang sunyi
Ada satu baliho berdiri
Raut muka yang terpampang nampak sedih
Sorot matanya nampak sayuTiba-tiba potret yang terpampang pada baliho berbicara
"Jangan pilih saya. Memelihara sepi saja saya tak pecus, apalagi istri"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mata Uang Nyonya
PuisiMari bersulang, cinta. Selamat terjangkit rindu, semoga tak ada yang terluka.