Part 34 (s)

100 4 0
                                    

Sisi lain ?

Trey bersiap untuk latihan futsal. Namun ternyata anak basket perempuan akan latihan juga. Trey kebingungan padahal kan ini jadwalnya anak futsal. Mereka tidak bisa berbagi lapangan.

"Trey hari ini lapangan di pake anak basket dulu ya, soalnya kita mau lomba besok," ujar ketua Futsal, setelah dia bertanya.

"Kenapa dadakan? Kan bisa selepas kita latihan."

"Karena kita dapat infonya dadakan, dan sekolah meminta untuk ikut serta "

"Kenapa begitu, kalian akan kurang persiapan."

"Persiapan? Kita udah biasa menang kali trey ga perlu persiapan," 

"Oh ok, good luck." Trey keluar dari lapangan.

Perempuan yang tadi bicara dengan Trey adalah ketua basket cewenya. Trey tidak pernah ada masalah dengan siapapun tapi kenapa ketua basket itu terasa seperti  tidak suka pada Trey. Trey bersiap pulang, di gerbang ternyata ada ada Vano.

"Trey ko gak latihan?"

"Ga jadi, lapangan di pake anak basket, katanya mau lomba."
Vano hanya menganggukkan kepalanya.

"Mau kemana?" Tanya Vano saat Trey mau berjalan meninggalkan vano.

"Pulang,"

"Aku anterin, tapi tunggu dulu yak sejam aku mau ngajarin anak basket dulu,"

"Kok kamu?" Anak SMA dilatih anak SMP tidak salah?

"Pak Doni yang nyuruh, Aku kan gak bisa nolak "

"Aku pulang duluan deh No,"  ucap Trey dengan nada yang kesal. Karena dia memang sudah tidak mood sedari tadi, bayangkan, dia udah siap-siap pake baju olahraga, udah pemanasan, lari keliling lapangan dan saat hendak main, harus batal, karena lapangan dipakai ekskul lain, dia tidak bisa mengadu, karena ekskulnya memang tidak banyak menghasilkan piala sepeti basket.

"Treyy," ucap Vano seperti sebuah permohonan tanpa penolakan.

"Iya, tapi aku nunggunya di cafe sana,kali udah selesai susul aja, sekalian mau kerjakan tugas."

"Yaudah hati-hati."

Trey pergi lebih dulu ke cafe, setelah sampai di cafe, Vano barulah pergi ke lapangan.

Trey memesan minuman, kemudian dia mengeluarkan handphonenya, tugas hanyalah alibi, agar Vano tidak memaksanya untuk melihatnya melatih basket.

Bukan apa, Trey tau betul, beberapa orang yang senang cari perhatian. Dulu, ketika sparing dengan sekolah lain, mereka kerap kali bersama. Ada saja tingkah memalukan karena melihat seseorang yang mereka gemari, tidak hanya dari basket, anak futsal juga begitu.

Trey jadi tidak enak hati, dia buru-buru pergi, meninggalkan handuk kecilnya di cafe tersebut.

Remaja Jatuh Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang