Bosan, bosan, dan bosan.
Ya, itulah yang aku rasakan saat ini. Liburan 4 mingguku terbuang sia-sia, hanya di isi kata bosan. Disaat orang lain bertamasya kesana-kemari, antri tiket untuk ke luar kota bahkan luar negeri. Aku hanya di dalam rumah seharian selama 3 minggu belakangan.
Jika kalian tanya, kenapa aku tidak menghabiskan waktu bersama teman, dan keluarga?
Aku akan jawab, ayah dan bundaku memang sedang liburan berdua keluar kota. Tidak tidak, tepatnya berkunjung ke rumah kakek nenek ku di daerah Jawa Tengah.
Lalu, teman-temanku, mereka menghabiskan libur bersama keluarganya bertamasya kesana kemari. Hanya ada satu acara yang harus aku hadiri di H-2 masuk sekolah yaitu acara sweet seventeen Shafa, sahabatku.
Sebenarnya, aku punya seorang kakak, namanya Reyno. Dia lebih memilih menghabiskan waktu liburannya di kos-kosan daripada bersama adiknya. Katanya sih ingin menyiapkan untuk skripsinya. Jahat memang. Tapi nanti kalian pasti lihat sisi baik dari kakak ku ini. Kakak ku ini kuliah di Bandung, aku lupa dia semester berapa, yang kutahu dia akan lulus sebentar lagi.
Sekarang aku hanya berdua dirumah dengan Mba Edah, asisten rumah tangga dirumahku.
Tok tok tok
"Neng Kiran, Mba udah siapin sarapannya di meja makan ya." Seru Mba Edah dari depan pintu kamarku.
"Oke Mba, makasih. Kiran mandi dulu."
"Silahkan Neng Kiran." Jawab Mba Edah.
Aku langsung melesat ke kamar mandi dan melaksanakan mandi bebek yang biasa aku lakukan 4 minggu belakangan. Buat apa mandi lama-lama kalo gak kemana-mana. Ya kan?
5 menit selesai, aku langsung bergegas ke meja makan.
"Mba Edah udah makan?" Tanyaku.
"Belum Neng, tadi saya langsung kesini gak sempet sarapan." Kata Mba Edah sambil membersihkan meja dapur.
"Ayo sini makan sama Kiran aja, Mba" kataku sambil menepuk kursi kosong disebelahku.
"Gak usah Neng, saya makan dirumah aja nanti dari sini." Tolak Mba Edah.
Aku bangkit dari kursi, dan menghampiri Mba Edah yang masih—sok— sibuk membersihkan meja dapur.
"Ayolah Mba, udah kayak sama siapa aja nolak-nolak."
Mba Edah ini emang suka malu-malu kalo diajak makan bareng di meja makan, padahal mau banget. Katanya sih, nggak sepatutnya majikan makan bareng pembantu. Padahal, aku dan keluargaku udah anggap Mba Edah kayak saudara sendiri.
"Mejanya juga udah bersih, ngelap apa lagi sih Mba?" Kataku.
"Eh- iya juga ya Neng." Kata Mba Edah salah tingkah.
"Ya udah ayo makan Mba," ujarku, sambil menarik satu tangan Mba Edah ke meja makan.
"Gak usah repot-repot aturan mah Neng, biar saya makan dirumah a..."
"Udah lah Mba, temenin Kiran makan sekali-kali gak dosa kan?"
"Enggak Neng." Kata Mba Edah.
"Ya udah atuh, Mba Edah ambil makannya. Apa mau Kiran ambilin?" Kataku sambil bersiap mengambilkan piring.
"Ehh gak usah atuh neng Kiran, saya bisa sendiri." Katanya sambil menahan tanganku.
Aku tersenyum. Akhirnya, gak sarapan sendirian.
Setelah makan, aku beranjak ke ruang TV. Bukan untuk menonton TV sebenarnya, hanya untuk back-sound aku bermain handphone.
KAMU SEDANG MEMBACA
K A K U
Teen Fiction"Sekarang gue cuma mau fokus buat ngejar kampus impian gue, nggak mau ngejar cowok. Ribet." -Kirania Alshafani, jomblo dari lahir. Alih-alih fokus mengejar kampus impian, Kirania justru sering terpikirkan tentang cowok idamannya. Entahlah, apa dia...